Katakanlah 17

13 2 0
                                    

Keesokan harinya. Indah tampak masih kesal dengan perbuatan yang Setyo lakukan kepada Roy tempo hari. Ia tau kalau Setyo melakukan semua itu. Karena Setyo ingin melindunginya, tapi cara Setyo yang selalu mengatakan bahwa. Roy itu bukan orang yang baik, itu yang paling membuat Indah tidak suka.

Setibanya disekolah. Indah langsung menuju bangkunya. Tepat dibangku tempat Indah biasa duduk, Ani sudah menunggunya disana. Hari ini Ani berangkat mendahului Indah, karena ia dapat jadwal piket kelas yang mengharuskan ia untuk merapihkan kelas sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Indahpun menyimpan tas yang biasa ia gunakan ke sekolah di atas meja. Setelah itu, ia langsung duduk disebelah Ani. Ani pun mencoba memulai percakapan.

"Kok lu gak semanget gitu Ndah, ada masalah?"

Tanya Ani kepada Indah yang sedang menyandarkan kepalanya diatas tangannya yang diletakan di meja.

"Hmmm."

Indah bergumam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Lu marah sama gua Ndah?"

Tanya Ani kepada Indah. Indah hanya menggelengkan kepalanya tanpa melirik ke arah Ani. Ani tampak bingung kenapa Indah jadi seperti ini.

"Ndah jawab dong."

Ujar Ani sembari menggoyangkan badan Indah. Indah yang tampak risih langsung mengangkat kepalanya dari tangannya.

"Kalau misalnya lu goyang-goyangin terus badan gue. Gue bakalan marah beneran lo Ni."

Ucap Indah sembari menghindar dari tangan Ani.

"Tuh kan bener lu marah sama gue. Maafin gue ya Ndah."

Ucap Ani yang tampaknya ingin menangis mendengar jawaban Indah. Memang, ketika Indah ada masalah. Nada bicara dia selalu seperti orang yang sedang marah. Makanya Ani jadi salah paham.

"Eh jangan nangis. Gua gak marah kok, cuman ada sedikit masalah aja. Udah lu jangan nangis. Malu diliatin yang laen."

Ucap Indah sembari menepuk tangan Ani. Bagaimana ia bisa marah kepada teman yang selalu menemaninya setiap saat ini.

"Yaudah gua gak jadi nangisnya. Makanya kalau ada masalah ceritain Ndah. Kalau diem aja gua jadi salah paham ujungnya."

Ucap Ani sembari mengelap matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Iya gua cerita. Sebenernya gua kesel aja gitu sama Setyo. Kenapa Setyo sampe segitunya sama Roy. Padahal dia gak tau kan sifat Roy yang aslinya tuh kayak gimana."

Terang Indah kepada Ani.

"Lu gak bilang kan. Kalau lu tau Setyo nge labrak Roy dari gua?"

Tanya Ani.

"Enggak. Gua kemarin bilang tau dari yang laen."

Ucap Indah.

"Oh sukur. Ndah jangan gitu, kasian Setyo udah sampe segitunya sama kamu. Dia cuman pengen kamu baik-baik aja intinya."

Ucap Ani sembari memegang tangan Indah.

"Iya aku juga ngehargain dia. Dia udah sampe segitunya buat ngelindungin gua. Tapi gua gak suka cara dia nge labrak Roy segala. Sumpah, gua gak suka kalau Setyo kayak gitu."

Terang Indah.

"Iya, gua juga tau. Kalau masalah itu, gua juga gak setuju kalau misalnya Setyo ngelakuin itu. Tapi dah, maafin Setyo ya. Mungkin dia ngerasa di bebani aja gitu buat ngejaga lu. Makanya dia sampe segitunya."

Ucap Ani yang memohon agar Indah memaafkan Setyo.

"Dibebani sama siapa? Kan dia bukan siapa-siapa gua."

Tanya Indah yang tampak bingung.

"Ya itukan cuman kemungkinan doang. Belum tentu kenyataan."

Ucap Ani. Setelah itu, Ani terus memohon agar Indah memaafkan Setyo. Jeda beberapa waktu, Indahpun mengiyakan permintaan Ani. Tapi dengan satu syarat, kalau misalnya Setyo ngelakuin itu lagi. Atau bahkan lebih, dia gak bakal maafin Setyo. Ani pun mengiyakan perkataan Indah.

Setelah jam pelajaran usai. Indah dan Ani pun bersiap-siap untuk pulang. Tapi Inda berniat untuk menemui Roy terlebih dahulu. Ia ingin meminta maaf atas perbuatan Setyo tempo hari.

"Eh ni, kayaknya hari ini gua gak bakalan pulang bareng lagi deh."

Ucap Indah kepada Ani sembari berjalan keluar dari kelas.

"Kenapa emangnya Ndah?"

Tanya Ani.

"Gua mau minta maaf ke Roy, soal perbuatan setyo kemarin-kemarin."

Terang Indah kepada Ani.

"Oh gitu ya, yaudah kalau gitu. Gua pulang duluan ya Ndah."

Ucap Ani kepada Indah. Ani pun menganggukan kepala. Merekapun berpisah di persimpangan yang memisahkan jalan keluar, dan lapangan basket.

Sesampainya di lapang basket. Indah tidak melihat keberadaaan Roy, ia mencari disudut-sudut lapang basket. Tapi ia tidak menemukan Roy. Ketika Indah ingin berbalik untuk pulang. Tiba-tiba, didepannya sudah berdiri seseorang bertubuh tinggi tegap yang sedang membawa minuman. Dan seseorang itu adalah Roy. Indah terkejut ketika Roy tiba-tiba ada dibelakangnya bersama teman-temannya. Tampaknya ia baru kembali dari kantin, karena ia bisa melihat Roy dan teman-temannya membawa minuman dingin yang di belinya dari kantin belakang.

"Eh Roy, aku tadi cari kamu di lapang gak ada. Aku kira kamu gak latihan."

Ucap Indah yang tampaknya agak kaget ketika Roy ada dibelakangnya.

"Kita baru dari kantin tadi abis beli minuman buat nanti sehabis latihan. Ada apa emangnya Ndah nyariin aku?"

Tanya Roy. Sebelum teman-teman Roy pergi ke dalam lapang basket, salah seorang teman Roy mengucapkan sesuatu.

"Jujur bro, jangan gantungin anak orang,"

Ucap salah seorang teman Roy sembari menepuk bahu Roy. Roy pun hanya terdiam. Indah pura-pura tidak mendengar perkataan temannya Roy itu. Walaupun ia bisa mendengar jelas perkataan temannya itu.

"Yaudah kamu mau ngomong apa Ndah?"

Tanya Roy kepada Indah.

"Aku mau minta maaf Roy. Atas kejadian tempo hari, kemarin kan kamu sempet di labrak sama temenku yang namanya Setyo. Aku juga gak tau kenapa dia sampe segitunya, dia juga gak ngomong sebelumnya kalau bakalan ngelakuin itu."

Ucap Indah yang meminta maaf kepada Roy.

"Dia cuman temen kamu?"

Roy bertanya dengan nada sinis. Indah heran kenapa nada bicara Roy tiba-tiba berubah menjadi seperti itu.

"Ia Roy, dia temen aku dari kecil. Dari dulu emang dia yang selalu ngelindungin aku. Tapi aku gak tau di bakalan ngelakuin itu sama kamu. Maafin ya Roy."

Ucap Indah. Ada jeda beberapa waktu untuk Roy berusaha memaafkan Setyo.

"Ok aku maafin dia, tapi bilangin sama dia. Jujur sama diri sendiri, jangan pernah munafik."

Ucap Roy secara tegas, Indah bingung sesaat. Maksudnya Roy apa, Setyo harus jujur tentang apa.

"Iya nanti aku sampain ke dia. Yaudah aku mau langsung pulang, kamu juga mau langsung latihan kan?"

Tanya Indah. Roy pun mengiyakan, tapi ketika Indah berbalik untuk pulang. Roy memanggil kembali Indah.

"Ndah."

Ucap Roy.

"Iya."

Jawab Indah.

"Nanti malam kamu gak ada acarakan?"

Tanya Roy.

"Iya gak ada acara, kenapa emangnya?"

Indah agak bingung.

"Aku tunggu di tempat kemarin. Aku mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu."

Ucap Roy yang tampaknya ingin mengatakan hal serius. Jantung Indah tiba-tiba berdegup kencang ketika Roy ingin mengatakan sesuatu yang penting kepadanya. Apakah Roy akan mengatakan hal yang selama ini aku ingin Roy mengatakan semua itu. Ucap Indah dalam hatinya.


Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang