Anna menatap jelas pakaiannya yang sudah berada di tumpukan sampah, saat ia hendak berlari tangannya langsung di cekal oleh Sargas.
"Mau apa?" tanyanya.
"Itu baju aku."
"Terus kamu mau apa?" Anna bingung dengan pertanyaan Sargas namun sebisa mungkin ia menjawab.
"Ya ambil, Kak." Sargas berdecak lalu menarik Anna untuk menjauh dari sana.
"Nggak usah." Anna melotot.
"Kak! Lepasin, aku mau ambil-"
"Kotor, Anna!"
"Tapi yang Kakak bilang kotor itu berharga." Anna langsung melepaskan diri dan berlari menuju tong sampah di situ. Air matanya mengalir seraya mengumpulkan seragamnya.
Sargas mengejar Anna, ia sudah tahu betul kerjaan siapa ini.
"Udah buang aja, nanti beli yang baru-"
"Enggak!" potong Anna lalu memasukkan bajunya ke dalam tas seraya mengusap air matanya.
"Kakak nggak tahu betapa berharganya baju ini, emang mudah menggantinya, Kak. Tapi aku ingat betul saat Mama beliin baju seragam ini untuk aku, dia kerja dan bisa dapetin ini semua dengan hasil keringatnya sendiri." Anna ingat betul saat ibunya bekerja paruh waktu menjaga toko sampai larut malam, dan itu hanya untuk membiayainya masuk ke dalam sekolah milik keluarga Sargas.
Ya, walaupun keluarga ibunya suka membantu dana untuk kebutuhan hidupnya dan Audina, tapi Audina juga tidak mau terus terpaku dengan itu, ia juga ingin berjuang untuk anaknya bersekolah di sekolah yang elit. Walaupun terkadang Anna suka sakit hati dengan ucapan ibunya yang memang asal ceplos.
Tetapi disisi lain, Audina adalah sosok ibu yang peduli.
"Semenjak ayah meninggal, kehidupan aku nggak seindah sebelumnya. Aku pernah hidup susah, sampai sekarang, tapi...aku juga punya sesuatu yang harus aku hargai. Pemberian dari orangtua ku, Kak." Anna menunduk.
Sedangkan Sargas menatap Anna yang terlihat sedih.
"Aku nggak pernah ngerasain itu. Setiap aku dapet sesuatu dari orangtuaku, semuanya kayak biasa aja. Mereka juga nggak sepeduli Mama, kamu. Ibu aku terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, dengan bisnis dan bisnisnya."
"Dan dia juga nggak pernah ngasih aku sesuatu benda terkecuali uang. Hanya uang yang dia kasih sama aku."
"Maaf, maaf karna buat kamu sedih. Aku nggak bermaksud, dalam artian lain, aku nggak pernah ngerasain yang kamu rasain, makanya aku bisa ngomong begitu." Anna mendongak melihat Sargas dengan raut iba, tidak seharusnya ia mengatakan itu.
"Anna juga minta maaf, Anna nggak bermaksud buat nyinggung Kakak."
Sargas tersenyum.
"Makasih, aku bakal lebih menghargai pemberian seseorang karna kamu."
"Ayo pulang, Kak." Sargas mengangguk lalu merangkul Anna sampai ke dalam mobilnya.
***
Sargas menelpon Ladeya dan akhirnya keduanya bertemu di salah satu kafe terkenal yang cukup ramai. Sargas masih menampilkan wajah datar, begitu pun Ladeya, gadis itu terlihat kesal dan menampilkan kekesalannya.
"Jelasin."
Ladeya menoleh.
"Apa?"
"Maksud lo buang baju cewek gue." Ladeya mengernyit pura-pura tidak mengerti.
"Kok nyalahin aku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/193908902-288-k452680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA (SELESAI)
RomanceYoung adult romance (sudah terbit bisa beli bukunya di shopee : De gibadesta) #1 fiksi || "Mereka aneh, mereka memaksa, dan mereka menginginkanku. Tiga lelaki itu...yang sangat ingin kuhindari..." -Annaqilla- (17+) Publish : 13/juli/2019 End : 8/Ja...