14 - Cokelat

38 7 0
                                    

Budayakan vote dan comment. Lapak ini tanpa kalian bakal kayak ulangan tanpa contekan /plak :v.

Happy Reading!❤


Zahra sangat senang. Intinya, hari ini tidak akan pernah dilupakan olehnya. Tetapi, ia juga merasa bingung atas perkataan Yolan di mobil sore tadi. Ia bertanya hal apa yang membuat Kelvin berubah. Namun, Yolan hanya tersenyum dan merahasiakan semua yang Zahra tidak ketahui.

***

"Besok jangan pergi kemana-mana, ya! Langsung pulang pokoknya." nasihat wanita paruh baya itu pada anaknya yang sedang menonton televisi dengan kaki yang menopang pada kaki lainnya.

Zahra mendudukkan dirinya, "Iya, Mamaku sayang. Tadi kan kebetulan aja Bang Fano ngajak pulang bareng, eh, terus malah ujung-ujungnya main ke rumah Kelvin."

"Kamu pulangnya kemaleman tau, nggak. Lain kali jangan gitu kalo uang jajannya nggak mau Mama potong."

Zahra mengangguk malas lalu meraih toples cemilan yang tersedia di meja. Kemudian ia memutar tutup toples dan mulai mengunyah nastar keju itu satu persatu.

"Ma, besok bawain bekal lagi ya?" pinta Zahra setelah menyelesaikan kunyahannya.

"Mau bawa apa buat besok?"

Zahra terlihat berpikir, lalu tak lama sebuah hal terlintas dipikirannya.
"Salad buah enak kali ya?"

"Boleh, tuh. Nanti Mama buat banyak deh. Kasih ke Refina sama Bella juga."

"Iya. Kasian mereka. Takutnya nggak pernah makan salad." Zahra terkekeh lalu menyimpan toples nastar itu pada tempat semula.

Tidak dihadapan, tidak dibelakang. Zahra selalu saja menista sahabat-sahabatnya itu walau sebenarnya ia hanya bercanda. Itu membuat Vira memutar bola matanya malas.

"Heh! Nggak boleh gitu sama temen sendiri," ucap Vira lalu beranjak dari sofanya. "Sekarang kamu tidur. Udah larut ini."

Zahra membentuk tangannya oke lalu mematikan televisi dan beranjak pergi ke kamarnya.

Setelah sampai, ia membuka pintu ber cat putih itu lalu menghempaskan dirinya pada benda empuk nan besar. Namun saat ingin memejamkan mata, ponselnya berbunyi menampilkan pesan dari seseorang yang dikenalinya.

Zahra mendudukkan diri kemudian meraih ponsel itu dan membulatkan kedua matanya saat mengetahui pengirim pesan manis tersebut.

"K-kelvin?!"

satu pesan belum terbaca

Kelvin
night, zah.

Tolong ingatkan Zahra untuk tidak berteriak karena ini sudah larut malam.

"KYAAAAAAAA!" pekik Zahra senang sambil berguling-guling di atas kasur.

***

Hari yang cerah. Begitu pun dengan wajah seorang Azzahra Amaliyya Putri. Sepanjang koridor, ia tersenyum dan bersenandung tak henti-hentinya mengingat pesan yang dikirim Kelvin semalam. Saat sebelum berangkat sekolah juga ia sangat bersemangat sehingga tak sadar bahwa memakai kaus kaki yang berbeda. Untung saja sang Mama menyadari hal itu dan mengingatkan kepada Zahra.

"Pagi, Zahra." sapa seorang teman dari kelas lain yang memakai cardigan biru muda.

Tidak heran jika Zahra dikenal oleh hampir seluruh warga sekolah. Dia merupakan wakil ketua OSIS yang selalu wara-wiri ke penjuru kelas bersama anggota yang lain.

AZZAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang