Gone

523 42 0
                                    

Seharian ini Claire terkantuk-kantuk memerhatikan Luke sepanjang hari. Seperti saat ini, ia mengawasi Luke di luar kamar asrama pria itu sambil bersembunyi dari tempat yang tidak langsung terlihat ketika Luke keluar kamar.

Sekali lagi dia melirik jam dari ponselnya. Pukul 23.46 malam. Sudah seharian dia mengikuti Luke, tapi pria itu tidak ada melakukan hal yang mencurigakan. 'apa aku pulang saja?' Claire menguap, akhir-akhir ini ia memang kurang tidur, akibatnya tubuh Claire cepat sekali kelelahan.

'sabar Claire,' batinnya berbisik. Entah mengapa firasatnya mengatakan jika dia akan menemukan yang dia cari malam ini.

KRETT suara pintu berdecit. Mata yang tadinya sudah layu kini segar kembali ketika dilihatnya Luke keluar kamar menggunakan hoodie abu dan menutup kepalanya.

Claire bangkit dan mengikuti Luke dari belakang tanpa menimbulkan suara apapun. Mereka melewati jalan menuju sekolah dari asrama pria yang tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. 'apa yang Luke lakukan malam-malam begini ke sekolahan?'

Luke yang sama sekali tidak merasa ada yang mengikuti terus saja berjalan melewati pohon jeruk orange yang sudah berbuah lebat di musim gugur ini. Menuju gudang sekolah tempat dia menyembunyikan Harvey.

Luke memerhatikan kanan kiri sebelum membuka gudang dengan kunci di tangannya.

Claire mengernyit bingung, setelah Luke masuk ke ruangan itu. Kaki Claire berjinjit seraya mengendap-endap dan berjongkok di bawah pintu berniat mengintip melalui celah-celah di depan rongga pintu.

Betapa terkejutnya dia saat melihat ke dalam sana. Harvey yang terikat menggunakan lakban dengan kondisi mengenaskan terduduk di kursi. 'sialan kau Luke!' maki Claire dalam hati. Claire akui pria ular itu sangat hebat memerankan sandiwara seolah dia tidak terlibat dalam hilangnya Harvey.

"Hei my brother!" Sapa Luke membuka tudung hoodie-nya. "Maaf kemarin malam aku tidak mengunjungimu, yah kau tahu lah, jalangmu itu minta ditemani. Jadi, agar tidak mengecewakanmu aku penuhi permintaannya.

"Anyway, kau ingin lihat apa yang aku bawa sekarang?" Tanyanya menatap Harvey yang tergolek tidak berdaya. "TADA!" Luke mengeluarkan pisau kecil dari kantong hoodie bagian depan miliknya.

Mata Claire membulat sempurna.

"Aku akan mengulitimu hidup-hidup kakakku sayang. Bukankah itu menyenangkan? Menyiksamu sebelum kau meregang nyawa. Uuuu aku tidak sabar!" Girang Luke gila sambil menepuk-nepuk tangannya. "Setelah itu, akan kupotong-potong tubuhmu menjadi kecil dan memberikannya pada anjing-anjing liar di luar sana. Oh good plan!"

'apa pria itu sudah gila? Maksudku dia ingin membunuh saudaranya sendiri?' Claire merogoh ponselnya dan memfoto apa yang terjadi di dalam sana. Satu-satunya yang ada di kepala Claire adalah menekan 911 tapi itu sangat beresiko jika Luke nanti mendengar. Lagi pula dia tidak akan membiarkan Luke berbuat lebih jauh lagi. Dirinya memang bad guy tapi dia tidak mungkin sampai membunuh seseorang seperti rencana Luke kepada saudara angkatnya.

Claire mencari-cari nama orang dari ponselnya. 'ah Jane,' ingatnya. Perempuan itu pernah memberikan nomor ponselnya kepada Claire dulu ketika dia meminta pertolongan pada Claire untuk menemukan Harvey.

'Jane ini aku Claire, aku sudah mengetahui di mana Harvey.' send. Seling dari mengirim pesan itu, Claire mengirim foto yang sempat dia ambil tadi.

Tidak membutuhkan waktu lama Jane membalas pesan itu. 'bukankah itu Luke?' balas Jane. Biasanya jam segini Jane masih setia memainkan media sosialnya.

'ya, dan Luke ingin melakukan hal gila pada Harvey, kau harus cepat menelpon polisi. Sekarang aku berada di gudang belakang sekolah. Aku khawatir jika aku beranjak dari sini aku justru terlambat mencegah Luke melakukan yang aku jamin semua orang tidak menginginkannya.' send.

You're (Not) Alone END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang