Indah
Hari ini, Sabtu di awal bulan maret tahun 2019. Mungkin akan jadi hari yang sangat spesial untukku. Setelah Roy mengatakan kalau dia ingin mengatakan sesuatu yang penting kepadaku. Hatiku berdegup kencang, apakah yang aku pikirkan itu benar. Tapi aku tidak ingin terlalu berharap kalau dia akan mengatakan hal itu. Tapi tuhan, kenapa hatiku ini selalu saja berharap kalau dia bisa menjadi milikku.
Sesampainya dirumah. Aku melihat koper yang sudah berada di luar, dan pintu rumah yang terbuka. Tampaknya ayah akan berangkat lagi sekarang.
"Assalamualaikum, kaka pulang."
Ucapku sembari menenteng sepatu dan langsung ku letakan di rak sepatu. Dari dalam rumah, terdengar seseorang yang menjawab salamku. Akupun langsung masuk kedalam rumah.
"Waalaikumsalam, eh kaka baru pulang."
Ucap Ibu. Akupun langsung salam kepada ibu, dan akupun bersalaman kepada ayah yang ada di sebelah ibu.
"Iya bu, tadi abis ketemuan dulu sama temen jadi agak sorean pulangnya."
Ucapku kepada Ibu dan Ayah.
"Oh iya gak apa-apa. Ayah juga dari tadi nungguin kamu pulang, katanya mau nitip pesen."
Ucap Ibu. Ayahpun menganggukkan kepala.
"Iya ayah mau nitip pesen sama kamu. Tapi kita ngobrolnya di teras rumah yuk."
Pinta ayah kepadaku. Akupun mengiyakan perkataan ayah.
Disinilah aku. Diteras rumah bersama dengan ayah. Seperti biasa, pemandangan disini sangatlah indah. Karena langsung menghadap ke taman komplek perumahanku, tapi ada satu hal paling mengganggu. Pohon mangga yang ada dihadapanku ini, pohon yang hampir mencelakakanku waktu dulu. Tapi untung ketika itu masih ada Setyo, setidaknya aku jatuh di tempat yang empuk. Memikirkan Setyo ketika itu membuatku ingin tertawa dan iba. Tertawa karena melihat eksperesi Setyo yang lucu ketika badanku tiba-tiba jatuh di pangkuan Setyo. Iba karena setelah itu tangan Setyo langsung baret karena ulahku. Maaf ya yo, kalau sampe detik ini. Aku selalu ngeyel kalau kamu ingetin aku. Ucapku dalam hati.
"Ayah emang gak bakal telat kalau misalnya ngobrol dulu sama kaka?"
Tanyaku kepada ayah yang duduk di sampingku.
"Gak apa-apa. Soalnya Ayah mau ngomong sesuatu yang penting sama kaka."
Ucap Ayah sembari melihat ke arahku.
"Mau ngomong apa emangnya yah?"
Tanyaku.
"Kamu udah 15 tahun ya ka sekarang."
Tanya Ayah. Akupun menganggukan kepala.
"Udah masanya kamu ngenal yang namanya tertarik sama lawan jenis..."
Aku sudah tau arah pembicaraan ayah kemana. Pasti ayah khawatir karena aku sedang dekat dengan Roy. Kenapa semua orang selalu saja melihat Roy itu seperti orang jahat?. Padahalkan dia orang baik, aku bisa merasakan itu. Ucapku dalam hati.
"Iya yah. Kaka ngerti ayah pasti khawatir sama kaka. Kaka juga paham. Iya Insyallah kaka bakalan jaga diri dari pergaulan bebas. Ayah doain aja biar kaka selalu dilindungi dari semua itu."
Ucapku kepada Ayah.
"Ayah pasti bakalan ngedoain kamu. Maafin Ayah ya kalau ayah jarang ada buat kamu. Tapi insyallah ayah akan selalu ngelindungin kamu. Ntah itu dengan kemampuan ayah sendiri, atau dengan bantuan orang lain."
Terang Ayah.
"Iya gak apa-apa yah, kaka juga tau kalau ayahkan ngelakuin semua itu buat kita juga. Jadi insyallah kaka ngertiin kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakanlah(Slow Update)
RomanceTidak terasa. Indah, Ani, dan Setyo. Sudah menjadi sahabat sejak mereka masih duduk dibangku SD. Mereka hampir setiap hari bermain dengan riang gembira. Kemana pun mereka pergi, mereka pasti selalu bersama. Hari berganti hari mereka pun tumbuh menja...