six : she is mine

459K 37.3K 12.9K
                                    

Haloooo! Jangan lupa spam komen ya:)

Love u all! Komen tiap paragraf biar cepet update🥺

><><><

Anna dan Bian kini berada tepat di taman sekolah. Suasananya cukup tenang dan sepi, membuat keduanya terhanyut dalam pikiran masing-masingm termasuk Anna sekarang yang bingung harus apa, Bian hanya diam sedari tadi, lelaki itu yang mengajaknya kesini tapi dia tidak bicara apapun setelahnya. Anna menghela nafasnya pelan mencoba menghiraukan saja, dia melihat ke arah pohon yang cukup besar dimatanya, angin sepoy-sepoy membawa rambutnya dan menutup wajahnya.

Belum sempat Anna menyingkirkannya, tangan seseorang terangkat dan langsung melakukan apa yang hendak ia lakukan. Bian menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Jujur jantungnya berdetak mengiringi aktivitas Bian saat ini yang sedang menatapnya dalam. Jikalau saja Bian benar-benar tulus padanya, pasti dia akan mabuk kepayang di tatap seperti ini.

"Lo cantik ya, Ann," ucap Bian membuat Anna mau tidak mau tersenyum.

"Masih cantikan kak Sara kok," ujar Anna membalas. Entahlah, dia juga tidak tahu kenapa ia membawa-bawa perempuan itu. Melihat raut muka Bian yang berubah datar, Anna segera membuang muka ke arah lain agar ia terhindar dari tatapan mengerikan yang Bian berikan padanya, tidak seperti saat lelaki itu sedang menyingkirkan rambutnya.

"Gausa bawa-bawa nama dia." Anna terdiam saat Bian berucap demikian.

"Hati lo sama dia masih cantikan hati lo," ujar Bian lagi membuat Anna mau tidak mau menatap lelaki di depannya. Bian mengubah posisinya menjadi menatap ke depan. Ia menerawang jauh ke masa lalunya, ketika luka lama kembali terbuka, menyaksikan kesakitan yang teramat dalam, lelaki itu menarik nafasnya.

"Sara itu cinta pertama gue," ucap Bian tiba-tiba membuat Anna menoleh. Ia terkejut luar biasa saat mendengar pernyataan lelaki di sampingnya. Bian masih terdiam mencoba kembali mengingat hal yang sudah di buangnya jauh-jauh.

"Dia cewek yang paling gue suka, cewek yang paling gue percaya. Dan dia yang ternyata ngekhianatin gue," lagi dan lagi Bian kembali merasakan hatinya berdenyut mengingat betapa menyebalkannya Sara saat itu.

"Dia..." suara Bel menghentikan ucapan Bian.

"Udah bel," ujar Anna pelan.

"Ayo balik ke kelas," ajak Bian tanpa ekspresi, sejujurnya Anna ingin mendengar lagi, ingin tahu kisah yang pernah dialami lelaki ini, hanya saja dia tidak berani untuk berkata "kak nanti lanjutin ya" atau "kak aku mau tahu kelanjutannya", bisa-bisa nanti dia terkena masalah jikalau Bian tersadar bahwa dirinya kepo.

"Tar pulang bareng siapa?" Pertanyaan Bian saat mengantarnya menuju kelas, Anna menghentikan langkahnya.

"Aku naik angkot aja."

"Sama gue, nanti ke kelas aja," balas Bian lalu membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Anna sendiri yang masih penasaran dengan cerita gadis bernama Sara itu, sampai membuat Bian yang ceria terdiam dan rapuh seperti itu.

Yang jelas, aku sedih saat kak Bian sedih. Batin Anna berucap.

***

Ketika pulang sekolah, Sargas menghampiri Bian dan Vito yang sedang duduk di kelasnya. Sontak Vito mendongak.

"Vito," panggilnya. Vito masih diam menunggu kelanjutan Sargas.

"Sara kangen lo," ucap Sargas membuat Vito berdecih.

"Gue enggak." Balasan Vito membuat Sargas menaikkan sebelah alisnya.

"Lupain," ucap Sargas membuat Vito tertawa kecil.

ANNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang