Sepulang dari rumah Axel, Aura mendiamkan Devan. Devan sendiri pun bingung kenapa dengan istrinya itu.
Dan kini Aura tertidur memunggunginya. Diusapnya bahu Aura pelan.
"Kamu kenapa? Gak baik tidur memunggungi suami." ujar Devan.
"Ish gausah pegang pegang. Aku ngambek ya sama kamu." sungut Aura dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang membuat Devan gemas dibuatnya.
"Ngapain?" tanya Devan geli saat melihat Aura yang memperlihatkan sedikit matanya untuk mengintip.
"Udah dong jangan ngambek lagi. Aku minta maaf deh kalo aku ada salah." ucap Devan tenang membuat Aura kesal.
Sebuah ide terlintas di kepala Aura untuk menjahili suami nya ini. Kapan lagi coba? Hehe.
"Kamu aja gak tau kesalahan kamu apa. Ngapain minta maaf?!" sebal Aura.
"Yaudah bilang salah aku apa?"
"Kamu tadi nyenggol aku."
"Oh cuma itu kan ngapain ngambek si." ucap Devan datar.
"Tapi pinggang aku sakit Devan." ucap Aura pelan. Devan yang tadinya menampilkan wajah datar kini merubah mimik nya penuh kekhawatiran.
"Kamu serius? Kenapa gak bilang. Maaf ya, aku gak sengaja banget sayang. Sakit banget ya? " ucap Devan panik.
"Sakit banget." jawab Aura
"Yaampun kenapa aku bisa gitu si. Yaudah kita kerumah sakit ya. Aku takut kamu kenapa napa. Apa perlu aku pijit? Atau kamu mau nya gimana." ujar Devan panjang lebar.
Aura yang melihat Devan terlalu khawatir dan cemas menjadi merasa bersalah. Niatnya hanya ingin mengerjai sang suami. Tapi malah dianggap serius.
"Gak usah." jawab Aura singkat.
"Tapi kalo sakit bilang ya." ucap Devan lembut mengusap rambut sang istri pelan.
"Maaf Devan." cicit Aura.
"Maaf kenapa? Harusnya kan aku yang minta maaf udah buat pinggang kamu jadi--"
"Aku gak beneran sakit kok. Aku bohong in kamu." ucap Aura pelan .
Wajah Devan langsung datar sedatar datar nya. Ia merasa dipermainkan.
"Aku cuma mau usil in kamu doang kok."
"Gak lucu." datar Devan.
"I-iya maaf. Tapi tadi beneran sakit kok. Yaudah kalo kamu mau marah sama aku gapapa. Good night Husband." ucap Aura. Dan membelakangi Devan.
Saat ingin memejamkan mata, Aura tersentak karna Devan membuka sebagian bajunya.
Dibalur nya pinggang Aura dengan minyak urut. Dengan perlahan Devan mulai memijat pinggang Aura.
Aura tersenyum tipis mendapat perlakuan manis dari Devan. Sungguh suamiable.
"Aku gak marah, aku cuma gak suka kekhawatiran aku kamu permainkan." ujar Devan sesudah memijat Aura.
Aura membalikkan badan dan memeluk Devan erat. Begitupun juga Devan yang membalas pelukan itu tidak kalah erat.
"Beneran Devan gak marah sama Rara? " tanya Aura manja. Dan sejak kapan ia merubah kata sebutan menggunakan nama.
"Iya Rara. Devan gak marah kok sama Rara kan Devan sayang Rara." balas Devan dengan senyuman manisnya.
"Ngantuk." gumam Aura.
Devan dengan sigap membenarkan posisi Aura dan membelai rambut Aura lembut.
"Kamu juga tidur Devan." serak Aura.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
RomanceSquel Cool Senior Harap baca Cool Senior dulu ya. Soalnya ini lanjutan nya . Mengisahkan kehidupan rumah tangga antara Devan Anggara dan Aura Hartika yang penuh lika liku.