17. Sekejap

4.8K 146 6
                                    

Setelah 5 hari lamanya, kini Aura kembali ke rumahnya. Dengan mood yang memburuk sejak beberapa hari yang lalu.

"Hei, kamu udah pulang? Kok gak kabarin aku. Kan bisa aku jemput." Ujar Devan kemudian membaringkan tubuhnya dengan paha Aura sebagai bantalan.

"Ck. Gak perlu"

"Kamu kenapa si? Kok cemberut gitu, aku ada salah sama kamu?"

"Pikir aja sendiri. Disaat istrinya pergi, tapi malah selingkuh sama wanita lain." Devan yang bingung langsung bangun dan duduk dihadapan istrinya itu

"Maksud kamu?"

"Ck. Lihat nih!" Sebal Aura menyentak HP nya yang menampilkan foto Devan dengan seorang wanita.

"Aku jelasin. Kamu dengerin aku baik baik , dia itu sepupu a-

"Kok aku gak pernah lihat?" potong Aura.

"Makanya dengerin dulu sayang. Waktu itu , dia baru pulang dari Belanda. Dan aku diminta buat temenin dia pergi. Udah itu aja." jelas Devan.

"Beneran?"

"Yaudah kalo gak percaya." sungut Devan.

"Yaudah gapeduli juga." ujar Aura dan melangkah kan kakinya ke kamar mandi .

"Baru pulang udah marah marah. Ngajak berantem?" gumam Devan yang ternyata masih didengar Aura

"Heh suami korban iklan . Aku dengar ya!" teriak Aura dari dalam kamar mandi yang disambut gelak tawa dari Devan.

Jika boleh jujur, Devan merindukan moment berduaan dengan sang istri. Seperti saat ini, mereka berdua sedang memasak untuk makan malam bersama.

"Sayang." panggil Devan sambil memeluk Aura dari belakang.

"Apa? Awas ih aku susah ini motong sayur nya Devan." rengek Aura.

"Aku harap, didalam sini akan hadir kehidupan baru." ujar Devan mengusap perut datar milik Aura.

Deg

Devan mengatakan sesuatu yang membuat Aura teringat saat kehilangan janinnya.

"A-aku takut Devan."

"Takut kenapa? Hm?"

"Aku takut gabisa ngejaga dia lagi seperti yang pertama kalinya." lirih Aura membuat tubuh Devan membeku. Ini semua salah Devan.

"Stt. Yaudah gausah dipikirin, kita lanjut masak aja. Ini diapain sayang? Dipotong atau gimana? Aku bantu ngapain?" ucap Devan beruntun.

"Kalo tanya satu satu Sayang. Udah tuh kamu potong wortel aja." suruh Aura.

"Wortel yang mana?"

"Itu yang besar kayak punya kamu. Ups mianhae." ceplos Aura .

Devan yang mendengar ucapan sang istri seketika menghentikan langkah nya, memandang Aura dengan wajah memerah antara kesal dan malu.

Aura pun terkekeh melihat reaksi Devan yang menggemaskan. Aneh saja melihat wajah cengo milik Devan.

"Udah mulai nakal ya sekarang? Beneran punya aku besar? Enak gak?" goda Devan mengalihkan rasa gugup nya.

"Enak banget tau, aku jadi pengen deh. Apa lagi lihat kamu ngedesah uhh seksi banget." jujur Aura.

"Rara." geram Devan yang disambut tawa Aura.

Tanpa pikir panjang, Devan langsung memeluk Aura dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher sang istri.

"Ehh kamu kenapa?" tanya Aura.

PERFECT HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang