Part 15

74 8 8
                                    


Copyright © khrnisaa | 2019


[ Mungkin kalian sudah tau bagaimana caranya menghargai seorang penulis lengkap dengan segala atributnya ]

Your vote and Comment are so precious for me .....

Happy reading.....

                                    _


Aarin tengah berdiri di sebuah ruangan luas dengan furniture yang luar biasa mewah, terdapat pilar-pilar bangunan yang luar biasa besar menopang tinggi langit-langit yang sangat tinggi dan megah, serta lukisan-lukisan kuno yang luar biasa artistik .

Aarin terus mengagumi keindahan ruangan serta indahnya bangunan itu, gadis yang saat ini mengenakan dress cantik berwarna putih gading membalut tubuh langsing dengan tinggi semampai dengan jepitan rambut berukir bunga baby breath yang di pahat sedemikian rupa serta flat shoes berwarna senada menampilkan kesan indah manis yang feminim .

Hingga tiba-tiba sebuah bisikan dengan nada lembut hadir di telinga sebelah kanannya, serta pelukan hangat dari belakang membuat tubuhnya berjengkit kaget. Aarin pun membalikkan badannya dan berhadapan dengan lelaki berwajah rupawan dengan pahatan wajah bak dewa mitologi Yunani kuno yang melegenda, senyuman manis itu mengundang Aarin untuk membalas nya.

Jungkook saat ini sangat tampan dengan kemeja putih serta celana jeans berwarna senada dan juga sepatu kets putih yang terkesan kontras dengan rambut hitam legam milik lelaki tampan itu.

"Aarin-na, kau sangat cantik ."  Ujar Jungkook dengan mebelai rahang mungil  Aarin.

Saat sebelum Aarin berbicara, tiba-tiba datang seorang dengan pakaian serba hitam di balik tubuh Jungkook. Lelaki asing itu memegang sebuah pistol yang mengacung ke arah Jungkook, sebelum Aarin memberi tahukan kepada Jungkook, suara letupkan terdengar dan peluru itupun melesat ke arah Jungkook dengan lancar dan menyebabkan tubuh kokoh itu tumbang di sertai jeritan histeris Aarin.

Aarin pun langsung bersimpuh di samping tubuh Jungkook yang sudah terkapar dengan darah yang mulai merembes di kemeja putih nya, sehingga terlihat sangat kontras dan terkesan mengerikan.

Aarin terus menangis dan berusaha untuk menutupi luka tembak di tubuh Jungkook agar darah itu berhenti mengalir, walaupun itu terkesan tak berguna karena darah lelaki itu terus saja keluar.

Jungkook tetap tersenyum dan berusaha untuk menenangkan gadis cantik yang saat ini terus menangis.

"Jangan menangis Aarin-na, aku ingin kau selalu bahagia apapun yang terjadi."

Ujar Jungkook dengan memegang rahang mungil Aarin, yang kini di terdapat noda darah akitab tangan Jungkook yang sudah di penuhi oleh darah. Aarin terus menangis dan menjerit minta tolong, sedangkan Jungkook tetap tersenyum hingga perlahan menutup mata dan tangan yang memegang rahang Aarin terjatuh dan terkulai lemah. Meninggalkan Aarin yang semakin menjerit dan mencoba membangun kan Jungkook, baju putih mereka sudah kotor terkena noda darah serta bangunan yang pada awalnya indah bak surga berubah menjadi menyeramkan bak neraka dengan iringan tangis pilu seorang gadis yang di tinggalkan oleh kekasihnya.

Gadis cantik itu terbangun dari tidur dengan wajah yang sudah di penuhi oleh keringat serta air mata, menoleh dan mengitari seluruh ruangan dengan nyalang dan sedikit bernafas lega saat tersadar kini dia sedang berada di kamar nya. Ternyata kejadian mengerikan itu hanyalah sebuah mimpi, mimpi yang terkesan nyata dan sangat mengerikan.
Setelah mengatur nafas nya yang memburu, Aarin pun bergegas turun dari ranjang nya dan berjalan menuju jendela kamar nya yang tertutup gorden putih dan masih terlihat gelap menandakan hari yang masih malam. Aarin pun berdoa semoga mimpi itu bukanlah apa-apa, dan hanya sekedar mimpi.

The Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang