Semenjak kejadian itu. Indah mulai melupakan semua hal yang telah ia katakan malam itu. Begitu juga dengan Roy yang tampak tidak memikirkan kejadian malam itu yang sebenarnya pasti akan membuat ia kaget. Karena, orang yang selama ini ia anggap teman semata. Malah mempunyai rasa kepadanya. Ya.....mungkin memang lebih baik seperti ini karena kodratnya laki lakilah yang harusnya lebih dulu mengucapkan hal itu. Tapi, perlu kita ingat. Kita tidak akan tau, apakah dengan kita menunggu ini. Ia suatu saat akan menghampiri kita lalu menyatakan perasaannya, atau malah pergi meninggalkan kita dan memilih untuk bersama dengan yang lain. Maka dari itu"Katakanlah"sebelum semuanya terlambat. Balik lagi ke cerita.
Tak terasa sudah hari sabtu lagi. Hari yang paling ditunggu tunggu oleh Indah. Kenapa? Karena di pagi harinya ia akan bermain basket bersama dengan Roy, dan pada malam harinya ia akan malam mingguan bersama dengan Roy. Aku tidak menyangka hari ini akan terjadi, mungkin itu kata yang Indah ucapkan dalam hatinya ketika mengetahui hari ini adalah hari sabtu. Balik lagi ke cerita.
Dipagi itu. Indah seperti sedang mencari sesuatu yang penting yang ia simpan didalam lemarinya. Terlihat dari gerak geriknya yang terlihat sangat membutuhkan barang itu.
Tak lama berselang. Datanglah Ibu yang penasaran ketika mendengar suara gaduh seperti orang yang sedang memindahkan barang di kamar Indah.
"Lagi ngapain De?".
Tanya ibu.
Indah pun menjawab sembari memindahkan barang barang yang ada dilemarinya.
"Ini bu aku lagi nyari sepatu olahragaku bu, perasaan waktu itu ada dilemari. Tapi sekarang kenapa gak ada ya bu?".
Tanya Indah yang tiba tiba berhenti memindahkan barang barang yang ada di lemari, karena ia tidak menemukan sepatu olahraganya.
"Oh lagi nyari sepatu olahraga ternyata. Kan Ibu udah pindahin ke lemari belakang. Ibu kira kamu gak bakal olahraga lagi, jadi ibu simpen di lemari belakang biar gak menuhin lemari kamu".
Ujar Ibu.
"Pantesan gak ketemu ketemu. Ah ini juga lagi pengen aja main basket mumpung ada yang ngajakin".
Ujar Indah.
"Oh diajakin sama yang kemaren itu bukan?".
Ibu bertanya sambil menggoda Indah.
"Ah Ibu mah suka kepo gitu, udah bu Indah mau ngambil sepatunya dulu".
Indah pun pergi meninggalkan Ibu yang masih tersenyum melihat kelakuan Indah yang sepertinya tersindir oleh perkataannya. Setelah menemukan sepatunya Indah pun bergegas untuk pergi ke sekolah, sesampainya dilapangan sekolahnya ia sudah melihat Roy yang tampaknya sudah menunggunya sejak lama.
"Roy".
Teriak Indah memanggil Roy yang sedang bermain. Roy pun berhenti bermain sebentar untuk mennghampiri Indah.
"Eh ndah, lama banget dari mana aja? Aku udah nungguin dari tadi kamunya gak dateng dateng. Jadi aku maen basket dulu aja tadi sama temen temen, sambil nunggu kamu".
Ujar Roy yang tampaknya sudah kelelahan karena ia telah bermain basket cukup lama.
"Maafin aku ya Roy tadi tuh, aku nyari sepatu olahraga aku dulu yang aku kira ilang. Eh ternyata malah di simpen di tempat yang berbeda sama Ibu aku. Sekali lagi maaf ya Roy".
Ujar Indah yang mengisyaratkan tangan seperti orang yang sedang memohon maaf.
"Oh gitu ya, iya gak apa apa kok. Yaudah sekarang kita latihan aja di ring basket sebelah sana yang gak dipake maen sama temen temen aku".
Ujar Roy yang menunjukan ring basket yang ada di ujung lapangan yang tidak dipakai oleh teman teman Roy.
Setelah selesai bersiap siap. Indah pun menghampiri Roy yang sudah siap melatih Indah di ring yang ada di ujung lapangan.
