Katakanlah 16

15 2 0
                                    

3 Hari berlalu setelah Ani dan Setyo menjenguk Indah. Indah tampaknya sudah kembali sehat. Dan di pagi itu dia sudah mulai masuk kelas kembali. Hal itu langsung disambut hangat oleh Ani yang langsung memeluk Indah.

"Ndah, gua kangen banget ama lu. Dari kemarin gua kesepian gk ada lu. Tiap hari disekolah kayak sepi aja gitu kalau gk ada lu ndah".

Ucap Ani yang tampaknya sangat rindu akan kehadiran sosok Indah. Hal itu terlihat dari Ani yang begitu erat memeluk Indah. Sampai-sampai Indah memekik kaget karena kelakuan Ani ini.

"Eh, ni. Lama-lama gua bisa mati loh kalau lu melukin badan gua kayak gini".

Ucap Indah yang tampaknya mulai merasa sesak.

"Abisnya lu kalau sakit lama banget. Gak sekalian aja seminggu lebih sakitnya, biar aku makin kenceng pelukin kamu".

Ucap Ani yang mulai melepaskan pelukannya.

"Kok aku jadi ngerasa geli yah kalau lu ngomong gitu".

Ucap Indah sembari bergidik karena geli memikirkan hal itu.

"Yeh lu ke sahabat sendiri gitu".

Ucap Ani yang tampaknya seperti merajuk. Indah pun tersenyum ketika melihat sahabatnya itu mulai merajuk.

"Mending sambil duduk aja yu ni, pegel lama-lama kalau berdiri terus".

Ucap Indah. Ani pun mengiyakan perkataan Indah. Merekapun duduk dibangku yang selalu mereka tempati. Bangku yang berada paling depan yang paling dekat dengan meja guru.

Indahpun mulai bertanya apa saja yang ia lewatkan ketika ia tidak sekolah.

"Eh btw ni. Ada berita baru gak pas gua gk masuk kemarin?".

Tanya Indah.

"Emmm. Apa ya?. Bentar gua inget dulu".

Ucap Ani sembari mengisyaratkan tangannya yang seperti sedang mengingat sesuatu. Tak lama kemudian.

"Oooh iya. Kamu tau kan si Luki anak kelas 9D?".

Tanya Ani.

"Iya tau. Yang anggota futsal itukan?".

Jawab Indah.

"Iya itu. Dia kemaren nembak Sinta pas dia lagi di kantin. Semua orang di kantin pada kaget pas dia nembak Sinta waktu itu, secara kan. Dia yang paling gk suka banget ke Sinta pas dia masih gendut".

Terang Ani.

"Heleh dasar cowo. Giliran dah cantik baru mau dideketin. Terus gimana, Sinta nerima si Luki?"

Ucap Indah sembari menggelengkan kepala tanda heran.

"Sinta nggak nerima. Dia cuman bilang. Kalau dia cuman mau nerima, orang yang nerima dia apa adanya. Bukan karena ada apanya. Gak kayak Luki, yang cuman nerima kalau dia udah gak gendut lagi".

Ucap Ani yang menjelaskan semuanya.

"Oh bagus kalau gak diterima. Lagian cowo kayak gitu pasti ujungnya cuman bisa bikin sakit hati ke kitanya".

Ucap Indah yang tampaknya senang atas tindakan yang dilakukan Sinta.

"Iya bener banget".

Ucap Ani yang tampaknya setuju dengan perkataan Indah.

"Terus selain itu masih ada berita lagi gak?".

Tanya Indah kepada Ani.

"Oh iya ada satu lagi. Berita tentang Setyo yang nge labrak....".

Katakanlah(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang