Ditempat sepi, perlahan-lahan kamu merenung. Apa ini yang akhirnya kamu pilih, apa ini yang akhirnya harus kamu jalani.
Berjalan sendiri, dengan rasa gemuruh yang ada di dalam hati.
Tanpa ada teman, bahkan tanpa adanya satupun dukungan.
Kali ini kamu benar-benar merasa berbeda, kamu memilih untuk menjauh demi ingin melupakan semuanya.
Lantas, ternyata kamu berpikir sejenak.
Apa ini termasuk yang terbaik? Bukankah ini sama saja akan membawaku pada penghindaran sebuah masalah?
Ya, memang benar. Jika kamu memilih menjauh, maka semakin besar masalah itu akan menghantuimu.
Yang kamu butuh saat ini hanyalah satu, kamu harus "tabah" agar tetap bisa menjalani berbagai masalah yang telah menimpa.
Memang benar, jika terkadang ketenangan itu lebih membuat nyaman. Tak ada lagi yang mengganggu apalagi membentak-bentakmu, apalagi menyudut-nyudutkanmu. Namun, apakah mungkin kamu akan butuh ketenangan untuk selamanya? Hingga kamu melupakan bahwa masih banyak hal-hal baik yang ada di dunia?
Sudah seringkali dijelaskan, bahwa kamu hanya butuh istirahat sebentar.
Cobalah, sedikit ... saja. 1 hari berkumpul bersama keluarga, sahabat atau teman-teman yang lainnya, pasti pikiranmu lebih bisa terasa tenang. Tidak kacau seperti saat-saat yang sekarang.
Kamu itu seseorang yang kuat, juga seseorang yang punya akal sehat.
Percayalah, masalahmu akan segera terselesaikan. Hidupmu akan jauh lebih damai. Dan kamu, jangan lupa untuk selalu mensyukuri itu semua.
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semangat Tak Lagi Ada (TERBIT)
Não FicçãoRank 3#Pengingat ~ 25-04-20 Ketika mulut tak mampu lagi bersuara, ketika raga nyaris menyerah, ketika semangat tak lagi ada. Dan ketika hanya kata yang dapat membantu memperbaikinya. -Sedekar kalimat pengingat, untuk hidupnya yang tak lagi ada sem...