"Ndah, kamu dah punya dasar cara main basket yang bener belum?".
Roy bertanya sembari memegang bola basket.
"Yang penting masuk ke ringnya kan hehehe".
Indah menjawab sambil cengengesan.
"Iya enggak salah sih, tapi lebih dari itu dasar bermain basket yang bener tuh harus bisa dribble dan passing".
Ujar Roy yang tersenyum mendengar penjelasan Indah tadi.
"Oh gitu ya baru tau aku. Aku kira cara mainnya yang penting masuk aja ke ring hehehe".
Ujar Indah.
"Ya gak asal masuk aja dong. Kan main basket juga ada aturannya, nanti aku terangin lagi deh biar kamu paham. Sekarang kita mulai aja dari latihan dribble dan passing ya".
Roy pun mulai mengajari Indah cara bermain basket dengan baik dan benar. Awal awal, Indah tampak kebingungan bagaimana cara bermain basket yang benar. Ya maklum, Indah ini memang tidak pernah main basket. Paling sekalinya dia main basket tuh, pas disuruh praktek pelajaran olahraga. Itu juga cuman disuruh lempar bola ke ring dan kgk pake aturan. Jadi, waktu latihan dengan Roy. Indah sedikit kebingungan karena ia belum mengerti segala aturan yang ada dipermainan basket.
Sudah sekitar 30 menit berlalu Indah pun belum mengerti cara bermain basket yang benar. Roy tidak terkejut dengan hal itu dia juga menyadari semua itu butuh proses . Tiba tiba bola basket yang sudah Indah lemparkan ke ring basket berhenti didepan kaki Roy. Roy pun mengambil bola itu dan mencoba menunjukan cara bermain bola basket yang benar. Indah pun memperhatikan Roy yang tampak makin ganteng ketika bermain bola basket tubuhnya yang tinggi dan atletis bergerak lincah ketika mendrible bola. Indah pun tidak tersadar melamun memikirkan Roy, Roy yang tampaknya tidak menyadari Indah yang sedang melamun. Melemparkan bola kepada Indah agar ia bisa mencoba bermain basket seperti yang telah ia contohkan.
"Dah sekarang kamu coba ya".
Ujar Roy.
Indah kaget karena Roy tiba tiba memanggilnya dan mengoper bola kepadanya. Alhasil Indah yang belum siap untuk menerima bola basket yang dioper Roy. Malah menahan bolanya dengan tangan yang posisi jempolnya belum siap.
"Awww...Jempolku sakit".
Ujar Indah yang tampaknya masih kesakitan setelah Roy mengoper bola kepadanya.
"Maafin aku ndah, aku gak tau kamu tadi belum siap buat aku oper bola. Aku kira kamu tadi merhatiin aku jadi aku langsung oper aja".
Ujar Roy yang merasa bersalah telah melakukan hal tadi.
"Iya gak apa apa Roy, tapi kayaknya aku udahan dulu ya maen basketnya tangan aku masih sakit".
Ujar Indah yang masih memegangi jempolnya yang masih terasa sakit.
Roy yang merasa bersalah tiba tiba mendekat dan mencoba untuk memijat tangan Indah yang tampaknya terkilir. Indah pun terkejut melihat Roy yang terlihat sangat peduli kepadanya. Ya walaupun Indah agak risih karena Roy tiba tiba memegang tangannya. Tapi perlahan lahan Indah merasa tangannya mulai membaik setelah dipijat oleh Roy.
"Yaudah dah. Aku antar pulang aja yah, daripada dilanjut latihannya takut tangan kamu sakit lagi nanti".
Indah pun mengiyakan tawaran Roy itu.
Mereka pun bersiap siap untuk pulang. Indah pun masih terpikir perbuatan Roy tadi yang terlihat sangat peduli kepadanya. Ia pun mulai berpikiran semua perkataan Setyo tentang Roy itu salah. Tapi selain itu Indah juga masih memikirkan satu hal lagi. Yaitu, bagaimana ia akan malam mingguan dengan Roy sedangkan tangannya seperti ini?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakanlah(Slow Update)
RomanceTidak terasa. Indah, Ani, dan Setyo. Sudah menjadi sahabat sejak mereka masih duduk dibangku SD. Mereka hampir setiap hari bermain dengan riang gembira. Kemana pun mereka pergi, mereka pasti selalu bersama. Hari berganti hari mereka pun tumbuh menja...