3 - Nengok Bella

49 9 2
                                    


"Oh sungguh! Kelvin memang benar-benar bisa membuat jantung gue berdetak dua kali lebih kencang.
Jantung, normal-lah!" batin Zahra.

***


"Kesana naik apa?" tanya Fakhri.

"Angkot" jawab Arka.

"Naik taksi online aja. Kita kan pas ber-enam."

"Oh iya! Satu, dua, tiga, empat, li-. Loh Fina sama Zahra kemana?!" heboh Arka saat tau bahwa Fina dan Zahra hilang saat ia menghitung untuk memastikan apakah mereka benar ber-enam.

"Tuh di warung Uni" jawab Gevan menunjuk warung Uni dengan dagunya.

"Samperin yok!" ajak Arka.

Tanpa menjawab ajakan Arka, mereka pun pergi ke tempat yang ditunjuk Gevan.

"Eh kalian ngapain disini?!" geram Arka.

"Kita beli minum. Haus tau!" jawab Zahra seraya menunjukkan tenggorokannya yang tertutupi jilbab.

"Lebay" umpat Arka.
Sedangkan Zahra hanya mendengus mendengar ucapan Arka.

"Plat mobilnya F G39 CK" ucap Fakhri tiba-tiba.

"Maksud?" tanya Zahra.

"Gue pesen taksi online buat kita kesana"

"Emang lo tau Bella dirawat dimana?"

"Di Hermina, kata Gevan"

"Oh"

"Eh itu mobilnya!" seru Refina saat mendapati plat mobil yang sama dengan yang disebutkan Fakhri tadi.

"Mas Wahyu?" tanya Fakhri memastikan.

"Iya, silahkan naik" katanya.

Mereka ber-enam pun naik ke dalam mobil itu dengan beriringan.

"Kelvin duduk di belakang" batin Zahra sambil berpikir.

Jadi, posisi duduk mereka sekarang adalah : Gevan, Fina, dan Zahra di bangku setelah supir. Dan Kelvin, Arkan, Fakhri di bangku belakangnya.

Hening.

Itulah yang menggambarkan keadaan di mobil sang taksi online sekarang.

"Bella sakit apa?" tanya Fakhri memecahkan keheningan.

"Sakit hati kali" jawab Zahra asal.

"Gue serius" kata Fakhri dengan mata menatap tajam ke arah Zahra.

"M-ma-af. Bella sakit tipes udah dua hari." jawab Zahra namun tak ada jawaban dari Fakhri.
Tadinya Zahra ingin sekali marah karena telah diabaikan oleh Fakhri, namun Zahra takut Fakhri malah emosi. Rumornya, emosinya Fakhri susah dikontrol. Dia sangat seram jika sudah marah.

Lalu, keheningan pun muncul untuk kedua kalinya. Namun, kali ini lebih lama.

KRUKK KRUKK

"Bunyi apaan tuh?" tanya Gevan.

"Perut gue, hehehe" jawab Zahra cengengesan.

"Emangnya lo belum makan?"

"Belum"

"Iyalah perutnya bunyi! Orang dia belum makan dari pagi!" sinis Refina kpd Zahra.
Padahal saat di kantin, Refina menyuruh Zahra untuk membeli makanan, tapi Zahra malah membeli es jeruk. Dia juga belum sarapan dari rumah.

"Nih makan" ucap Gevan seraya menyodorkan pensil yang baru ia keluarkan dari tasnya.

"Lu kira gue jelmaan tokek apa dikasih makan pensil! Padahal gue berharap lu bakal ngasih makanan" kesal Zahra sambil memanyunkan bibirnya diikuti gelak tawa Arka, Refina, dan Gevan. Yap, kecuali Kelvin dan Fakhri. Mereka memang tidak memiliki selera humor, huh!

AZZAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang