Ani mulai merasa aneh tidak biasanya jam segini Indah belum menjemput dia. Ia mulai khawatir takut terjadi apa-apa dengan Indah. Ani pun bergegas menuju rumah Indah untuk memastikan keadaan ia. Sesampainya dirumah Indah,
"Assalamualaikum, Indah".
Ujar Ani sambil mengetuk rumah Indah.
"Waalaikumsalam, eh Ani".
Ujar Ibunya Indah yang sedang membukakan pintu sambil menggendong adiknya Indah.
"Indahnya ada bu?".
Ani bertanya.
"Oh, Indahnya udah berangkat barusan naek mobil temennya. Emang dia engga ngomong ke Ani kalau dia berangkatnya bareng sama temennya itu?".
Ujar ibunya Indah sambil memperlihatkan wajah bingung.
"Engga bu, kemaren juga kan Ani gak pulang bareng sama Indah. Soalnya Indah kemaren tuh mau ketemuan sama orang dulu katanya jadi dia gak bisa pulang bareng".
Ujar Ani.
"Oh gitu ya, emang ibu juga kaya baru liat aja gitu orangnya. Mungkin temen baru Indah jadi ibu kayak baru liat orang itu".
Ani pun berkata dalam hatinya, apa mungkin orang yang kemaren Indah temui itu yang mengantarkan dia ke sekolah.
"Boleh tau gak bu ciri cirinya gimana?".
Tanya Ani sambil memperlihatkan wajah penasaran.
"Ciri cirinya tuh... orangnya ganteng, badannya tinggi besar, keliatannya mah kayak pemain basket kalau dari postur tubuhnya mah".
Ujar ibunya sambil memperagakan perawakan orang itu dengan tangannya.
"Oh gitu ya bu, ya udah kalau gitumah Ani berangkat dulu ya bu takut telat, Assalamualaikum bu".
Ani pun berjalan meninggalkan rumah Indah dengan rasa penasaran yang menghatui dirinya. Rasa penasaran terhadap siapa orang yang Indah temui kemaren. Sesampainya di kelas Ani pun melihat Indah yang telah duduk di mejanya dengan wajah yang melamun tapi sambil tersenyum senyum seperti orang yang berpikir sudah bertemu dengan seorang pangeran tampan yang membawanya pergi ke istananya dan hidup bahagia bersama untuk selamanya. Mungkin itu yang dipikirkan Ani ketika melihat keadaan Indah saat itu. Ani pun mendekati Indah.
"Wey ngelamun mulu, mikirin apaan sih?".
Ujar Ani sambil mengagetkan Indah yang tidak mengetahui keberadaan Ani.
"Astagfirullah. Lu datang salam salam dulu ke. Datang langsung ngagetin aja untung gak copot nih jantung".
Ujar Indah yang memengangi dadanya karena ia merasa kaget tiba tiba Ani sudah ada disisinya.
"Aduh maaf ya ndah. Abisnya lu dari kemaren ngelamun mulu sih. Jadi gua gereget aja gitu pengen ngagetin lu".
Ujar Ani sambil mencoba untuk tidak tertawa.
"Ih gak lucu lu mah. Untung gua gak punya penyakit jantung. Kalau punya, lu mau tanggung jawab kalau gua tepar dikelas".
Indah menjawab dengan muka agak kesal.
"Iya maaf ya ndah. Janji dah gua gak bakal gitu lagi".
Ujar Ani sambil mengangkatkan jari kelingkingnya mengisyaratkan untung berjanji agar tidak mengulanginya lagi.
"Iya gua maafin. Untung lu sahabat gua, coba orang lain dah gua abisin dah".
Indah menjawab dengan muka yang mulai tersenyum.
"Iya maaf yah. Eh btw boleh tau gak lu ngelamunin apaan sih dari kemaren sampe segitunya. Apa jangan jangan ngelamunin orang yang dah ngasih coklat kemaren itu ya?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakanlah(Slow Update)
RomanceTidak terasa. Indah, Ani, dan Setyo. Sudah menjadi sahabat sejak mereka masih duduk dibangku SD. Mereka hampir setiap hari bermain dengan riang gembira. Kemana pun mereka pergi, mereka pasti selalu bersama. Hari berganti hari mereka pun tumbuh menja...