4 pengakuan Jimin

86 11 4
                                    

Bab 4 Fine

Jimin memandangi langit malam yang tiba-tiba saja hujan dari jendela kamar rumah sakit. Sambil melipat kedua tangannya di dada, Jimin mengingat semua kejadian beberapa waktu lalu. Lebih tepatnya dua minggu yang lalu ketika dirinya sedang menjalani test kesehatan, Jimin bertemu dengan Seojin di kantin rumah sakit. Saat itu Jimin tidak tahu kalau hubungan Seojin dan Hyoran sedang tidak baik-baik saja. Awalnya mereka saling menyapa dan mereka ngobrol ringan hanya sekedar basa-basi. Setelah selesai dengan serangkaian test, Jimin hendak pulang. Dan Jimin melihat kalau Yoora ada di rumah sakit. Jimin pikir Yoora sakit atau mengantar seseorang yang sakit. Namun ternyata Jimin dikejutkan dengan satu kenyataan yang sangat menyakitkan. Yoora datang ke rumah sakit untuk menemui Seojin. Benar, mereka berhubungan di belakang Hyoran. Lebih tepatnya Seojin berselingkuh dengan Yoora, asistennya Hyoran. 

Jimin ingin sekali memberitahukan masalah itu pada Hyoran. Tapi, tidak jadi. Jimin tidak tega melihat Hyoran yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan, tidak jarang juga Hyoran harus tidur di mess kantor karena tidak sempat pulang. Jimin tahu, cepat atau lambat Hyoran akan mengetahui masalah ini. Dan Jimin berpikir, Hyoran sakit karena sudah mengetahui perselingkuhan Seojin. 

"Brengsek sekali dia," umpat Jimin pada langit malam yang tidak berdosa. 

Jimin mencintai Hyoran. Tidak tega melihat Hyoran seperti ini. Jimin yakin bukan hanya kelelahan, tapi karena asmaranya yang memang sedang tidak baik-baik saja. Makanya Hyoran menjadi seperti ini. 

Jimin menarik nafas panjang dan menoleh melihat keadaan Hyoran yang sedang tertidur pulas. Rasanya damai sekali. Ia pun menarik bibirnya tersenyum pilu. Ketika kepalanya kembali menatap langit, ponselnya yang terletak di saku celananya bergetar. 

"Halo!" Jawab Jimin. 

"Halo, Jim. Aku sudah di rumah sakit. Membawa pakaianmu dan Hyoran. Di kamar berapa?" Seseorang yang kenal dekat dengan Jimin dan Hyoran. Merupakan asisten Jimin bernama Yungi. 

"Kamar VIP 1 Rosel." 

"Baiklah." 

Sambungan terputus dan Jimin memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Kini ia berjalan ke arah Hyoran dan membenarkan selimutnya. Ketukan pintu membuat Jimin menoleh dan saat itu pula pintu digeser. Menampakkan seorang pria putih pucat dengan mata sipit dan memiliki alis hitam tebal. Tingginya pun tidak jauh dengan tinggi badan Jimin. 

"Maaf aku kemalaman. Ini terlalu mendadak, Jim." Yungi memberikan satu tas jinjing berisi pakaian Jimin dan Hyoran. 

"Lengkap?" Jimin melirik. 

"Aku tidak pernah salah dan selalu teliti." Jawaban Yungi meyakinkan. Pria pucat itu menghampiri Hyoran dan menatapnya lekat. "Hyoran terlalu bekerja keras untuk menjadi sempurna. Padahal tidak perlu seperti itu. Menjadi baik saja sudah lebih dari cukup." 

Jimin tahu maksud pembicaraan Yungi ke arah mana. Pertama ke arah pekerjaan. Yang kedua Hyoran yang selalu berusaha baik-baik saja ke semua orang. Terlalu peduli dengan orang lain, tapi tidak dengan dirinya. 

"Namanya juga Hyoran," timpal Jimin.

"Kamu menginap?" Yungi menatap Jimin. 

Jimin mengangguk pelan. 

"Baiklah, aku tidak bisa lama-lama. Masih banyak yang harus ku kerjakan. Salam saja pada Hyoran jika dia bangun nanti. Oya, jangan lupa banyak minum dan aku sudah membawakan vitamin untukmu." Yungi menepuk bahu Jimin, "aku pamit." 

Jimin kembali mengangguk, "terimakasih, Hyung. Dan hati-hati."

Yungi hanya menoleh dan pergi. 

Jimin kembali menghela nafas dan membuka tas yang tadi dibawa Yungi. Mengecek apakah isinya sesuai yang dibutuhkan dan diharapkan atau malah banyak yang kurang. 

I'm Fine (✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang