Budayakan vomment💯
Karena jika lapak ini tanpa komenan kalian, hanya akan amenjadi lapak garing. Vomment dari kalian juga salah satu penyemangat bagi author buat update lagi❤Happy Reading!❤
"Karena gue suka sama lo" jawab Gevan lalu pergi meninggalkan Zahra yang membeku karena pernyataan tadi.
***
Terkejut. Itulah yang menggambarkan perasaan Zahra saat ini.
Selama ini Gevan memang memperlakukan Zahra dengan sangat baik. Seperti menawarkan makan bersamanya saat di kantin, menanyakan kabar Zahra melalui personal chat, memberinya beberapa makanan yang selalu ia bawa, dan bahkan memilih Zahra sebagai calon wakil ketua OSIS bersama dia yang statusnya sebagai calon ketua OSIS pada waktu itu.
Zahra kira, semua itu Gevan lakukan semata-mata karena Zahra adalah temannya. Disisi lain karena ia wakilnya juga.
Zahra pikir Gevan memerlakukan hal itu ke semua teman akrabnya. Sehingga, ia juga tidak terbawa perasaan dengan perlakuan Gevan yang seperti itu. Dan juga, dengan semua perlakuan manis Gevan, tidak terbesit dipikiran Zahra bahwa Gevan menyukainya."Apa gue pernah kasih dia harapan?" batin Zahra.
"Oh iya! Gue kan bawa bekal!" seru Zahra saat ingat dirinya dibekali makanan oleh mamanya, Vira. Ia terlalu memikirkan Gevan sampai lupa untuk makan.
Zahra pun membuka resleting tasnya, dan mengambil kotak makanan berwarna hijau itu. Perlahan ia membuka tutupnya, dan melihat makanan yang dibawakan mamanya. Ada nasi goreng serta dua buah nugget huruf Z dan K sebagai lauknya.
"K untuk Kelvin. Dan Z untuk Zahra. Wah mama cenayang kali ya" batin Zahra sambil cekikikan. Tidak menyangka jika mamanya mengambil nugget huruf K dan Z untuk digoreng. Mungkin saja itu suatu kebetulan.
"Maneh kunaon seuri sorangan kos kitu?" tanya teman kelasnya saat memasuki kelas.
Artinya kamu kenapa ketawa sendiri kaya gitu?"Suka suka gue lah, Jang" jawab Zahra diiringi gelak tawa Ujang.
Ya. Nama panggilannya adalah Ujang. Tapi nama aslinya adalah Ferizky Putra. Namun, karena ia sering berbicara bahasa Sunda kepada semua orang, makanya ia dipanggil Ujang. Khas seperti nama orang-orang Sunda asli. Kata teman-temannya, jika ia dipanggil Rizky, rasanya terlalu bagus.Lalu Zahra memakan bekal tersebut dengan lahap. Ternyata, membawa bekal itu sangat enak dan mengasyikkan. Uangnya irit, dan ia tidak perlu repot-repot ke kantin.
Tunggu-tunggu. Kantin? Ya Tuhan! Azzahra jadi lupa jika Refina dan Bella menunggunya di kantin. Tapi ya sudah, tak apa."ZAHRA!" teriak Refina dan Bella saat melihat Zahra masih dikelas dan asyik memakan bekalnya.
"Bisa nggak, gak usah teriak!" kesal Zahra sambil mengunyah nuggetnya.
"Nggak bisa. Karena pertama, kita kesel gara-gara lo gak kunjung pergi ke kantin!" kata Refina. "Gue nungguin lo sampe gue ngabisin dua gelas es jeruk tau" sambungnya sambil menepuk-nepuk perutnya seolah-olah ia kekenyangan.
"Kedua, kita heran karena Zahra tiba-tiba bawa bekel" kata Bella menyambungkan. "Tumben, Zah?" sambungnya sambil menunjuk tempat makan yang kosong itu. Sudah habis dimakan Zahra.
"Itu pun terpaksa. Kemaren mimisan gue berlanjut pas tengah malem. Terus kata mama suruh bawa bekal aja daripada ujung-ujungnya gue beli es jeruk" jelas Zahra panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAVIN
Teen FictionKisah seorang gadis bernama Azzahra yang hidupnya dipenuhi oleh teka teki cinta. Suatu saat Azzahra menyukai seorang lelaki dan lelaki itu menyatakan cinta untuknya. Tetapi, Azzahra tidak yakin dengan perasaan sang kekasih terhadapnya. Akankah hubun...