Copyright © khrnisaa_13 |2019
[ Mungkin kalian sudah tau bagaimana caranya menghargai seorang penulis lengkap dengan segala atributnya ]
Happy reading .....
_
"Apakah kau sudah bertemu dengan nya ? " Tanya sebuah suara di seberang telephone.
"Ya, Dan sepertinya aku Tau bagaimana Cara menghancurkan nya ." Jawab seorang lelaki dengan senyum mengerikan terbit di bibir tipis nya.
Sedangkan seseorang di seberang telephone nya tertawa dengan puas mendengar jawaban itu.
"Bagus, bagus sekali. Kau memang selalu bisa ki andalkan my son."
_
Aarin baru saja menutup pintu apartment nya, saat tiba-tiba deringan ponsel miliknya terdengar.
Aarin melihat nama yang tertera di layar ponsel nya, dan segera menekan tombol hijau."Kau suka masakan jepang ?" Tanya suara di seberang saat setelah Aarin menempelkan ponsel itu di telinga nya.
Aarin menyerngitkan alisnya mendengar pertanyaan itu, tapi setelahnya dia menggangukkan kepalanya. Seolah menjawab pertanyaan tiba-tiba tadi, tanpa sadar jika saat ini sedang berbicara di telephone.
"Aarin-na, kau mendengar ku ?" Hingga suara diseberang menyadarkan Aarin jika di telah bertindak bodoh tadi.
"Ah, I....iya aku suka oppa, kenapa ? " Jawab Aarin.
"Baiklah, kau tidak usah masak malam ini. Aku akan membawakan makanan. " Ujar suara di seberang lalu mematikan sambungan, tanpa menunggu jawaban dari Aarin.
Aarin hanya mengangkat bahu nya, dia sudah biasa dengan sikap Jungkook yang semaunya sendiri. Tak ingin berlama-lama Aarin pun segera masuk ke dalam apartment nya Dan memilih untuk segera mandi, Dan bersiap-siap menunggu kedatangan kekasihnya yang luar biasa.
_
Aarin keluar dari Kamar mandi dengan senandung kecil dari bibirnya, hingga ia di kejutkan dengan keberadaan seorang lelaki yang duduk dengan santai di sofa depan tv.
"A...oppa kau mengejutkan ku ." Teriak Aarin yang melihat Jungkook, sedangkan lelaki itu hanya diam menatap Aarin dengan intense. Aarin merasa salah tingkah di tatap seperti itu oleh Jungkook, Jungkook memang tau password pintu apartment nya, padahal Aarin Tak pernah memberitahukan nya. Tapi Aarin Tak mau ambil pusing, toh itu Jungkook kekasihnya sendiri.
"Apakah oppa sudah lama ?" Tanya Aarin berusaha mengalihkan rasa gugupnya.
Jungkook menyeringai melihat kelakuan Aarin yang masih saja gugup jika di tatap oleh nya, padahal mereka sudah bersama sejak lama. Tapi Jungkook senang dengan reaksi Aarin yang tidak pernah berubah, efek dirinya masih sama terhadap gadis itu.
"Tidak lama, tapi cukup untuk mendengar kan sebuah lagu di nyanyikan dengan semangat ." Jawab Jungkook yang sukses membuat pipi Aarin blushing Tak karuan, dia memang bernyanyi dengan keras saat di Kamar Mandi tadi, itu adalah kebiasaan Aarin untuk melepas lelah setelah bekerja. Tapi jika nyanyian nya yang tak tau aturan tadi di dengar oleh Jungkook itu akan sangat memalukan, Aarin cukup tau diri jika dia memang tidak memiliki bakat vocal dan lagi tadi dia bernyanyi dengan sangat tak tau aturan.
"Bagaimana jika sang penyanyi mendengar nya, dia pasti akan sangat senang . " Ujar Jungkook yang sukses membuat Aarin semakin merasa bersalah dengan sang pencipta lagu .
"Sudahlah, oppa ke sini bukan cuma ingin mengejekku kan ? Jika iya maka oppa bisa pulang saja. " Sewot Aarin yang sukses mengundang tawa Jungkook.
Aarin mendengus kesal saat melihat Jungkook yang malah semakin menertawakan nya. Tak ingin semakin di jadikan bahan cemoohan Jungkook, Aarin pun langsung mengambil paper bag berwarna hitam dengan logo salah satu hotel ternama. Oh paper bag nya saja terlihat sangat mewah dan elegan, rasanya paper bag ini lebih cocok di jadikan sebagai tempat penyimpanan berlian daripada tempat makanan. Aarin mulai mengeluarkan semua kotak yang terdapat di dalam paper bag berwarna hitam itu, dan mulai menata kotak-kotak makanan itu di atas meja makan kecil yang dilengkapi dengan empat kursi .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain [Completed]
RandomRasa sakit di masa lalu membutakan hati nurani ku, keinginan untuk balas dendam ingin terus aku lakukan . Kehidupan kelam mengusaiku terasa sangat mengerikan, dan menyakitkan. Hingga sebuah kebahagiaan datang mewarnai hari suram ku, namun tak bertah...