Part 1

490 30 4
                                    


Copyright © khrnisaa_13 |2019

[ Mungkin kalian sudah tau bagaimana caranya menghargai seorang penulis lengkap dengan segala atributnya ]

Happy reading .....

                                     _

Kepalan tangan itu terus saja memberikan pukulan di wajah seseorang dengan membabi buta, hujan yang turun tak menyurutkan semangat nya untuk terus menghabisi nyawa seseorang yang sudah tak berdaya itu. Genangan air di bawah tubuh besar lelaki yang sudah terkapar menyedihkan itu sudah berubah warna menjadi merah karena darah yang keluar dari tubuhnya yang sudah tak berdaya dan sedang meregang nyawa, pemuda lain yang masih memberikan pukulan nya berhenti saat merasa puas dan juga kebas di tangannya.

Pemuda dengan Surai hitam legam dengan wajah rupawan dan rahang tegas itu menatap dingin tubuh tak berdaya lelaki di bawahnya, ia bangkit dan berjalan meninggalkan tubuh tak bernyawa itu masuk ke dalam rumahnya yang mewah . Para anak buahnya membungkuk kan tubuh mereka saat sang tuan berjalan melewati mereka, mereka tak melakukan apapun dan hanya diam dengan harap cemas semoga tuannya ini sudah lelah dan memilih beristirahat karena mereka tidak ingin bernasib sama seperti rekan mereka yang sudah meregang nyawa di halaman rumah berhujan sana.

Mereka sedikit bernafas lega saat Jungkook berjalan dengan tatapan mata elangnya yang tajam masuk ke dalam kamarnya di lantai dua, setidaknya mereka tidak melihat pembantaian dan perkelahian berdarah lagi dan paling bersyukur karena mereka tidak menjadi sasaran kemurkaan sang atasan.

Sudah menjadi hal biasa bagi mereka jika tuannya itu saat marah akan melampiaskan hasrat membunuhnya pada siapapun yang menggangu dan tak berguna lagi baginya. Apalagi jika sudah melakukan kesalahan walaupun itu adalah kesalahan kecil, tapi percayalah tak ada kata ampun di kamus tuan muda Jeon Jungkook, wajah tampan nya sangat bertolak dengan pribadinya yang kejam dan bengis.

Jika mereka takut, lalu mengapa mereka mau bekerja dengan Jungkook ? Jawabannya tentu saja karena uang, walau bagaimanapun semua akan bertekuk lutut dengan lembaran kertas yang bisa berguna untuk segala hal. Seperti kata pepatah uang bukanlah segalanya tapi percayalah segalanya memerlukan uang, begitulah kira-kira perumpamaan yang cocok untuk mereka, mereka memerlukan uang untuk masa depan mereka ataupun untuk keluarga mereka.

Setelah Jungkook menutup pintu kamarnya dengan suara bantingan keras, mereka pun langsung membereskan rekan kerja mereka yang sudah tinggal raganya saja. Oh lihatlah sudah sangat pucat karena darahnya yang sudah terkuras serta terpaan air hujan yang mengguyur tubuh menyedihkan itu, tak ingin berlama-lama mereka pun langsung bergegas membereskannya dan memasukkannya ke dalam kantong plastik khusus untuk mayat dan membawanya ke tempat pemusnahan untuk menghilangkan jejak.

_

Di tempat lain seorang gadis cantik dengan rambut panjang coklat madu terlihat duduk memeluk lututnya di depan jendela dengan melihat hujan yang turun di luar sana melalui jendela kamarnya yang kain gorden nya tidak ia tutup, sengaja ingin menikmati tetesan hujan malam yang deras. Udara dingin dengan lampu kamar yang di matikan menambah kesan mencekam dan sepi, gadis itu seolah tak peduli dengan hawa dingin yang mencekam di tubuhnya yang hanya mengenakan celana pendek sebatas paha dengan kaos putih polos yang terlihat over di tubuhnya yang kurus itu.

Entah apa yang tengah ia pikirkan sehingga membuat nya tampak melamun dengan tatapan kosong menatap tetesan hujan yang turun semakin deras, hingga sebuah deringan ponsel membuat nya tersentak dari lamunannya. Gadis itupun bangkit dari posisinya dan berjalan menuju nangkas kecil di samping tempat tidurnya di mana benda pipih yang meraung itu ia letakkan, saat melihat siapa yang menelepon nya gadis itu sedikit mengeluarkan senyuman dan langsung mengangkat nya.

The Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang