Katakanlah 05

28 7 0
                                    

Selepas kejadian itu. Indah tidak terlalu memikirkan perkataan Setyo. Ya....Emang sifat Indah tuh memang gitu sih, susah untuk diberitahu kecuali ia yang merasakan sendiri akibatnya. Malahan sehabis itu, Indah lebih sering bersama dengan Roy, daripada dengan teman lamanya. Ia seperti lebih mementingkan seseorang yang baru ia kenal beberapa hari sebelumnya, daripada seseorang yang selalu menemaninya setiap saat hingga saat ini. Yaitu, Ani dan Setyo. Ya...Mungkin terkadang persahabatan bisa dikorbankan demi mengejar sesuatu yang ia inginkan. Ya....Seperti cinta. Balik lagi ke cerita.

Indah yang biasanya selalu terlihat bersama dengan Ani dan Setyo, kini lebih terlihat sering bersama dengan Roy. Terbukti ketika siang itu, Roy sedang bermain basket. Indah terlihat selalu ingin dekat dengan Roy. Roy sih tidak terganggu dengan keberadaan Indah yang selalu menemaninya, tapi dia didalam hatinya lebih menganggap Indah sebagai teman semata, berbeda dengan Indah yang beranggapan ia dan Roy bisa jadi lebih dari sekedar teman.

"Eh Roy kamu capek gak? Aku nyiapin minum nih buat kamu barangkali kamu capek abis latihan".

Ujar Indah sambil memberikan sebuah minuman botol.

"Oh, pas banget kamu ndah. Datang diwaktu yang tepat. Pas aku lagi capek-capeknya, tapi sebelumnya makasih ya minumannya".

Roy tersenyum sambil mengambil minuman yang Indah tawarkan.

"Eh Roy, kamu berapa tahun latihan basket sampe sejago itu?".

Indah bertanya.

"Emmm, paling hampir setahunan. Kalau gak salah itu juga, kenapa emangnya ndah?".

Ujar Roy.

"Engga, aku sebenernya dari dulu tuh kepingin banget bisa basket. Sebenernya ada sih yang ngajarinnya, tapi aku suka malu kalau minta ajarin basket ke orang".

Ujar Indah yang sejujurnya di dalam hati dia tidak punya niat untuk bisa bermain basket. Tapi, berhubung Roy suka bermain basket. Jadi dia mencari alasan untuk bisa selalu bersama dengan Roy.

"Oh gitu ya. Kenapa gak bilang dari awal kalau misalnya kamu suka main basket. Kamu kan tau aku suka maen basket. Kalau misalnya mau, nanti tiap sabtu pagi aku ajarin cara maen basket".

Ujar Roy yang menawarkan kepada Indah.

"Hehehe, iya juga sih. Tapi aku mah orangnya suka gak enakan kalau misalnya minta tolong ke orang tuh, suka malu aja gitu".

Indah berkata sambil cengengesan.

"Oh gitu ya, yaudah nanti aku yang ajarin kamu. Kalau misalnya kamu malu sama yang laen".

Ujar Roy.

"Makasih banget ya Roy".

Indah berkata sambil memperlihatkan muka berseri-seri.

Tak lama setelah itu datanglah teman-teman Roy yang kebetulan mereka juga sudah bermain basket bersama Roy tadi, mereka pun mendekat ke Indah dan Roy.

"Widih, kayaknya ada yang dapet pacar baru lagi nih. Si itu mau dikemaniin Roy?".

Ujar teman-teman Roy sembari menggoda Roy.

"Apa-apaan sih lu pada, gangguin gua mulu dah kerjaannya".

Roy berkata sambil memperlihatkan muka marah.

"Kagak kita mah cuman ngingetin doang, si itu mau dikemaniin?".

Ujar teman-teman Roy yang masih mencoba menggoda Roy.

"Mending kita pergi aja yu ndah, disini mah pada kagak jelas orangnya".

Indah dan Roy pun pergi meninggalkan teman-teman Roy yang masih menertawai kepergian Roy. Ya mungkin mereka beranggapan Roy tersindir dengan perkataan mereka. Tapi, dibalik semua itu. Ada seseorang yang masih merasa bingung siapa sebenernya orang yang dimaksudkan oleh teman-teman Roy, sampai-sampai Roy merasa terganggu jika mereka menyebut namanya. Indah pun sempat berpikir, apakah orang yang dimaksud itu pacarnya. Tapi rasa cinta Indah yang begitu dalam kepada Roy lah yang membutakan logikanya, sehingga ia tidak memikirkan semua kemungkinan itu.

Maaf ya kalau ada yang nunggu dari minggu kemaren, soalnya adminnya lagi sibuk tugas dari sekolah hehehe. Sekali lagi maaf ya. Tapi selama kalian tetap support admin buat terus berkaya mah insyallah bakal konsisten update minimal seminggu sekali. Don't forget always support me y :). See you in next chapter.

Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang