Seventeen : Possessive

353K 27K 6.4K
                                    

Selamat membaca💕

...

Anna kesal sendiri, intinya ia sangat kesal. Dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, Audina sudah kembali dari liburannya jam 5 sore tadi, dan Bian pulang setengah jam sebelumnya. Dan sepergian Bian meninggalkan kesan buruk bagi Anna.

"Ihhh kesel!" Anna melempar gulingnya ketika ingatan tentang perlakuan Bian tadi sore sungguh sangat tidak senonoh. Ih, Anna ingin sekali mencincang setiap inchi tubuh lelaki itu agar kekesalannya hilang.

Sargas bahkan belum melakukannya, atau lebih tepatnya menyentuh payudaranya secara langsung, sedangkan Bian? Ahh...Anna kesal sendiri mengingatnya. Lelaki itu juga sama menyeramkannya dengan Sargas, hanya bedanya Sargas tidak banyak bicara dan dingin sedangkan Bian sangat bawel, dan keduanya sama-sama menyebalkan.

"Kalo kak Sargas tau pasti dia marah banget deh," gumamnya sendiri mengingat wajah Sargas yang selalu tanpa ekspresi itu.

"Cieeee mikirin pacarnya." Anna langsung menoleh ke sumber suara dan sudah ada Audina menahan tawanya di sisi kamar. Mata Anna langsung melebar.

"Mama kapan masuknya? Kok Anna gadenger apa-apa ya?"

"Itu dia, mikirin calon mantu mulu sih, jadinya Mama masuk aja nggak denger," ujar Audina lalu duduk di samping Anna. Anna tidak memedulikan ucapan ibunya, dia hanya membuang muka saja.

"Gimana di tinggal Mama? Enak kan? Enak dong kan di temenin Sargas," tuduh Audina membuat Anna menoleh kesal ke arah ibunya.

"Enggak, Ma. Kak Sargas gak nemenin Anna," elaknya kesal.

"Hahaha, eh btw rumah ini kok kek berdebu banget ya. Kamu gak pernah beres-beres apa?" tanya Audina, Anna teringat memang ia jarang di rumah makanya waktu untuk beres-beres tidak ada. Anna menyengir kuda.

"Maaf, Ma," ucap Anna pelan.

"Karna Mama lagi baik, Mama maafin dah. Oh ya...kamu setelah lulus mau kemana? Gak mungkin kan diem aja dirumah?" pertanyaan tersebut membuat Anna terdiam sejenak. Ia juga, dia sudah kelas 11 dan harus tahu kedepannya akan menjadi apa. Setidaknya kelas 12 ia hanya fokus untuk belajar saja dan soal setelah lulus mau jadi apa dia sudah mengetahuinya.

"Lanjutin kuliah aja ya? Tapi nanti kamu tinggalnya di rumah om Deri, soalnya kemaren Mama kan main terus pengin mampir aja kerumah om Deri. Mama ceritain tentang kamu, katanya dia mau biayain kuliah kamu tapi kamu tinggal di sana. Om Deri juga bilang, dia butuh teman anaknya, Shinta. Kamu kenal kan?" Anna mengangguk kecil.

"Nah. Mama kasih waktu seminggu buat mikir ya. Soalnya om Deri bakal cari pengganti kamu kalo kamu gak mau. Si Shinta kan masih kecil butuh temen aja di rumah gitu."

"Berarti nanti aku jauh dari Mama dong?"

"Ya gimana lagi sayang? Mama gapunya uang untuk biaya kuliah kamu. Mama aja bingung, btw kamu tuh waktunya bentar lagi kelas 12, dan setelahnya pasti harus kuliah. Mama tuh gini-gini mikirin yah!"

Anna menatap wajah Audina.

"Kemaren Mama kemana aja? Bukannya ke malang doang yah?"

"Mama mampir ke jogja, tempat om kamu. Kasih Mama kepastian ya sayang. Cuma pengin kamu jadi yang terbaik aja," ujar Audina saat ia hendak berdiri tangannya di tahan Anna.

"Ma, kalo Anna tinggal di tempat om Deri, bagaimana dengan Mama?" seketika senyum Audina mengembang.

"Yang penting kamu jadi anak yang sukses. Mama gabakal ngekang kamu, kamu boleh kejar cita-cita yang kamu inginkan," jawab Audina lalu kembali melangkahkan kakinya keluar kamar.

ANNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang