Bismillahirrahmaanirrahim.
Banyak manusia di dunia ini yang sedang merasakan hal seperti ini.
Lagi-lagi, aku adalah salah satu diantara sekian banyak orang yang cepat merasa sensitif.
Setiap kali mendengar omongan yang tidak disukai, selalu ada saja pikiran untuk cepat-cepat pergi dari bumi.
Apa itu salah? Toh, bukankah setiap manusia mempunyai perasaan yang berbeda-beda. Dan kali ini, aku akan membahas tentang perasaan yang sensitif, yang kerap kali dapat menyakitkan dan membuat hati menjadi melilit.
Terserah. Bila banyak yang beranggapan bahwa orang yang sensitif itu alay. gitu aja udah sensitif. Gimana jadinya nanti, bila dia menghadapi masalah yang lebih tinggi? bisa-bisa ia tidak tahan dan menyerah duluan.
Pasti banyak yang mengatakan seperti itu. Tapi, kita sebagai orang-orang yang cepat merasa sensitif juga sedang belajar. Untuk mengatur emosi, agar tidak terlalu menyakiti hati.
Untuk menerapkan kata sabar, agar diri ini tidak gampang merasa bergetar. Supaya kuat, atas kata-kata yang dapat membuatnya merasa sesak kapan saja tanpa diundang.
Supaya tak rapuh, atas kata-kata yang kadang kala membuat hatinya melepuh.
Semuanya butuh tahapan, yang adakalanya memang benar-benar membutuhkan perjuangan.
Sekali lagi, untuk semuanya, untuk orang-orang yang cepat merasa sensitif, jangan pernah berhenti untuk belajar menjadi sosok yang lebih baik lagi.
Usahamu tidak akan sia-sia. Perjuanganmu akan mendapatkan hasil terbaiknya.
Untuk kamu yang merasa cepat sensitif, aku sangat yakin dan percaya... Bahwa suatu hari nanti kalian-kalian akan bisa lebih tegar lagi dalam menghadapi suatu masalah.
Tetap semangat! Allah selalu bersama orang-orang yang kuat:)
To be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semangat Tak Lagi Ada (TERBIT)
Non-FictionRank 3#Pengingat ~ 25-04-20 Ketika mulut tak mampu lagi bersuara, ketika raga nyaris menyerah, ketika semangat tak lagi ada. Dan ketika hanya kata yang dapat membantu memperbaikinya. -Sedekar kalimat pengingat, untuk hidupnya yang tak lagi ada sem...