Ketika kamu akhirnya memilih jalan yang tidak sama seperti teman-temanmu, tak apa. Mungkin ini memang sudah nasibmu, selagi jalanmu masih benar, teruskan saja untuk melangkah.
Yang lain memang memutuskan untuk lanjut ke universitas, sedangkan kamu? Memilih untuk tidak melanjutkan dahulu, terkadang kamu juga ragu, apa ini sudah benar? Apa ini adalah keputusan yang final? Tapi, kamu juga selalu meyakinkan dirimu sendiri agar tetap menetap pada satu keputusan.
Memilih berhenti dahulu memang lebih susah, banyak cobaannya dan terkadang membuat gundah lalu merana.
Karena berbagai macam pertanyaan pasti datang, yang membuatmu bingung tak karuan.
"Sudah lulus?"
"Mau lanjut kemana?"
"Ke universitas mana?"
"Kerja dimana?"
"Mau nikah ya?"
Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Manusia memang begitu, selalu ingin tau apa yang sedang terjadi, seolah-olah mereka adalah wartawan yang datang tanpa diundang.
Jangan sedih, mungkin ini sudah kebiasaan manusia yang ada dibumi.
Jika mereka menghina, cukup tersenyum dengan hati bangga, mungkin saat ini kamu sedang dijatuhkan, tapi percayalah... Suatu saat nanti kamu akan dikenang, sebagai sosok yang diistimewakan.
Jadi, sekali lagi... Apapun keputusanmu, aku percaya, bahwa mungkin itu memang yang terbaik. Selagi masih dijalan yang benar, jangan ragu untuk berjuang.
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semangat Tak Lagi Ada (TERBIT)
NonfiksiRank 3#Pengingat ~ 25-04-20 Ketika mulut tak mampu lagi bersuara, ketika raga nyaris menyerah, ketika semangat tak lagi ada. Dan ketika hanya kata yang dapat membantu memperbaikinya. -Sedekar kalimat pengingat, untuk hidupnya yang tak lagi ada sem...