Hari ini, hari dimana Devan libur dari pekerjaan kantor yang sungguh membosankan.
Devan melihat kearah dapur, dimana sang istri sedang menyiapkan bahan bahan membuat cake.
Devan berjalan mendekati Aura yang sedang memasukan berbag
ai bahan kedalam tempat mixer.Dengan iseng Devan memoleskan sedikit tepung dipipi Aura.
"Ihh kamu ini, kan kotor muka aku jadi nya." gerutu Aura.
"Sayang" panggil Aura lembut ,Devan menengok dan.
Buk
Aura tertawa nyaring melihat semua wajah Devan putih karna tepung. Devan mendengus kesal melihat tawa istrinya yang tak kunjung reda."Haha aduh Van haha muka kamu haha lucu banget sumpah." Ucap Aura disertai tawa.
"Gausah ketawa deh Ra. Dasar usil." dumel Devan.
"Yee enak aja kan kamu yang mulai." elak Aura.
Devan berjalan menuju kamar mandi dekat dapur untuk membersihkan wajahnya.
Lagi lagi Aura dengan keisengannya menaburkan tepung didepan pintu kamar manti dengan terkikik membayangkan Devan terjatuh.
Selesai membersihkan wajahnya yang penuh tepung Devan melihat istrinya seperti menahan tawa entah apa yang lucu.
BRUK
ARGHHH
Saat melangkah kearah sang istri Devan terpeleset dengan satu tangan yang menopang berat tubuhnya. Tulangnya seakan retak detik itu juga Devan terpelanting hingga meja makan dan kepalanya terbentur kaki meja.Aura melotot tak percaya dengan apa yang terjadi pada Devan saat ini. Astaga, Aura tidak bermaksud mencelakai suami nya itu.
Aura berjalan tergopoh gopoh kearah Devan yang mengerang kesakitan memegangi tangannya.
Air mata nya lolos detik itu juga ketika melihat darah kental dilantai yang berasal dari kepala Devan.
"V-van maaf hiks a-aku gak bermaksud." isak Aura memegang tangan devan.
"Arghh u-udah jangan nangis. Shh aku gapapa." ucap Devan menahan sakit. Dan berusaha tersenyum.
"Gapapa gimana itu kepala kamu berdarah. Ini semua salah aku, aku gak becus jadi istri." sesal Aura
"Rara sayang. Ini bukan salah kamu, aku nya aja yang gak lihat lihat." jelas Devan lembut.
"Tapi aku yang naburin tepung disana Van." cicit Aura takut.
Devan hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya. Ia tahu, Aura juga tidak bermaksud melakukan itu.
"Kita kerumah sakit ya?" ajak Aura.
"Gak usah sayang ini gak sakit kok." tolak Devan halus.
"KAMU ITU SAKIT DEVAN!! POKONYA KITA KERUMAH SAKIT SEKARANG!!" Titah Aura. Membopong tubuh Devan susah payah kearah garasi mobil.
"Yaampun, nyonya ini tuan kenapa?" tanya supir pribadi nya.
"Udah bapak siapin mobil aja. Kita kerumah sakit." perintah Aura.
Dalam perjalanan kerumah sakit, Aura tidak henti henti nya menyalahkan diri sendiri. Berkali kali juga Devan menenangkannya.
Sesampai nya dirumah sakit, Aura segera mengalungkan tangan Devan dibahunya. Karna tubuh Devan terlihat lemas.
"Dok gimana?" tanya Aura sesudah Devan diperiksa.
"Tulang tangannya mengalami keretakan dan sudah saya gips. Luka dikepala nya lah yang justru membahayakan, karna benturan nya terbilang cukup keras. Jika lebih keras sedikit saja sudah berdampak pada otaknya."jelas dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
RomanceSquel Cool Senior Harap baca Cool Senior dulu ya. Soalnya ini lanjutan nya . Mengisahkan kehidupan rumah tangga antara Devan Anggara dan Aura Hartika yang penuh lika liku.