In A Dream

477 126 2
                                    

ketuk saja, buka perlahan
maka kamu akan temukan ia

buka saja, jalan perlahan
maka kamu akan melihat ia

jalan saja, berhenti di sana
maka kamu tak akan mati di genggamannya

Gadis itu berbalut gaun putih selutut, rambut panjang terurai, matanya putih kekuningan, dan perak di atas kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu berbalut gaun putih selutut, rambut panjang terurai, matanya putih kekuningan, dan perak di atas kepala.

Dia cantik, penuh wibawa, seperti seorang bangsawan.

Semakin kukatakan ini mimpi sebab gadis itu memandang ke arahku. Bibirnya melengkung membentuk senyum, senyum lebar yang sarat kebahagiaan. Sosoknya istimewa, dan siapa yang tidak akan terbuai padanya?

"Selamat datang, Certa," panggilnya lembut.

Kusadari gadis itu adalah orang yang kukenal, dan aku yang mendampingi hari-harinya tak lama sebelumnya. Cinzel. Dia adalah Cinzel. Dan aku tidak percaya, sama sekali tidak. Tidak, tidak, tidak.

Kulihat sekelilingku. Tempat ini seperti kastil, sangat indah dan nyaman. Aku merasakan aroma ketenangan yang memanggil di luar sana. Mengalir tenang dan hinggap di dadaku. Apa sih yang aku rasakan?

Ini hanya mimpi! Kumohon sadarlah! Untuk apa bahagia jika semua hal menyenangkan di sini hanya kepalsuan belaka? Jangan bohongi diri sendiri, tidak ada gunanya!

"Apa kamu masih belum mengerti, Certa?" tanya Cinzel, tampak sedih. "Kamu adalah bagian dari bunga tidur ini. Apa kamu tidak mengerti?"

"Apa buktinya?" balasku mengernyit.

"Apa kamu tidak bertanya-tanya mengapa kamu ada di rumah sakit jiwa itu? Apa kamu tidak penasaran pada bagian masa lalumu yang hilang? Kamu selalu mempertanyakan, bukan?" Ia menatapku. "Sejatinya kamu menginginkan sebuah jawaban yang menyakinkan."

Mendadak, tubuhku menegang. Dia ... dia tahu semua itu? Baiklah, itu tidak aneh Certa. Tenangkan dirimu. Cinzel benar. Aku merasa tidak adil dan terbuang kala tidak mengetahui apa-apa soal diriku. Seolah aku memang tidak diinginkan, dan terjebak di rumah sakit jiwa itu tanpa pernah tahu mengapa.

"Bisakah kamu menikmati hari-harimu di sini untuk mengetahui jawabannya?" Cinzel bertanya lagi.

"Memangnya aku bisa mendapatkannya di sini?"

Ia tersenyum puas. "Ya, karena kamu memang bagian dari bunga tidur ini. Seharusnya kamu menyadari hal itu." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The End of FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang