PLISS JANGAN JADI READERS SILENT
DIKIRIKA GAK CAPEK APA NGETIK PANJANG PANJANG TAUNYA PADA BACA DIEM DIEM GAK NGASIH VOTE JUGA.------
Aku gak mau dengar lagi kamu ngomong kasar kaya tadi, apalagi kita ditempat umum. Sebagai gantinya kamu aku hukum.""Hukum a-apaan?"
"Lihat aja nanti." Ucap Devan tersenyum miring membuat Aura was was akan apa yang dilakukan Devan nanti.
Kini Aura sedang dilanda kecemasan, dia sedikit takut akan hukuman yang suaminya berikan nanti.
"Hei sayang kenapa?" tanya Devan tanpa menatap Aura. Karna ia sedang menyetir.
"Hah? Enggak." Devan hanya mengangguk kepalanya. Dan sekarang mereka sudah sampai dirumah.
Aura dengan tergesa gesa masuk ke dalam kamar mandi yang ada dikamarnya. Tapi belum sempat ia berlari ada sebuah tangan yanh mencengkal nya dan mengakibatkan tubuhnya jatuh keatas tubuh Devan.
Secepat kilat Devan membalikan posisi nya menjadi menindih tubuh mungil Aura. Bisa dilihat jelas oleh Devan bahwa istrinya itu sedikit takut dengan apa yang dia lakukan nanti.
"Kamu gak lupa sama hukuman aku kan?." tanya Devan pelan tepat ditelinga Aura membuatnya merasa geli.
"Hu-hukuman apa?" tanya Aura balik.
"Idih, sok sok an lupa. Awas ya kamu, aku jamin kamu besok gak akan bisa jalan." ucap Devan tersenyum devil.
"A-apaan si." ketus Aura.
Devan menatap Aura lamat, kedua nya larut dalam tatapan itu. Perlahan jarak kedua nya mulai menipis. Aura merasakan tangan Devan menangkup kedua pipinya. Pandangan Aura gelap karna ia menutup matanya saat merasakan hembusan nafas dibibirnya.
Sudah 5 menit Aura menutup matanya tapi tidak kunjung merasakan sesuatu. Perlahan ia membuka matanya dan melihat sang suami menatap nya menggoda. Aura segera mendorong tubuh Devan dan terduduk.
"Ngapain tutup mata tadi? " tanya Devan menaik turunkan kedua alisnya.
"I-iya ngapain emang?"
"Kok malah nanya balik? Kamu tadi mikir aku bakal ngapain kamu? "
"E-enggak."
"Itu bukan jawaban dari pertanyaan aku sayang."
"Te-terus?"
"Kamu mau aku cium?"
"Apaan si enggak Devan!" kesal Aura.
Hal itu membuat Devan semakin gencar menggoda nya karna menurut Devan, ekspresi Aura yang sedang kesal itu sangat lucu.
"Masa? Yakin nih gamau aku cium?"
"Dasar mesum! Udah cepetan mau ngasih hukuman apa? Biar aku cepat cepat siapin."
"Uluh uluh istri aku gak sabaran banget si. Udah nunggu ya?" goda Devan lagi.
"Udah deh kalo--
Cup
Awalnya Aura tersentak dengan serangan Devan tiba tiba. Namun ia menikmati setiap apa yang dilakukan Devan terhadap tubuhnya..
Dan malam itu menjadi malam kedua mereka bercumbu diatas kasur dengan pergulatan panas. Jangan lupa kan suara desahan dan erangan yang tak tertahan memenuhi isi kamar.
Mereka selesai pukul 03:00 dan gak kebayang bagaimana lelahnya mereka setelah melakukan beberapa ronde.
Tubuh mereka masih terbungkus selimut putih tebal untuk menutupi tubuh polos mereka. Devan memeluk pinggang Aura dari belakang tidak hentinya menciumi bahu mulus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
RomanceSquel Cool Senior Harap baca Cool Senior dulu ya. Soalnya ini lanjutan nya . Mengisahkan kehidupan rumah tangga antara Devan Anggara dan Aura Hartika yang penuh lika liku.