Always Search

431 36 0
                                    

Sungguh, pencarian yang sia-sia. Kemarin Claire sudah mengunjungi rumah orang tua angkat Harvey, namun orang tuanya pun berkata dia belum berkunjung akhir -akhir ini.

"Haaaa.." Claire membuang napas lelah. Kini dia berada di kamar Harvey merentangkan kedua tangan sambil berbaring menatap langit-langit kamar setelah seharian bolos karena masih berharap menemukan titik terang di mana keberadaan pria yang memiliki kamar ini.

Claire melihat smartphonenya mencari kontak Harvey dan mencoba menghubungi pria itu. Tetap tidak aktif. Lantas dia menulis pesan untuk Harvey. Tahu tidak akan dibalas dia tetap ngeyel mengirim massage. 'sudah 5 hari kau tidak ada keterangan. Apa kau ingin mengecewakan semua orang yang sayang dan peduli padamu huhh?' send.

"kami, maksudku.. aku merindukanmu. Kembali lah," Claire mengirimkan voice note.

Kembali Claire menutup mata sambil meletakkan smartphone yang dia pegang di depan dada. Hingga,

Beberapa menit berlalu, tiba-tiba otaknya memerintahkan dirinya agar menemui Luke. Ya, tidak salah lagi, Luke pasti terlibat dalam masalah ini, mengingat Harvey sempat menuliskan kata mencurigakan 'saudara' siapa lagi saudara Harvey selain Luke? Kalau tentang seseorang yang dekat dengan Claire, banyak lelaki yang cukup dekat dengannya selain Luke.

Ah.. mengapa Luke yang menjadi satu-satunya tujuan Claire saat ini? Jika saja Luke tidak ada hubungannya sama sekali dengan hilangnya Harvey, niscaya Claire tidak ingin bertemu pria itu sekarang.

TOK TOK Claire mengetuk pintu di depannya. Tidak ada jawaban. Claire mengetuk lagi dengan cukup kencang. Tetap tidak ada jawaban. Diliriknya jam tangan yang melingkar di tangan putihnya. Sudah jam 4 sore pastilah anak-anak di sekolahnya sudah pada bubar. Termasuk Luke, terkecuali jika dia ngeluyur tidak langsung pulang. Claire berdecih, dan masih menggedor-gedor. Dia tidak peduli, walau gedoran itu membuat asrama yang tadinya sepi kini bagaikan demo anarkis.

Hingga, pintu di depan Claire terbuka kasar. Menampilkan dua orang yang hanya memakai boxer bagi si pria dan selimut bagi si wanita. Claire menatap datar kedua orang itu. Lain halnya dengan pria di depannya yang langsung gelagapan melihat siapa yang berkunjung. "C-claire apa yang kau lakukan di sini?"

Claire melirik wanita yang berada di belakang pria itu. "Aku ingin bicara apa kau ada waktu sekarang?"

"A-ahh ada." Luke melirik wanita yang ada dibelakangnya. "Kau bisa pergi sekarang Sam."

"What?!" Pekik wanita itu menatap Luke dan Claire tajam.

"Pe r gi." Tekan Luke tidak kalah tajam, lagi dingin nan menusuk.

Claire dibuat terperanjat sejenak. Aura pria itu sangat berbeda dari biasa.

Akhirnya dengan terpaksa wanita bernama Sam itu memungut pakaiannya. Tidak lupa dia menabrak bahu Claire kasar saat melewati pintu keluar.

"Masuklah,"

Perempuan itu berjalan masuk dan memerhatikan Luke yang tengah mengunci pintu kamar. "Jadi.. apa yang ingin kau bicarakan babe," tutur Luke tersenyum. Ralat, 'apa dia menyeringai?' batin Claire bertanya-tanya.

Luke berjalan menghampiri Claire, perlahan dibukanya jaket hitam milik perempuan itu hingga meninggalkan Tang-Top tanpa lengan. Dari belakang Luke menciumi pundak Claire lembut. Perempuan itu tetap bergeming. Dia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang tengah Luke lakukan.

"Menurutmu Harvey itu orang yang seperti apa?"

Sejenak Luke menghentikan aktivitasnya. Namun tidak berlangsung lama dia kembali melanjutkan kegiatannya pada tengkuk Claire. Tangannya bergerilya di lengan mulus itu. "Orang yang senang mencuri kebahagiaan orang lain, pencari perhatian. Wajar saja karena dia tidak memiliki siapapun di sini-"

You're (Not) Alone END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang