-
-Hyoran sudah berada di ruangannya Yungi. Setelah rapat selesai, Hyoran mengikuti Yungi ke ruangannya.
"Jimin melamarku." Hyo menunjukkan tangannya.
Yungi hampir saja tersedak dengan minumannya. Sebenarnya Yungi sudah yakin cepat atau lambat Jimin akan melamar Hyoran.
"Bagus!"
Hyoran mengerutkan keningnya. "Hanya itu?"
Yungi mengedikkan bahunya santai , lalu menyandarkan tubuhnya pada sofa.
"Aku tidak kaget. Justru itu bagus. Jimin punya caranya sendiri dalam menjaga dan mencintai wanitanya."
Hyoran mengangguk pelan.
"Sekarang tinggal kamu saja yang memantapkan hati. Apa yang kamu ragukan? Kita sudah tahu Jimin sejak lama. Terutama kamu. Ku rasa tidak akan ada bedanya." Yungi menjelaskan diakhiri dengan menggigiti kulit bibirnya.
Hyoran menarik napas panjang. Matanya menatap meja yang berantakan. Lantas, ia bersedekap.
"Apa tidak apa-apa? Sejujurnya aku takut," ucapnya. "Banyak hal terjadi padaku dan mengubah cara pandang ku terhadap---komitmen." Hyoran menatap Yungi dengan nanar.
Yungi melihat nelangsa dalam sorot mata Hyoran. Pria dingin itu sangat hapal dengan sorot mata itu. Pria berkulit pucat itu memainkan rahangnya.
"Ya memang akan seperti itu. Tetapi, kita harus tahu, kalau tidak semua orang punya sikap juga sifat yang sama. Aku yakin Jimin berbeda, Hyo. Pria kecil itu punya pemikiran dan pandangan yang dewasa. Tidak terlihat seperti tubuhnya."
Hyoran tersenyum, "Oppa, jangan body shamming. Tidak sadar diri," decak Hyoran.
Hyoran kembali terdiam dan setuju dengan apa yang dikatakan Yungi soal Jimin. Hanya saja, Hyoran takut akan hal lain. Junghwa.
Rasa trauma terhadap kakak tirinya tersebut, membuat Hyoran sulit konsentrasi. Meskipun ia merasa aman, karena di kantor banyak orang yang peduli padanya. Tetap saja rasa trauma itu tidak hilang. Takut kalau orang terdekatnya juga akan terluka. Terutama Jimin.
Yungi menatap Hyoran yang melamun gelisah. Dan pria itu mencoba mengorek kegelisahan yang terjadi.
"Apa yang kamu sembunyikan? Sepertinya gelisah banget dari tadi? Aku yakin bukan Jimin." Yungi melihat reaksi Hyo sesaat. "Apa karena Seojin? Dia satu lantai dengan kita."
Hyoran terkesiap. "Seojin di lantai ini? Bukannya di lantai bawah?"
Gelengan Yungi sebagai jawabannya. Dan menunjuk dengan wajahnya ke dinding sebelah.
Hyoran menoleh ke arah yang ditunjuk Yungi. "Serius?"
Yungi mengangguk pelan.
Ruangan Seojin ada di sebelah ruangan Yungi. Yang itu artinya, sebelahan dengan ruangannya juga. Hyoran jadi berpikir, semakin ia ingin menjauhkan diri dari sang mantan pacar. Justru hal sebaliknya yang terjadi padanya.
"Sebenarnya aku tidak peduli. Tapi, bukan itu Oppa. Aku tidak peduli Seojin ada di lantai ini. " Hyoran ragu-ragu ingin mengatakan soal Junghwa. "Duet yang akan dilakukan Jennie dan Jimin seperti gimmick untuk menaikan namanya. Aku---aku takut fans malah akan menjodoh-jodohkan mereka berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine (✅)
FanfictionBAB TIDAK LENGKAP • Follow dulu sebelum baca! • Bijaklah dalam memilih bacaan! ⚠ DON'T COPY MY STORY ⚠ Rate 18+ ❣ hanya kehaluan penulis karena kekagumannya kepada seorang Jimin dari member boygrup BTS. Fanfiction pertamaku di th 2019, yang sudah...