Seojin yang melihat Jimin tersungkur ke lantai. Membantunya bangun dengan cara menarik kerah kemeja yang Jimin pakai. Lalu menyeretnya keluar.
Jimin yang sudah banyak minum, sudah mulai emosi. Namun, tangan Seojin lebih kuat.
"Ikut aku dan dengarkan aku." Seojin terus menarik Jimin dan yang ditarik pun tanpa perlawanan.
Setelah sampai di luar gedung, Seojin melepaskan Jimin hingga pria itu terhuyung tapi tidak sampai jatuh.
Jimin tersenyum sinis melihat Seojin. Ia berusaha untuk menahan emosi, dengan cara mengepalkan tangannya.
"Dengarkan aku baik-baik, Jimin. Mengapa kamu melakukannya? Hyoran terluka." Seojin menunjuk ke arah asal.
Jimin kembali tersenyum sinis. Rasanya ia muak sekali. Padahal sudah jelas-jelas sumber masalah itu terjadi karena Seojin.
"Ya ... Hyeong, apa kamu tidak malu mengatakan itu padaku, Huh? Kamu tidak sadar , karena kamu lah kami begini!" Teriak Jimin dengan kesal.
Seojin memijat pelipisnya. Memang semuanya perlu diklarifikasi. Untung saja Seojin mempersiapkan semuanya.
"Jimin, dengarkan aku. Video itu terpotong. Jika memang orang itu hanya ingin membiarkan aku dan Hyoran viral, kenapa tidak sampai akhir? Kenapa hanya saat posisi seperti itu. Padahal aku dan Hyoran tidak melakukannya." Seojin terkekeh geli dan sedih.
"Alasan pria memang seperti itu, Hyeong."
Seojin menggelengkan kepalanya dan berjalan mendekati Jimin. "Dengarkan aku baik-baik. Ini semua sudah direncanakan seseorang. Kamu tahu yang sebenarnya, kalau Hyoran sangat mencintaimu, Jim. Dia menahanku untuk tidak menciumnya. Itu yang terjadi," jelas Seojin.
Jimin mengangkat sebelah alisnya. Antara percaya dan tidak. Ia takut semua ini hanya akal-akalan Seojin saja.
"Sudahlah, terserah kau saja." Jimin sudah mual dan ingin berbalik. Namun tubuhnya ditahan tangan kekar Seojin.
"Tunggu. Jangan sakiti Hyoran. Aku akan buktikan." Seojin memberikan ponselnya yang menampilkan video dirinya di atap bersama Hyoran. Hanya saja dari sudut yang berbeda. Karena video itu dari kamera pengawas cctv. Untung saja cctv di atap berfungsi. Sehingga Seojin bisa memperbaiki keadaan.
Jimin memperhatikan dengan baik. Dari awal hingga akhir. Dan benar apa yang dibilang Seojin jika mereka tidak berciuman. Karena Hyoran mendorong tubuh Seojin. Jimin menarik napas dan menghembuskan dengan berat. Ada kelegaan di hatinya, tetapi rasa bersalah yang amat dalam menghantuinya. Karena dia telah mencium Jennie tepat di depan Hyoran.
Seojin menarik kembali ponselnya dan memasukkannya ke dalam sakunya. Seojin memperhatikan Jimin yang sepertinya frustasi. Karena sejak usia melihat video, Jimin menyisir rambutnya sembari mengusap wajahnya.
"Aarggh ...." Jimin berteriak sembari menendang batu di depannya.
"Bicarakan baik-baik dengan Hyoran. Dia rapuh, Jim. Aku tahu hanya kamu yang mampu membuatnya bahagia. Jangan sampai menyesal sepertiku. Hyoran wanita yang sangat baik." Seojin benar-benar bicara dari hatinya.
Jimin tidak banyak bicara dan hanya diam saja.
Ponsel Seojin bergetar dan melihat nama Yungi di layar. "Ya, Yungi-ya?"
"Aku membutuhkanmu, Hyoran terluka."
"Apa? Hyoran terluka? Aku kesana."
Mendengar nama Hyoran disebut membuat Jimin seperti tersadarkan. "Ada apa Hyeong?"
"Hyoran terluka."
Mereka berdua pun berlari dengan kencang ke dalam club lagi. Semua orang menunjuk ke arah toilet. Segera saja Jimin dan Seojin menerobos masuk. Dan saat itulah kaki Jimin lemas. Melihat darah menggenang dibawah tubuh Hyoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine (✅)
FanfictionBAB TIDAK LENGKAP • Follow dulu sebelum baca! • Bijaklah dalam memilih bacaan! ⚠ DON'T COPY MY STORY ⚠ Rate 18+ ❣ hanya kehaluan penulis karena kekagumannya kepada seorang Jimin dari member boygrup BTS. Fanfiction pertamaku di th 2019, yang sudah...