Katakanlah 03

58 10 2
                                    

Selepas bel waktu pulang berbunyi. Ani, dan Indah bersiap-siap untuk pulang. Seperti biasa, Ani dan Indah setiap hari mereka selalu pulang bersama. Tapi, tidak hari ini. Indah masih penasaran siapa orang yang telah membuat ia penasaran, sampai guru matematika memarahinya karena dia melamun memikirkan apakah benar pria yang selalu ia dambakan dari dulu yang memberinya coklat. Balik ke cerita.

"Eh ndah kenapa malah diem disini?. Mau nungguin yang ngasih coklat tadi bukan?".

Ujar ani sambil cengengesan.

"Engga kok".

Ujar Indah sambil memperlihatkan muka agak marah.

"Iya in aja deh. Yaudah gua pulang duluan ya ndah".

Ujar Ani.

Indah pun mengangguk memberi tanda iya kepada Ani. Setelah menunggu sekitar 10 menit. Sesosok pria tinggi, berbadan atletis mendekati Indah. Dia tidak lain adalah Roy teman seangkatan Indah. Tapi dia berbeda kelas dengan Indah. Kalau Indah tuh kelas 9a, nah Roy ini dia duduk dikelas 9i yang terkenal dengan anak-anak berandalannya. Tapi Roy ini termasuk cowo yang diidolakan di angkatannya. Soalnya dia adalah kapten tim basket di angkatan dia ini. Udah mah ganteng, badannya tinggi, bertubuh atletis lagi. Makanya cewe-cewe banyak yang naksir sama dia. Balik lagi ke cerita.

Ketika melihat Roy. Jantung Indah berdebar-debar, ternyata orang yang memberinya coklat itu adalah orang yang dia idolain selama ini, Roy pun mendekati Indah.

"Coklat tadi sebagai bentuk rasa terima kasih aku ke kamu. Karena kamu udah bantuin aku kemaren buat ngerjain soal matematika. Tapi sorry ya kalau aku cuman ngasih coklat doang. Abisnya bingung mau ngasih apalagi".

Ujar Roy sambil menggaruk kepalanya yang menandakan dia bingung.

"Gak apa apa kok. Gak usah dikasih coklat juga gak apa apa, kan aku ikhlas nolong kamu. Bukan karena pengen sesuatu".

Kata Indah sambil memperlihatkan wajah yang malu malu kucing.

"Oh gitu ya, tapi aku kayak ngerasa gak enak aja gitu kalau misalnya gak ngasih sesuatu. Kan kamu udah ngebantuin aku ngerjain tugas aku, udah mah tugasnya bener semua lagi. Jadi ngerasa wajib aja gitu kalau aku ngasih hadiah ke kamu teh".

Ujar Roy.

"Oh gitu, Yaudah makasih ya sebelumnya buat coklatnya".

Ujar Indah sambil memperlihatkan wajah tersenyum.

"Iya sama sama".

Setelah itu mereka pun pergi ke sebuah warung kecil untuk membeli snack yang menemani mereka ngobrol sampai sang lembayung senja mulai memberi isyarat bahwa hari sudah semakin sore. Roy pun memberi tawaran kepada Indah untuk pulang bersama menaiki mobil pribadinya. Indah pun menerima tawaran itu, dan memberi tahu sopir Roy alamat rumahnya. Sesampainya dirumah. Roy memberi satu tawaran lagi kepada Indah yang gak bakal mungkin Indah tolak, yaitu.

"Emmm, Indah kamu kira-kira malam minggu sekarang ada acara gak?".

Roy bertanya.

"Enggak ada kayaknya, kenapa emangnya?"

Indah menjawab dengan muka terlihat bingung.

"Ini aku kan malam minggu sekarang lagi gk ada acara. Mau gak malam mingguan sama aku. Kebetulan di deket sekolah ada cafe baru barangkali kamu mau maen ke situ".

Ujar Roy.

"Oh mau banget kalau gitumah, jam berapa aku ke sananya?".

Ujar Indah yang mukanya keliatan senang sekali, karena orang yang selama ini ia idolakan mau ngajak dia malam mingguan bareng,

"Bagus kalau gitumah, ntar aku jemput kamu ke sini. Soal jam berapanya nanti aku chat lagi lewat wa".

Ujar Roy.

"Oh iya. Emmm, sebelumya makasih ya mau ngajak aku malam mingguan".

Ujar Indah sambil tersenyum.

"Iya sama sama. Yaudah aku pergi dulu ya, dah".

Roy pun perlahan pergi dengan menaiki mobil yang ia taiki, dan meninggalkan Indah dengan muka yang berseri-berseri, seperti tidak menyangka bahwa ia akan mendapatkan hal yang dia impikan selama ini. Yaitu, pergi berduaan dengan seseorang yang ia idolakan selama ini.




Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang