four : who is she?

517K 36.6K 9.6K
                                    

Hai🤗jangan lupa comment tiap paragraf yaaa🤗🤗🤗

...


Anna mengerjapkan matanya beberapa lali menyadari siapa orang yang berada dikamarnya. Sargas, lelaki itu dengan setelan santai berdiri tepat di depannya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Lalu Anna membalikkan tubuhnya hendak kabur, dengan gerakan cepat Sargas langsung menyudutkan Anna. Satu tangannya berada tepat di samping wajah Anna, satu tangan Sargas terangkat untuk menarik dagu gadis itu agar tatapan keduanya bertemu.

"Kak Sargas."

"Kenapa baru pulang? Gue udah dari jam 3 sore di sini," ujar Sargas tanpa ekspresi. Anna menelan salivanya, bagaimana lelaki ini bisa menunggunya? Untuk apa?

"Kak Sargas kenapa bisa di sini?"

"Beraninya lo tanya balik gue." Anna hendak menjauh namun satu tangan Sargas kembali di letakkan di samping wajah Anna sebagai tumpuan tubuhnya. Kini Anna berada dalam kurungan Sargas.

"Anna habis dari apartemen kak Bian," ungkapnya seraya memejamkan matanya. Sargas mendengus kesal, Bian bisa saja mengambil start ketika dirinya sedang tidak berada di sekolah.

"Buka mata lo," suruh Sargas lalu Anna perlahan membuka matanya dan mata Sargas langsung menusuk matanya.

"Kakak tadi nggak sekolah?" Tanyanya sangat pelan, sungguh Anna hanya ingin berbasa-basi agar lelaki itu tidak terlalu marah padanya. Ya, raut mukanya berubah.

"Gue sakit," jawab Sargas. Tangan kecil Anna terangkat untuk memegang dahi Sargas, namun belum sampai menyentuh, tangan Sargas sudah menahannya membuat jantung Anna berdetak tidak karuan. Yang membuat Anna terkejut karna Sargas mengarahkan tangannya dan langsung menciumnya perlahan, demi apapun Anna terkejut bukan main.

"Gue udah sembuh," ujar Sargas seperti mengetahui apa maksud Anna barusan. Anna mengangguk kaku, lalu Sargas akhirnya menjauh membuat Anna bernapas lega. Sargas berjalan menuju kasurnya lalu duduk. Anna bingung harus apa sekarang.

"Kak Sargas apa Anna nanya boleh?" Sargas yang sedang memainkan ponselnya langsung mengalihkan tatapannya.

"Nanya aja."

"Kenapa kak Sargas bisa di sini?"

"Karna nyokap lo ngizinin gue di sini." Anna tersentak, kenapa bisa-bisanya ibunya satu ini. Anna menelan salivanya. Lalu melangkahkan kakinya menuju luar kamar. Setelah keluar barulah ia bisa menghirup udara lalu melangkahkan kakinya menuju Audina.

Pas sekali Audina sedang berjalan menuju kamarnya, dengan cepat Anna menahan tangan Audina.

"Ma, tunggu!" Audina membalikkan tubuhnya lalu menatap Anna seraya menyerngitkan dahinya.

"Apa?"

"Kenapa Mama ngizinin lelaki buat nginep, Ma? Mama ngaco ya?"

"Yaudah sih, lagian juga kalian pacaran kan? Nggak apa-apa dong." Astaga, Audina sudah gila. Iya ibunya sudah tidak waras, apa jadinya jika ia tidur bersama dengan Sargas, lelaki menyeramkan itu.

"Ma, Mama aneh!"

"Udah ya Mama mau tidur. Bubay!"

"Ma—" belum sempat Anna memanggil ibunya, Audina sudah masuk ke dalam kamar meninggalkan Anna yang gusar sendiri. Ya Tuhan, kenapa bisa seperti ini.

"Gimana aku tidur?" Gumam Anna bingung sendiri. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dan saat di lihat, Sargas sudah membaringkan tubuhnya, walaupun ia masih terjaga, tetap saja itu kan kasur miliknya.

ANNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang