Jika Sudah Kecewa

1.5K 67 19
                                    

Bismillahirrahmaanirrahiim.

"Saya kecewa," gumammu saat itu.

Jika sudah terlanjur kecewa, terkadang yang bisa dilakukan hanyalah menangis sesenggukan dikamar dengan pikiran yang sudah terbang melayang entah kemana.

Menangis berjam-jam, hingga kamu lupa, bahwa ternyata masih banyak yang bisa kamu lakukan.

Kecewamu kali ini bukan karena jatuh cinta lalu patah hati. Hanya saja karena impianmu yang gagal, yang menyebabkanmu merana setengah mati.

Kamu tak diizinkan orang tuamu pergi jauh. Sebab, mereka lebih khawatir padamu.

Alasan mereka yang membuat kamu akhirnya berhenti untuk mengejar cita-cita.

Namun kamu tetap tak mau berbicara dengan mereka. Kamu menyalakan mereka atas kegagalanmu ini. Padahal, kamu adalah manusia yang sedang dijaga dengan sebaik-baiknya. Dijaga dengan penuh kasih sayang dari mereka semua. Karena mereka lebih senang jika kamu berada didekatnya, dibandingkan kamu melanglang jauh, hingga akhirnya tubuhmu sakit dan tak lagi bisa sembuh.

Mereka selalu punya alasan, tapi kamu tak mau mendengarkan. Kamu lebih dulu berfikir bahwa orang tuamu tak bisa mengerti apa maumu. Bahwa orang tuamu adalah makhluk yang jahat yang pernah kamu temui.

Hingga akhirnya suatu hari, penyesalan telah datang. Lalu kamu malu untuk berucap maaf, egomu lebih tinggi, mulutmu seolah terkunci rapat-rapat. Dan lagi-lagi yang bisa kamu lakukan hanyalah menangis sendiri.

Di dalam kamar, tanpa ada teman, bahkan buku-buku tulis yang semula bersih, kini menjadi full oleh tulisan yang kamu corat-coret saat kamu tak mampu bercerita kepada siapa-siapa.

Sedih bukan? Sakit bukan? Atau kamu sekarang benar-benar sudah kehilangan tujuan?

Em...

Sebenarnya yang lebih sakit hatinya adalah orang tuamu. Sebenarnya yang lebih kecewa adalah orang tuamu. Mereka sudah mendidik dan merawatmu sejak dari kecil, namun kamu malah membentak dan memarahinya tanpa pikir panjang dan untuk menuruti satu kemauannya ini saja kamu benar-benar enggan.

Semua ini hanya karena kamu tak di izinkan untuk meraih impian.

Kamu saat itu pun tak bisa berfikir jauh. Padahal jika kamu sedikit merenung saja. Ya, sedikit... saja. Berfikirlah bahwa "mungkin saja ini takdir terbaik yang Allah berikan untukmu."

Apa kamu pernah merenung dan berfikir seperti itu? Atau, kamu lebih ceroboh dan gegabah dalam mengambil suatu tindakan.

Padahal semuanya sudah tertulis dengan jelas. Bahwa rencana Allahlah yang paling indah dari semua rencana yang telah dirancang oleh manusia saat hidup di dunia.

Lalu, setelah itu kamu memilih berpura-pura untuk tidak terjadi apa-apa. Padahal semua yang telah terjadi ini sudah membuat hubunganmu dengan orang tua menjadi tak lagi sama.

Sebenarnya mereka kecewa denganmu pula. Namun mereka tak pernah mengutarakannya. Mereka tetap memilih diam karena mereka paham, bahwa kamu adalah seorang anak yang harus disayang.

Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Hanya saja, mungkin kamu tak mengerti akan hal itu. Yang kamu pahami, hanya keinginanmu sendiri yang tak pernah bisa sepadan dengan keinginan mereka.

Beberapa hari kemudian, kamu kini lebih sering mendengarkan kajian-kajian lewat channel di youtube.

Hingga tanpa sadar, ada hidayah yang datang. Ada getaran yang muncul dari hatimu untuk kamu berubah menjadi orang yang lebih baik lagi.

Karena tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Pintu taubat Allah selalu terbuka luas untuk mereka yang benat-benar mau menyesali perbuatannya.

Sejak kejadian pertengkaran itu, kamu pun juga mengerti akan satu hal. Bahwa jika kamu bisa menjadi anak yang lebih mandiri lagi... Mungkin, suatu hari nanti mereka akan setuju. Setuju untuk kamu melanglang jauh.

Lantas, untuk kamu yang masih kecewa soal tak diizinkan oleh orang tua pergi jauh ke luar kota, tak apa. Jangan sedih lagi ya... Allah punya rencana yang lebih indah yang benar-benar akan membuatmu bisa merasa bahagia.

Jangan khawatir atas impianmu yang kamu yakini telah gagal akibat tak jadi pergi ke luar kota itu.

Toh, kamu bisa menyalurkannya lewat lain bukan?

Untuk kamu yang bercita-cita menjadi seorang pelukis dan memimpikan berkuliah di jurusan seni, tapi orang tuamu tak mengizinkan. Kamu masih bisa mewujudkannya dengan melukis setiap hari di rumah. Mencari ilmu-ilmu lewat beberapa media sosial lainnya.

Bahkan, kamu bisa sering-sering melihat tutorial lewat youtube bukan?

Nah, begitu pula untuk kamu yang memimpikan cita-cita lainnya.

Seperti ingin menjadi penulis, penari, pendesain, guru, ataupun cita-cita yang lain-lainnya. Jangan pernah ada kata putus asa untuk mewujudkan semuanya.

Jika memang kamu tak bisa meraih semua itu, tetap yakinlah... Bahwa suatu hari nanti takdirmu akan lebih indah dari pada sebelum-sebelumnya.

Jadi, sampai di sini. Bagaimana kabar perasaanmu yang semula ada sesuary yang terasa mengganjal itu?

Lebih lega? Atau, tetap sama seperti sebelumnya?

Ingat satu hal ya...

Jangan khawatir. Karena kamu tidak akan pernah sendirian dalam menghadapi sebuah masalah.

Ada Allah yang akan selalu membantu dan menolongmu hingga kamu terpanah.

Bahkan, kenyataannya... banyak orang-orang yang memiliki nasib yang sama. Tapi kamu seoalah-olah merasa menjadi manusia yang paling sengsara.

Dan salah satu diantara orang itu, adalah aku.

To be Continue.

Ketika Semangat Tak Lagi Ada (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang