26. Kembali

8K 250 14
                                    

Setelah satu minggu Devan bangun dari tidur panjang nya. Kini ia sudah pulang kerumah nya bersama sang istri dan anak anak mereka.

"HWAA AYAHH AKITT HIKS HWAAA," Tangisan melengking itu berasal dari Sharon yang barusaja datang bersama Selin.

Devan dengan sigap langsung menggendong nya sembari mengusap pipi gembul nya yang memerah karna menangis.

"Anak ayah kenapa hm? " tanya Devan sembari mencium pipi gembul Sharon

"Dia jatoh yah, kayak gak tau dia aja. Kan Ayon cengeng. " Selin menjulurkan lidahnya mengejek kearah Sharon.

"HWAA AYON BELANI AYON GAK CENGENG! HIKS HWAA EYIN AHAT!!" Devan menutup telinganya karna suara Sharon yang cempreng itu

"Iya anak cowok kok cengeng si, suara nya kaya toa masjid lagi. Ckck, " Goda Devan. Entahlah, ia suka melihat ekspresi Sharon ketika menangis itu akan terlihat menggemaskan.

"UNDAAAA!!! UHUK UNDAA AYAH AMA EYIN AHAT!  UNDAAA HIKS HWAAA!!"

Bapak dan anak perempuan itu memandang ngeri ke arah Aura yang berkacak pinggang dengan mata melotot.

"Kalian ini bukan nya di diemin malah bikin nangis, anak sama bapak sama aja!" Kesal Aura

"ADUDUH UNDAA KAKI AYON AKITT HIKS,"

"Kamu juga Sharon, bunda ada disini. Ngapain pake teriak teriak segala?!"

Aura mengambil alih tubuh Sharon dari gendongan Devan. Saat Aura membelakangi mereka berdua, Sharon memandang Ayah serta kakaknya itu dengan mata juling dan lidah yang menjulur membuat dua ornag itu cengo memandang satu sama lain.

"Jadi dia akting?" gumam Devan diangguki Selin.

Selin mendekat kearah Devan dan membisikan sesuatu membuat senyum puas terpasang diwajah keduanya.

Seusai makan malam, mereka menonton TV bersama dengan berbagai camilan.

"Unda ayon--

"Sayang nanti kita mau liburan kemana akhir tahun?" potong Devan sebelum Sharon menyelesaikan ucapannya.

"Kemana ya? Terserah kamu aja si. Yang penting tempat nya enak," jawab Aura yang fokus dengan film dihadapannya.

"Oh oke nanti aku pikirin deh." Aura hanya mengangguk.

"Unda lihat--

"Oh ya unda, Eyin udah bisa naik sepeda lho," lagi lagi ucapan Sharon terpotong.

Aura menoleh kearah Selin dengan antusias. "Emang iya? Bagus dong kan nanti kalo sekolah bisa pake sepeda." ujar Aura.

"Iya unda pasti selu banget,"

"Kalo Sharon udah bisa apa?" tanya Aura

"Ayon--

"Sayang, aku haus deh." adu Devan. Sharon yang merasa diabaikan pun menatap ketiga dengan wajah memelas.

"Mau minum apa sayang?"

"Kopi aja deh," pinta Devan dan Aura pun pergi ke dapur.

Kini tinggal Selin, Devan, dan Sharon yang berada diruang TV. "Ayon--

"Ayah itu kaltun nya lucu ya?" potong Selin.

Devan pun menjawab tak kalah antusias." Iya pemberani lagi, gak cengeng."

Sharon yang merasa tersindir menarik sudut bibir nya kebawah membuat sang ayah dan kakak nya itu tersenyum puas.

Devan dan Selin terkejut saat Sharon berdiri didepan TV dengan wajah memelasnya.

PERFECT HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang