Katakanlah 12

16 4 0
                                    

Tak lama. Mereka pun sudah tiba di tempat tujuan. Yaitu, cafe di jalan cempaka. Cafe yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka.

Roy pun membukakan pintu mobil untuk Indah, dan menuntun Indah keluar dari mobilnya.

"Den pak ujang pergi dulu ya, mau jemput ayah dulu. Nanti kalau mau pulang telpon lagi aja.".

Ucap pak ujang yang tak lain adalah sopir pribadi keluarga Roy.

"Oh iya pak nanti aku telpon lagi kalau udah mau pulang".

Pak ujang pun menghidupkan mesin mobilnya seraya berpamitan kepada Roy dan Indah.

Setelah itu, mereka pun pergi ke dalam cafe untuk mencari tempat yang enak.

"Eh dah disana kayaknya enak deh tempatnya, pemandangannya bagus, sama tempat yang enak buat liat live jazznya".

Ucap Roy sembari menunjuk kearah bangku yang ada di bagian luar ruangan yang hanya di tutupi oleh payung.

"Iya kayaknya enak disini pemandangannya bagus, tapi kira-kira bakalan hujan gak ya? Soalnya takut kecipratan kalau misalnya hujan".

Tanya Indah sembari menarik kursi dan mencoba duduk di tempat tadi.

"Emmm... kayaknya engga sih. Soalnyakan kalau malem gelap semua. Jadi kalau mau hujan pasti keliatan, nanti langitnya tiba-tiba putih karena awan hujannya dateng".

Ucap Roy sembari tersenyum.

"Ya gak gitu juga kali, dimana mana juga. Kalau malem malem hujan, ya tetep item lah awannya gak bakal berubah jadi putih kan awan gak punya senter jadi kalau malem malem ya pasti tetep gelap kalau hujan juga".

Ucap Indah sambil tertawa menjawab pernyataan Roy.

"Hahaha iya juga ya, kalau misalnya awan punya senter. Nanti bulan cemburu dong".

Ucap Roy.

"Lah kok cemburu?".

Tanya Indah.

"Iya dong pasti cemburu, karena sinarnya ketutupan sama sinar awan. Jadi, bulan pasti ngerasa diduain sama bumi karena dia lebih memilih sinar awan daripada sinar rembulan".

Ucap Roy.

"Ya makanya, jangan ngeduain dong. Udah tau bulan tiap hari nerangin bumi, tapi pas ada sinar baru yang lebih terang. Bumi malah lebih mentingin sinar yang lebih terang, daripada sinar yang selama ini nerangin dia...".

Ketika Indah ingin membereskan perkataannya, tiba-tiba pelayan cafe datang untuk menawarkan pesanan.

"Maaf kak mau pesan apa".

Ucap pelayan cafe sembari menyodorkan menu makanan.

"Keasikan ngobrol jadi lupa pesen makanan hehehe. Kamu mau pesen apa dah?".

Ucap Roy.

"Emmm.... Aku pesen salad aja deh. Sama Lemon Ice tea".

Ucap Indah yang tadinya bingung mau pesen apa.

"Gak mesen makanan berat dah?".

Tanya Roy.

"Aku lagi diet, jadi aku gak suka makan makanan berat kalau malem".

Ucap Indah.

"Oh gitu ya, yaudah. Mbak aku pesen nasi goreng sama ice tea aja".

Ucap Roy kepada pelayan cafe tadi.

"Ditunggu ya kak pesannya".

Ucap pelayan cafe. Roy dan Indah pun mengiyakan perkataan pelayan cafe tadi.

"Emmm.....dah kamu ngerasa gak kalau langit malam ini gelap? Tapi aku tetap bisa lihat satu bintang paling terang".

Ucap Roy.

"Ehmm...nggak ah. Perasaan banyak yah bintang yang terang dilangit sekarang".

Ucap Indah sembari melihat ke langit.

"Oh mungkin kamu gak bisa ngeliat itu, tapi aku bisa lihat satu bintang dihadapanku. Bintang yang mengalahkan semua bintang yang ada dilangit. Ya, itu kamu".

Mendengar perkataan itu. Pipi Indah tiba-tiba memerah mendengar semua itu.

"IH...kamu dah mulai gombal, aku gak suka tau kalau digombalin".

Ucap Indah yang tampaknya salah tingkah, ketika Roy mengatakan semua itu.

"Iya maaf dah cuma bercanda aja kok, gak lebih".

Jawab Roy sembari tertawa. Perkataan Roy memang ia anggap hanya sederhana. Tapi, dalam hati Indah ia tampak sangat senang ketika Roy mengatakan hal itu. Walaupun Indah tampak jual mahal, tapi sebenarnya ia ingin sekali disanjung seperti itu.

Tak lama kemudian, datanglah pelayan membawa makanan yang telah Roy dan Indah pesan. Mereka pun berterima kasih kepada pelayan tadi. 15 menit berlalu, merekapun selesai menghabiskan makanan tadi. Dan hujan rintik-rintik, tiba-tiba menghampiri mereka. Mereka pun bergegas menghabiskan minuman yang telah mereka pesan. Tapi naas, ketika Indah mengangkat gelas yang cukup berat berisi lemon ice tea. Tangannya tidak kuat menahan berat gelas tadi dan ditambah lagi gelasnya yang sangat dingin. Menyebabkan gelas berisi minuman tadi terjatuh ke baju Indah.

"Awww....".

Ucap Indah. Sembari memengang jempolnya yang masih sakit.

"Kamu gak apa-apa dah?".

Ucap Roy. Sembari memberi tisu kepada Indah. Agar ia bisa membersihkan minuman yang terjatuh ke baju Indah.

"Kayaknya tangan aku belum sembuh banget. Jadinya aku gak kuat nahan gelas yang berat. Awww....".

Ucap Indah yang tampaknya masih kesakitan.

"Udah sekarang kita pulang aja yuk, takutnya kamu masuh angin. Hujan juga udah mulai deras".

Roy pun mengajak Indah untuk pergi ke pintu keluar cafe.

"Kamu tunggu disini ya, aku mau bayar makanan tadi dulu".

Roy pun pergi ke kasir untuk membayar makanan tadi, meninggalkan Indah yang tampak masih sedikit basah kuyup karena kejadian tadi. Tak lama, Roy pun sudah terlihat dari jauh sedang berjalan menuju kearah Indah sembari menelepon seseorang.

"Haciuuu....".

Indah tampaknya mulai merasa kedinginan karena bajunya yang masih basah. Ditambah hujan yang tiba-tiba semakin membesar.

"Kamu kedinginan dah, ini pake jaket jeans aku biar kamu gak kedinginan".

Ucap Roy sembari memberikan jaket jeans yang ia pakai. Indah pun sebentar merasakan kenyamanan pelukan Roy. Walaupun hanya sebentar. Tapi, ia merasa sangat nyaman berada dipelukannya.

Sekitar 20 menit mereka menunggu, tibalah pak ujang. Roy dan Indah pun bergegas memasuki mobil. Di dalam mobil Indah tampak hanya bersin bersin, dan wajahnya mulai memucat. Mungkin, hal yang Indah itu membutuhkan sebuah pengorbanan. Besok kayaknya aku bakalan sakit, tapi setidaknya aku sudah tau sifat Roy yang sebenarnya kepadaku. Ucap Indah dalam hati.

Maaf ya Guys Adminnya baru upload lagi, soalnya lagi gak mood sama gak ada ide jadi belum bisa lanjutin ceritanya. Sekali lagi maaf ya :). Tapi terus support admin ya biar bisa terus berkarya:). See you Guys.

Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang