13 Terluka

53 8 0
                                    

Fine 13

Hyoran mempersiapkan semua kebutuhan untuk shooting di asrama. Semuanya sudah lengkap dan tinggal datang saja ke asrama. Hubungannya dengan Seojin sejak dia terakhir tidur di sana, kembali membaik. Terkadang Seojin masih suka mengirimkan pesan singkat seperti perhatian - perhatian kecil yang manis. Sehingga membuat Hyoran teringat dengan masa lalu mereka.

Sedangkan Jimin, mengabaikannya juga sudah berhari-hari. Membuat Hyoran kesepian karena sosok Jimin yang perhatian tidak ada lagi.

"Aku datang," ucap Hyoran ketika sampai di asrama. Dengan kedua tangannya masing-masing membawa paper bag berisi makanan. Untuk staf juga untuk penghuni asrama.

Asrama sendiri berbentuk rumah yang memang dibeli perusahaan untuk beberapa trainee sebelum mereka debut. Rumah yang dibilang sederhana tetapi ada dua lantai. Tiga kamar di bawah, satu kamar mandi ,ruang tengah, taman kecil dan  dapur. Setiap kamar juga memiliki kamar mandi sendiri. Sedangkan di lantai dua ada 4 kamar juga satu kamar mandi di luar. Sedangkan di kamar juga tersedia kamar mandinya. Balkon dan taman kecil. Ada lagi lantai roof top. Tidak luas , tetapi memiliki banyak manfaat terutama untuk menjemur pakaian dan ada beberapa kursi malas untuk santai.

Hyoran meletakkan paper bag di atas meja makan. Semua tampak lengang, hanya beberapa staf saja yang sedang memasang kamera di sudut-sudut ruangan.

"Noona…," panggil Jungkook yang sedang menuruni tangga.

"Jungkook-ah…." Hyoran tidak kalah saat memanggil nama pria yang memiliki tatto di tangan kanannya, memiliki banyak otot, namun berwajah seperti bayi.

Jungkook memeluk Hyoran tanpa sungkan. Karena memang Jungkook menganggap Hyoran sudah seperti kakak kandungnya. Namun Hyoran sudah kalah tinggi dari Jungkook.

"Apa kabarmu, hmm?" Tanya Hyo sembari mengusak rambut Jungkook yang masih setengah basah.

"Aku begini saja, maaf ya, waktu itu aku tidak datang menjenguk. Padahal sudah janjian juga sama Jimin Hyung. Tapi tiba-tiba aku ada urusan mendesak." Jungkook mengajak Hyo duduk di kursi.

Hyo mengedikan bahunya. "Tidak apa, yang penting sekarang aku sudah baik-baik saja. Dimana Jimin dan Taehyung?" Hyoran penasaran. Sembari celingak-celinguk menelusuri rumah.

"Jimin Hyung kan kencan."

"Kencan?" Dada Hyoran seperti ada yang memukulnya. sesak.

Jungkook mengangguk. "Yang aku lihat, beberapa hari ini Jimin Hyung dekat sekali dengan Jenny. Bahkan mereka datang ke studio latihan bersama."

'Apa karena ini Jimin mengacuhkanku?'

Hyoran mencoba bersikap biasa saja, meskipun rasanya sesak sekali. "Taehyung?"

"Oh, Taehyung Hyung lagi tidur. Noona kan tahu sendiri kalau dia tidur itu gimana."

Hyoran hanya mengangguk lagi. Lantas dia pun mengambil ponselnya mencoba menghubungi Jimin. Sedangkan Jungkook sudah sibuk dengan gamenya.

Ponselnya Jimin aktif tetapi panggilan dari Hyoran diabaikan begitu saja. Membuat Hyoran semakin bertanya-tanya sendiri. Hyoran memilih kamar Jimin sebagai tempat istirahatnya. Semua orang juga sudah tahu kedekatan Hyoran dan Jimin. Jadi rasanya tidak ada yang aneh jika Hyo tidur di kamar Jimin.

"Kamarnya masih tetap rapi dan wangi," gumam Hyoran sembari berkeliling di kamar Jimin yang terkenal di lantai dua. Setelah lelah menelusuri kamar Jimin, Hyo pun merebahkan dirinya di kasur yang berukuran sedang. "Ah… nyamannya," ucap Hyo sembari memejamkan mata.

Jimin kaget saat masuk ke dalam kamar karena ternyata ada Hyoran di dalam kamarnya yang sepertinya ketiduran. Jimin menghela nafas berjalan pelan ke arah Hyoran dan memandangi wajah Hyoran yang damai saat tidur.

I'm Fine (✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang