Aura memakai piyama tidur yang terbilang cukup tipis. Sehingga memperlihatkan dalamannya dengan jelas.
Devan? Sudah berkali kali ia menahan nafsunya. Untuk tidak menerkam sang istri detik itu juga.
Aura yang memang baru selesai mandi dengan rambutnya masih basah membuat nya semakin sexy.
"Rara." panggil Devan serak menahan hasrat.
Aura mengernyit dahinya pertanda bahwa ia bingung. Devan tiba tiba saja mendorong tubuh Aura keranjang dan segera menindih.
Pipi Aura sempat memerah sejenak. Diciumnya bibir Aura penuh nafsu hingga membuat gadis itu sulit mengimbangi permainan nya.
Digigitnya pelan bibir bawah Aura untuk memberikan akses bagi lidah Devan untuk menjelajahi mulut Aura.
Devan menghentikan permainan nya sejenak dan menatap Aura penuh nafsu dengan tatapan sendu nya. Terlihat dari jakun nya yang naik turun dan nafasnya yang tidak beraturan.
"Rara."Panggil Devan pelan dengan tatapan memohon nya.
Aura yang mengerti kode tersebut meneguk ludah nya susah payah. Aura menggeleng pelan.
"A-aku belum siap Van." ucap Aura pelan tak berani menatap manik mata Devan.
Devan tersenyum paksa, menarik dagu Aura pelan hingga mata mereka bertemu.
"Huftt! Yaudah tidur ya. Udah malam." ucap Devan menghela nafas kasar. Dan membalikkan tubuhnya memunggungi Aura.
Aura menatap punggung Devan nanar, ia tahu jika ini salah. Karna bagaimanapun tugas istri juga termasuk dalam menyerahkan hak yang ia miliki sepenuhnya
Tapi bagaimana lagi? Ia pun belum siap untuk memiliki seorang anak. Bukannya tidak mau, hanya saja belum siap.
Dipeluknya tubuh Devan dari belakang membuat sang empu berjingkat kaget.
"Van kamu marah ya? Maaf." cicit Aura pelan.
Devan menghela nafas berat sebelum berbalik badan. Sungguh ia tidak bisa mendengar nada bicara istrinya yang memohon.
"Aku gak marah Ra. Dan kamu gak salah." ucap Devan lembut memandang wajah Aura.
"Tapi tadi kamu gak mau peluk aku tidurnya."
"Jadi kamu mau aku peluk?"goda Devan membuat Aura merona dibuatnya.
Dengan cepat Devan merengkuh tubuh sang istri dalam dekapan nya. Mengusap punggung sang istri pelan, dan dikecupnya pucuk kepala Aura lembut.
"Good night my wife." bisik Devan. Dan mengecup dahi Aura lama.
"Good nigh too my perfect husband." balas Aura dalam hati. Ia tersenyum tipis mendengar bisikan Devan.
*****
Bulan ini Aura sengaja meng cancel semua pemotret an nya karna ia sedang ingin bersama sang suami.
Hari ini, Aura berencana nongkrong bersama kedua sahabatnya tanpa sepengetahuan Devan.
Aura sudah sampai di kafe, dan disana terlihat Alya dan Rachel yang memasang wajah kesal.
"Hai hai gaes." sapa Aura sambil mendudukkan tubuhnya.
"Bangke, lama amat sih lo." gerutu Alya.
"Iya ni, kita udah lumutan nunggu lo kampank." kesal Rachel menoyor kepala Aura.
"Sans dong mba, gue juga memenin dia dulu, dia lagi sakit." jelas Aura.
Mereka bertiga asik mengobrol ria sesekali tertawa jika yang mereka omongkan lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
RomanceSquel Cool Senior Harap baca Cool Senior dulu ya. Soalnya ini lanjutan nya . Mengisahkan kehidupan rumah tangga antara Devan Anggara dan Aura Hartika yang penuh lika liku.