Katakanlah 06

28 6 0
                                    

Di malam yang sunyi ini. Indah seperti biasa mempersiapkan apa yang akan ia pelajari esok hari. Tak lama berselang suara ketukan pintu pun memecahkan keheningan malam itu. Indah mencoba mencari tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Dan didapatilah Ibunya Indah yang telah mengetuk pintu kamarnya, dia membawa sebuah boneka beruang berwarna merah muda yang seseorang titipkan untuk diberikan kepada Indah. Indah pun bingung sebenarnya siapa yang memberinya boneka ini?

"Siapa yang ngasihnya bu?".

Tanya Indah yang memperlihatkan wajah bingung.

"Tadi pas ibu tanya tuh. Dia bilangnya dari Roy kalau gk salah".

Ujar Ibu.

"Yang bener bu?".

Indah kaget ternyata Roy lah yang sudah memberinya boneka ini. Tapi, dia lebih kaget lagi kenapa dia bisa tau kalau dia suka boneka beruang berwarna merah muda.

"Kok kayak yang kaget gitu ka, emang siapa Roy itu?".

Tanya ibu yang bingung kenapa anaknya itu sampai kaget ketika disebutkan kalau yang mengirim boneka ini adalah Roy.

"Bukan siapa siapa kok bu, yaudah sini bu bonekanya Indah mau lanjut belajar lagi".

Ujar Indah yang tidak mau sampai ibunya tau tentang dia dan Roy.

Indah pun mengambil boneka itu seraya berterima kasih kepada Ibu karena telah mengambil bonekanya. Indah pun menutup pintu kamarnya secara perlahan-lahan seraya mencari handphone. Karena ia ingin mengucapkan terima kasih ke Roy karena ia telah memberinya boneka ini. Setelah ia menemukan handphonenya ia pun mencoba merebahkan badannya yang sudah merasa lelah karena dari tadi sibuk belajar. Ia pun menghubungi Roy.

"Assalamualaikum Roy, makasih ya bonekanya. Aku tadi kaget kirain siapa yang udah ngasih boneka ini. Tapi tadi ibu dah nyeritain kalau bonekanya dari kamu, tapi kenapa gak kamu aja yang ngirimnya langsung".

Ujar Indah yang bertanya kepada Roy lewat percakapan Whatsapp.

"Waalaikumsalam, iya sama sama ndah. Maaf ya udah bikin kamu kaget. Gk ah malu takut dikira apaan sama orang tua kamu".

Ujar Roy.

"Oh gitu ya, iya sih takutnya dikira apa apa sama Ibu. Eh tapi kenapa kamu bisa tau aku suka boneka beruang warna merah muda?".

Tanya Indah.

"Ceritanya gak sengaja tadi sore pas aku lagi ngelewat depan toko boneka sama temen temen aku. Aku ngeliat ada boneka beruang warna merah muda yang ditaruh dietalase tokonya. Aku tanya ke temen aku, kalau misalnya cewe dikasih boneka itu bakalan suka gak yah? Terus mereka jawab ya pasti lah, tapi aku gak terlalu percaya makanya aku buktiin dengan ngasih ke kamu".

Ujar Roy yang menjelaskan secara terperinci bagaimana ia bisa membeli boneka itu.

"Oh gitu ya ceritanya, dan terbukti perkataan temen temen kamu bener. Apalagi kalau misalnya yang ternyata ngasih boneka itu kamu aku jadi tambah suka".

Indah tidak sengaja mengatakan perkataan itu. Ia terbawa suasana sampai sampai ia tidak sadar sudah menyatakan perasaannya walaupun hanya secara tersirat saja.

Setelah mengucapkan itu Roy pun terdiam, Indah pun bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang apakah Roy memikirkan perkataannya tadi. Ia merasa malu telah mengucapkan perkataan tadi, tapi dilubuk hatinya yang paling dalam ia berharap Roy bisa mengerti perasaannya.

Indah merasa bingung kenapa Roy terdiam saja tidak mengucapkan sepatah kata.

"Roy kamu masih disana kan?".

Tanya Indah.

"Eh dah sorry tadi bapak aku manggil nanyain sesuatu. Tadi kita ngobrol sampai dimana aku lupa".

Ujar Roy yang ternyata diamnya itu bukan memikirkan perkataan Indah, tapi ia diam karena bapaknya memanggil untuk menyakan sesuatu. Mendengar hal itu Indah merasa senang sekaligus menyesal. Senang karena ia tidak akan merasa malu karena sudah menyatakan perasaan ia terlebih dahulu kepada Roy, tapi ia juga menyesal Roy tidak mengetahui perasaannya yang sebenarnya.

"Tadi soal boneka, aku suka kok sama bonekanya. Jadi temen temen kamu bener perihal cewe kalau dikasih boneka beruang merah muda pasti bakalan seneng".

Ujar Indah yang mencoba mengganti perkataannya tadi yang sudah menyatakan perasaannya kepada Roy.

"Oh gitu ya, makasih ya pendapatnya. Udahan dulu ya dah bapak aku manggil mulu dari tadi kayaknya ada hal penting yang mau dia bicarain".

Roy pun menutup teleponnya, meninggalkan Indah yang masih merasakan galau akan perasaannya yang sebenarnya. Apakah ia harus menyesal atau senang karena Roy tidak mengetahui perasaannya  yang sebenarnya.

Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang