1 - Menyebalkan

94 13 10
                                    

BRUKKKK

"Aduh, sakit!" ringis Zahra saat dirinya tak sengaja ditubruk seorang pria.

"Gue minta maaf" ujar seorang pria bertubuh tinggi tersebut.
Namanya adalah Kelvin.

Deg.

Zahra pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan dia mendapati Kelvin yang sedang mengulurkan tangan untuknya. Ya, Kelvin adalah orang yang disukai Azzahra sejak awal semester di kelas 9 ini.

"M-ma-makasih" ucap Zahra lalu pergi begitu saja dan mengabaikan tangan 'gebetan' nya.
Zahra terlalu gugup jika terlalu dekat dengan Kelvin.

"Cewek itu kenapa, sih?" batin Kelvin lalu pergi begitu saja keluar kelas.

***

"Duh, Zahra bego! Padahal tadi terima aja uluran tangannya! Pake gengsi segala lu!" ucap Zahra kepada diri sendiri sembari menampar pipi nya sendiri.

"Eh, lo kenapa Zah!" kaget Refina, teman Zahra yang baru datang dari ambang pintu.

"Gue gak apa-apa ko, Fin." ujar Zahra.

"Pasti karena Kelvin?" tanya Refina.

Azzahra pun hanya mengangguk.

Tiba-tiba, lonceng pun berdering. Menandakan bahwa jam pertama akan segera dimulai.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Mira guru B.Indonesia.

"Pagi juga, Bu!" seru murid kelas 9D.

Dan pelajaran pun berlangsung dengan tenang.

***

Waktu yang ditunggu tunggu para murid pun tiba, yaitu istirahat.

"Kita mau jajan apa hari ini? Siomay Bu Ani, nasi goreng Mbak Tuti, es Pak Burhan, cilor Teh Dela, apa bakso Mang Ukat?" tanya Zahra seperti mengabsen nama-nama makanan yang ada di kantin.

"Terserah lo deh, cilor Pak Burhan juga gak apa-apa!" kesal Refina.

"Pak Burhan ga jual cilor! Dia jualnya baju Push And Bear" santai Zahra.

"Pak Burhan mana ada jual baju pea! Terus mana ada juga baju merk Push And Bear, adanya juga Pull And Bear!" geram Refina.

Azzahra sendiri hanya cengar-cengir mendengar perkataan Refina. Fyi, Refina itu tipe manusia pemarah dan entah kenapa Zahra senang saat membuat Refina marah. Maklum, Zahra itu spesies makhluk jail.

Lalu mereka pun mencari tempat duduk untuk memakan makanan mereka.

"Mana, sih yang kosong!" sesal Fina karena tidak mendapat tempat duduk yang kosong sedari tadi.

"NAH ITU!!!" heboh Zahra saat mengetahui tempat duduk kosong.

Mereka berdua pun pergi kesana dan,

"Et! Lo berdua kaga boleh duduk disini, ini khusus anak laki!" cegah seorang laki-laki dan dibelakangnya terdapat dua laki lainnya. Dan salah satunya Kelvin!
Ya, Kelvin termasuk salah satu anak nakal di SMP Pelita Budi. Tapi, ntah mengapa Zahra menyukainya.

"Sejak kapan dibedain?" tanya Zahra.

"Sejak tadi! Ini sekarang udah jadi basecamp gue, sama Kelvin. Lo mau nurut atau gua----"

"Mau apa lu?! Beraninya sama cewek!" geram Refina sedikit berteriak.

"U-udah Fin, udah. Kita ngalah" ucap Zahra sedikit menunduk.

"Ya bener, lo berdua duduk disini aja" ucap seorang pria berkaca mata.

Semua mata pun langsung menuju ke arah orang yang tadi berbicara. Ya, dia adalah Gevan. Salah satu murid terpintar dan terbaik di sekolah ini. Gevan merupakan anak yang ramah, dan tampan. Semua orang segan padanya.

"Cih, so baik lo jadi orang" ucap Kelvin dengan nada dingin.

"Salah ya gue baik sama orang?" timpal Gevan.

"Gak, muka dua lo!" geram Kelvin lalu pergi begitu saja meninggalkan orang-orang yang terlibat tadi.

"Muka dua? Maksudnya? Kelvin kenapa?" batin Zahra.

Akhirnya Zahra dan Refina pun duduk di tempat Gevan dan satu temannya, Arka.

"Bella kemana?" tanya Arka memecahkan keheningan.

"Ng-ng a-anu anu" ucap Zahra terbata-bata karena kaget dan sedari tadi dia melamun.

"Apaan anu anu, dasar cicak joget!" timpal Arka.

"Sabar dong, kaget ni gue. Abisnya tumben banget lo nanyain Bella. Jangan-jangan lo suka" sinis Zahra.

"Y-ya kagak lah. Gua cuma nanya! Kalian kan biasanya bertiga sama Bella" tegas Arka. Tapi Zahra lihat dari bola mata Arka, Arka berbohong soal 'tidak sukanya' terhadap Bella.

"Bella sakit tipes. Dia dirawat di rumah sakit Hermina udah dua hari" jawab Refina dengan raut wajah sedih.

UHUUUK UHUUK

Entah kenapa Arka terbatuk begitu saja.

"Minum, Kan" kata Gevan.
Arkan pun tanpa basa-basi mengambil minum yang ada di depan Zahra lalu menenggaknya sampai habis.

"Eh itu minum gue somplak!"

"Woy es jeruk gue itu"

"Arka bangkek!!!!" kesal Zahra dan diikuti gelak tawa Gevan, Arka, dan Refina.

***

Sebelumnya setelah mereka tahu Bella sakit, mereka berempat telah merencanakan untuk menjenguknya.

"Siang anak-anak!" sapa Bu Asih guru IPS.

"Siang bu!" seru murid-murid yang ada di kelas.

"Keluarkan buku paket kalian lalu buka halaman 16" perintah bu Asih dan diangguki semua muridnya.

Di sela sela pelajaran,

"Bu, saya izin ke toilet"
tanpa mendapat jawaban dari guru pun, Kelvin keluar begitu saja untuk ke toilet.

Sesampai di toilet, Kelvin pun membuka handphone nya. Ya, niat dia ke toilet bukan untuk melaksanakan panggilan alam, tetapi utk mengangkat telpon dr kakaknya yang menelponnya sedari tadi.

"Ya Kak?"

"Hari ini kakak pinjem motor kamu ya, kakak mau kerja kelompok"

"Terus gue pulang naik apaan?"

"Angkotlah"

"Cih kagak ah"

"Pokoknya kakak pinjem. Nanti pas istirahat kedua kakak ambil ke sekolah kamu"

Lalu, telepon pun diputuskan sepihak oleh kakaknya sendiri.

"Sial" kesal Kelvin.

Lalu Kelvin pun kembali ke kelasnya.

***

"Kita jadi kan pulangnya nengok Bella?" tanya Zahra meyakinkan.

"Iya Zahra, bawel amat" kesal Refina karena Zahra terus menyakan hal itu sampai tiga kali.

"Berisik" ucap Kelvin dingin.

Zahra pun tertunduk karena penuturan Kelvin. Kelvin jahat, untung gue sayang, pikirnya.

TBC

Hope u enjoy guys. Maaf masih kurang jelas, nggak seru, atau yang lainnya karena aku msh penulis baru :).
Maaf typo bertebar dimana mana ehe.

AZZAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang