22. Tak terduga

4.8K 172 10
                                    

Seorang wanita berjalan terseok seok dipinggiran jalan membuat seorang pemuda gagah yang sedang mengendarai mobilnya menajamkan penglihatannya

Sosok itu mirip seseorang yang dicintai nya. Tapi mana mungkin? Dengan rasa penasaran pria itu turun dari mobilnya dengan payung karna hujan cukup deras

Wanita yang sedari tadi menangis seketika mendongak saat tak merasakan rintikan air hujan membasahi tubuhnya.

"De-van." lirih nya nyaris tak terdengar

Tanpa pikir panjang, Devan mengangkat tubuh wanita yang basah itu.

"Rara kamu kenapa bisa gini? " tanya Devan tersirat kekhawatiran yang luar biasa.

"A-anak ki-ta." Sedetik kemudian tubuhnya melemas dan pingsan di kursi penumpang.

"Rara hei bangun dong jangan buat aku khawatir."

Devan segera memacu mobilnya menuju Rumah Sakit terdekat. Sesampainya ia langsung berteriak memanggil suster agar membawa kan brankar

"Dok gimana kondisi pasien?"

Terlihat dokter tersebut mengernyit bingung. "Pasien saya banyak." jawabnya datar.

Devan tersenyum kikuk, salah ia sendiri langsung menemui dokter diruangannya

"Pasien di kamar VVIP atas nama Aura."

"Oh."

"Kok oh doang si dok, gimana kondisinya? " Devan terlanjur kesal dengan dokter dihadapannya ini.

Dokter tersebut terkekeh pelan melihat reaksi Devan. Dia pernah mendengar bahwa pria dihadapannya ini seorang CEO dari perusahaan yang berkembang di Asia dan Amerika.

Saat mendengar berita, Pria dihadapannya ini terlampau dingin dan cuek. Tapi kenapa dia sekarang sangat peduli dengan wanita itu.

"Oi dok malah bengong. Lama lama gue sleding lo." ketus Devan menyadarkan sang dokter tersebut dari lamunannya.

"Eh iya kenapa?"

"Orang oon kok jadi dokter." gumam Devan.

"Ohh iya kondisi pasien baik baik saja kok. Hanya saja dia seperti nya sedang shok. Kalau boleh tau anda siapa nya pasien itu?"

"Kepo amat dah,  udah saya mau kesana dulu bay."

Devan membuka pintu ruangan rawat Aura dengan pelan, disana Aura terlihat belum bangun dari pingsan nya.

Devan mendudukan bokongnya di kursi yang telah disediakan disamping brankar.

Diusapnya rambut Aura pelan penuh kasih sayang. Perlahan mata belo itu mulai nengerjap pelan.

"Sh-sharon."

"Hei Rara, kamu udah baikan?" tanya Devan lembut membuat Aura tersadar dan langsung memeluknya erat dengan isakan kecil yang menyakitkan bagi Devan.

"Stt udah udah jangan nangis lagi, cerita sama aku ada apa?"

Aura melepas pelukannya dan menatap Devan sendu. "Sharon diculik hiks."

" Diculik? Selin? Dia juga?"

"Ka-kalo Selin dia lagi sama papah nya hiks."

"Yaudah kamu tenang ya, habis ini kita cari Sharon bareng bareng. Nanti aku minta bantuan teman teman."

"Emang boleh? Aku gamau ngerepotin kalian lagi."

"Emang siapa yang bilang kamu ngerepotin? Hm? Gimana pun juga kamu tetap prioritas aku." lirih Devan

PERFECT HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang