Part 5

87 19 3
                                    

Copyright © khrnisaa_13 |2019

[ Mungkin kalian sudah tau bagaimana caranya menghargai seorang penulis lengkap dengan segala atributnya ]

Happy reading.....

                                    _

Aarin menatap pantulan wajahnya di cermin depan wastafel, dia telah selesai mencuci tangannya dan mulai memikirkan kejadian di ruang meeting tadi. Oh kenapa Jungkook bisa ada di sana juga ? Bukan, bukan karena Aarin tak tau jika kekasihnya itu adalah bagian dari Kim's Corp, Aarin tau sangat tau karena wajah tampan kekasihnya itu juga sering sekali muncul di berbagai media dan pemberitaan bisnis. Tapi yang membuat Aarin terkejut adalah kenapa Jungkook ikut serta dalam meeting, sedangkan dia tau pasti jika pekerjaan pemuda itu pastilah banyak dan tidak akan mungkin ada waktu untuk melihat rapat dengan perusahaan kecil seperti tempat nya bekerja,  bukan, bukannya Aarin merendahkan tempat nya bekerja tapi memang jika dibandingkan dengan Kim's Corp, Coklyn Magazine bukanlah apa-apa.

Setelah berkutat lama dengan pemikiran dan rasa penasaran nya, Aarin pun segera beranjak keluar dari toilet . Aarin berjalan menuju lobi utama untuk segera menghampiri atasannya yang masih mengobrol ringan dengan HRD manager yang bernama Park Jimin, oh lelaki park itu memiliki senyum yang indah dengan ciri khas mata yang ikut melengkung layaknya bulan sabit seakan matanya ikut tersenyum. Saat masih fokus menatap wajah lelaki Park, Aarin di kejutkan dengan bisikan dengan suara dalam di telinga kanannya yang membuat Aarin tersentak.

"Menikmati pemandangan indah, nona ? Setahu saya memandangi seseorang dengan terang-terangan itu tidak sopan ." Bisik suara itu sarat akan nada menyindir.

Aarin pun membalikkan tubuhnya, dan langsung di hadapkan dengan dada bidang berbalut kemeja hitam serta dasi merah. Lalu Aarin segera menaikkan tatapan nya guna melihat wajah presensi seorang pria dengan wajah tampan serta rang yang sangat kokoh, Aarin bisa melihat ekspresi dingin lelaki itu. Sedangkan Jungkook menatap wajah Aarin yang mendongak menatap nya, ekspresi nya masih tetap datar. Mereka masih tetap saling menatap dengan kehingan, seolah-olah hanya dengan saling menatap mereka bisa menyalurkan maksud mereka.

Hingga sebuah suara menginterupsi mereka berdua, dan membuat Jungkook serta Aarin menatap ke arah seorang yang menyapa Jungkook. Terlihat Jimin dan juga Mr. Jang menghampiri mereka, Aarin pun segera menepi saat Mr. Park dan juga Mr. Jang sudah berdiri di hadapan nya dan juga Jungkook, sedangkan Jungkook masih tetap memasang wajah datar andalannya .

"Apa terjadi suatu masalah ? " Tanya Jimin kepada Jungkook .

"Tidak ada ." Jawab Jungkook datar masih dengan menatap wajah Aarin yang kini mulai menunduk .

Jimin menatap Jungkook dengan alis yang terangkat sebelah. Dia bukannya buta, dia tau ada sedikit perubahan di raut wajah Jungkook yang masih tetap memandangi wajah wanita bernama Aarin. Dari di dalam ruang meeting tadi Jungkook tak pernah mengalihkan tatapannya dari wanita itu, dan itu semua tertangkap oleh penglihatan jeli seorang Park Jimin.

"Baiklah jika begitu kami pamit undur diri, dan terimakasih atas kerjasama yang luar biasa ini Mr. Park dan juga Mr. Jeon ." Ujar Mr. Jang yang mengalami kedua manager tampan itu, Jungkook serta Jimin pun membalas jabatan formalitas itu.

Aarin pun mengikuti Mr. Jang dengan menjabat tangan kedua lelaki penuh kharisma itu, hingga saat berjabat tangan dengan Jungkook Aarin dan yang lain di buat terkejut dengan perkataan Jungkook .

"Mr. Jang, bisakah aku meminjam sekertaris mu sebentar ? " Tanya Jungkook masih tetap menatap dan juga menggenggam tangan Aarin.

Mr. Jang masih terkejut bukan main, matanya terbelalak dengan rahang yang jatuh . Namun dia berusaha bersikap profesional dan tersenyum formal guna menghilangkan keterkejutannya,

The Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang