Sebelumnya author mau berterimakasih sama kalian yang selalu baca+vomment cerita ini. Jangan jd silent readers ya, hehe❤
Happy Reading!❤
.
.
.
."Tolong masukin baju ke ranjang sebelah situ, Bel" ucap Zahra.
"Oke. LOH ZAH?! K-KAMU.............."
***
"K-KAMU... HIDUNG KAMU BERDARAH!" panik Bella ketika melihat beberapa tetes darah segar di bawah hidung Zahra.
Zahra terkejut lalu spontan mengecek hidungnya dengan jari telunjuknya. Benar saja, ada bercak merah ditelunjuknya . Dia mimisan. Zahra juga merasakan kepalanya pusing.
"Bella mau ke bawah dulu! Mau bilang sama yang lain!" kata Bella.
"Jang-" baru saja ingin mengucapkan kata, tapi Bella sudah pergi dengan gerakan larinya bak seekor Cheetah. Cepat dan lincah.
***
"Loh, kok sepi?" batin Bella.
"WOI!"
"KALIAN DIMANA WAHAI JELMAAN-JELMAAN KECOA DANGDUTAN!"
"REF! VIN! KA! RI! LO SEMUA DIMANA!"
teriak Bella memenuhi isi ruangan.Ceklek.
"Bisa gak, kagak usah teriak?!" pelotot Refina saat baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di dekat ruang tamu.
"Pokoknya nggak bisa! Ini urgent, Fin!" ajak Bella lalu menarik tangan Refina untuk menaiki tangga.
Akhirnya mereka berdua pergi untuk menemui Zahra di lantai atas, tepat di kamar Kak Yolan.
"Ya ampun, Zah!" Refina terpekik saat melihat Zahra sedang kerepotan mengusap darah di hidungnya.
Mata Refina melirik-lirik ke segala arah, seperti mencari sesuatu.
"Ini! Ini tissue" seru Refina saat melihat sebuah kotak tissue di atas nakas lalu menyodorkannya.
Zahra pun menerima dan mengelap darah yang ada di hidungnya.
"Kenapa bisa mimisan?" tanya Refina khawatir.
"Gue belum makan dari pagi, udah gitu baru minum tadi siang, apalagi cuaca panas banget" jawab Zahra lemas. Miris dengan dirinya sendiri.
"Kelvin jahanam! Tega banget, sih, dia nyuruh lo bersih-bersih gini sampe kecapean! Awas aja tuh anak bakal gue kasih perhitungan" kata Refina setengah marah. Tangannya sudah mengepal seperti ingin menonjok wajah seseorang.
Kemudian Bella tertunduk setelah mendapat sorotan mata tajam dari Refina. Karena yang Refina tau, Bella lah yang membuat Zahra menjadi seperti ini. Tapi, kan, Bella juga tidak tau bahwa akhirnya akan menjadi seperti ini.
"Udah Bella bilang, kalo dari rumah tuh sarapan dulu! Atau seenggaknya bawa bekal" timpal Bella. Sengaja ia berbicara, karena untuk menetralkan jantungnya dan agar tidak terlihat kaku setelah melihat raut wajah Refina tadi.
"Iya Fin, Bel" balas Zahra. "Lebih baik kita ke bawah, kasian mereka nunggu lama. Lagipula ini udah maghrib" sambungnya.
"Lo tuh, ya! Masih aja mikirin mereka. Lagian mereka juga pada nggak ada. Pergi ke rumah Arka disebelah!" jawab Refina emosi.
"S-sabar, Fin. Tenang" ucap Bella.
Refina pun hanya menjawab dengan decakan sebal.
Setelah Zahra membereskan bekas darah mimisan tadi, mereka bertiga pergi ke lantai bawah rumah Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAVIN
Teen FictionKisah seorang gadis bernama Azzahra yang hidupnya dipenuhi oleh teka teki cinta. Suatu saat Azzahra menyukai seorang lelaki dan lelaki itu menyatakan cinta untuknya. Tetapi, Azzahra tidak yakin dengan perasaan sang kekasih terhadapnya. Akankah hubun...