Katakanlah 20

10 2 0
                                    


Satu pukulan telak bersarang di dagu Setyo sebelum ia terjatuh, Setyo terjatuh lalu pingsan karena mukanya babak belur di hajar Roy. Begitu pula Roy yang babak belur dan langsung terjatuh setelah ia menyarangkan pukulan terakhirnya ke dagu Setyo. Teman-teman Setyo tak menyangka Setyo akan menerima pukulan telak itu tepat di dagunya, sebenarnya Roy sudah akan terjatuh ketika Setyo melancarkan pukulan ke perutnya tapi Setyo tak menyangka Roy masih punya kekuatan untuk membalas pukulan Setyo.

"Pak satpam datang."

Teriak seseorang yang diperintahkan untuk mengawasi situasi sekitar bila saja ada pak satpam yang datang ke lapang belakang.

Arif dan teman Setyo lainnya dengan cekatan mengangkat tubuh Setyo yang terkapar lemas di lapang, begitu pula teman-teman Roy yang mengangkat tubuh Roy untuk pergi dari lapang belakang agar pak satpam tidak mencurigai bahwa telah terjadi pertarungan disini. Arif dan teman-teman Setyo lalu membawa Setyo ke pos ronda tempat Arif dan teman-teman Setyo menyimpan motor mereka.

Sesampainya di pos ronda. Arif dan teman-temannya Setyo langsung membaringkan tubuh Setyo. Arif mencoba mengecek nafas Setyo dengan cara meletakan satu jarinya di depan hidung Setyo.

"Gimana rif?"

Tanya salah seorang teman Setyo.

Arif lalu mengangkat jarinya dari depan hidung Setyo lalu berbalik ke arah teman-temannya.

"Setyo kayaknya cuman pingsan gara-gara pukulan Roy tadi. Kayaknya dia harus istirahat dulu beberapa saat buat muluhin keadaannya."

Jawab Arif.

Teman-teman Setyopun tampak terlihat lega atas penjelasan Arif tadi.

"Terus nanti kita ngomong ke orang tuanya Setyonya gimana rif kalau keadaan Setyo kayak gini."

Tanya teman Setyo.

Arif pun terdiam sebentar, ia memikirkan alasan apa yang harus ia buat agar orang tua Setyo tidak mengetahui penyebab sebenarnya Setyo bisa sampai babak belur. Tak berapa lama kemudian.

"Gue ada ide, tapi kalian semua gak usah ikut. Biar gue sama Raka aja yang nganterin Setyo ke rumahnya."

Ucap Arif.

Raka dan teman-teman Setyo yang lain mengangguk paham.

"Yaudah kalian semua langsung pulang sekarang, takutnya pak satpam sampai kesini terus dia ngeliat keadaan Setyo yang seperti ini."

Perintah Arif.

Teman-teman Setyo pun membubarkan diri satu persatu dan terakhir adalah Raka dan Arif yang mencoba membawa Setyo ke motornya Arif. Setyo di tempatkan di tengah-tengah antara Arif dan Raka karena di takutkan Setyo terjatuh jika tidak ada yang menahannya di belakang. Motorpun dihidupkan dan mereka berangkat menuju rumah Setyo.

Sesampainya di depan rumah Setyo. Raka turun terlebih dahulu untuk menurunkan badan Setyo yang masih lemas tak berdaya lalu disusul Arif yang menstandarkan terlebih dahulu motornya. Perlahan mereka memapah Setyo menuju ke rumahnya.

"Assalamualaikum."

Ucap Arif sembari mengetuk pintu rumah Setyo.

Dari dalam rumah terdengar suara ibunya Setyo yang sepertinya menyuruh Bintang untuk membukakan pintu.

"Waalaikumsalam."

Jawab Bintang sembari membukakan pintu.

Bintang sangat kaget ketika melihat keadaan kakanya yang babak belur. Sontak Bintang langsung berteriak memanggil ibu, ibu langsung bergegas menghampiri bintang karena takut terjadi apa-apa. Begitu terkejutnya ia ketika melihat anaknya itu babak belur lemas tak berdaya. Ibunya Setyo langsung menangis ketika melihat keadaan anaknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang