Part 18 : Ending

147 9 7
                                    

Copyright © khrnisaa | 2019

[ Mungkin kalian sudah tau bagaimana caranya menghargai seorang penulis lengkap dengan segala atributnya ]

Your vote and Comment are so precious for me .....

Happy reading.....

                                    _

Suara lirihan permohonan di seberang telepon sukses membuat Taehyung terdiam. Hingga membuat semua mata tertuju penasaran ke arahnya, namun belum sempat mereka bertanya Taehyung sudah memotong nya.

"Aku akan membantu mu, send location ." Ujar Taehyung kemudian sambungan telepon itupun terputus.

"Apa yang terjadi? siapa yang membutuhkan bantuan ? " Tanya Hoseok dengan bertubi-tubi, oh jiwa penasaran lelaki satu itu terusik.

"Jungkook ."Jawab Taehyung singkat dengan wajah serius yang membuat orang lain semakin heran, oh ayolah seorang Kim Taehyung tak pernah menampilkan wajah seserius ini sepanjang eksistensi nya hidup.

"Baiklah, sebaiknya kita segera menghampiri Jungkook. " Ujar Yoongi yang langsung diangguki oleh semunya, dan mereka pun melesat dengan kecepatan tinggi meninggalkan pelantaran club' malam berdarah itu.

_

Jungkook masih terdiam dengan tatapan kosong setelah mobil Audi R8 hitam milik nya melesat dengan membawa Aarin. Dia masih memikirkan perkataan Aarin  dan tatapan mata gadis itu yang nampak begitu terluka, oh apa yang sudah dia lakukan selama ini, dia tak pernah terbuka kepada Aarin dan ternyata itu sangat menyakiti hati gadis itu.

"Sial." Umpatnya kesal sambil menendang udara kosong melampiaskan rasa kesalnya.

Menyuarkan rambutnya kemudian dilanjutkan dengan mengusap wajah nya kasar, Jungkook terdiam sejenak sebelum menaiki motor hitam yang terparkir di sana. Oh Dewi Fortuna berpihak kepadanya karena kunci motor itu tergantung di tempatnya, sepertinya sang pemilik terlalu panik dan tak sadar meninggalkan kunci motor nya . Menaiki motor bermerek Kawasaki Z250 black metal dan memakai helm kemudian melajukan motor itu dengan kecepatan maksimum, melesat membelah jalanan di malam hari.

_

Aarin terus mengendarai mobil Audi itu dengan air mata yang terus mengalir serta isakan tangis yang menyesakkan dada. Oh, sebenarnya apa yang membuatnya menangis ? Kejadian di club' yang menakutkan yang ternyata melibatkan seseorang yang sangat penting dalam hidupnya ? Atau karena merasa menjadi gadis bodoh yang tak tau apapun tentang Jungkook ? Entahlah semuanya menumpuk menjadi satu dan terasa begitu menyesakkan sehingga membuat nya menangis.

Terlalu larut dengan tangis dan pikiran nya Aarin di kejutkan dengan sebuah motor hitam yang berjalan mepet dengan mobilnya, mengetuk kaca mobilnya dan membuat pikiran Aarin yang buntu semakin buntu dan tak karuan. Panik adalah suatu perumpamaan yang pas bagi nya sekarang, dan Aarin pun terus memacu kecepatannya hingga membuat motor itu tertinggal. Menghela nafas lega, hingga kemudian menjadi panik dan mengerem mendadak karena motor itu menyalipnya dan berhenti memalang di depannya, oh apa pengendara motor itu sudah gila ? Bagaimana jika Aarin tak menginjak rem atau rem nya sudah tak berfungsi dengan baik pasti dia akan tertabrak oleh mobilnya.

Masih dengan nafas yang memburu Aarin menggigit bibirnya panik, ketika di lihatnya motor itu ambruk tersenggol mobilnya. Oh, apa pengendara itu baik-baik saja ? Apa dia harus keluar dan melihat kondisi orang itu ? Tapi bagaimana jika orang itu adalah orang jahat ? Tapi karena pada dasarnya Aarin adalah orang yang baik, diapun keluar dari mobilnya dan melihat kondisi orang yang telah jatuh bersama dengan motornya.

The Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang