Time' 03

2.3K 96 2
                                    

Kalila mendengus kasar, menikah tidak seperti apa yang dia bayangkan, mungkin ada beberapa yang dia benarkan, tentang memakai gaun pernikahan yang indah dan melihat tawa tulus keluarga besarnya. Tapi tidak untuk menyambut tamunya. Pernikahan mereka memang tidak di sembunyikan, tetapi tidak juga mengundang terlalu banyak orang. Untuk Kalila, cukup teman dekatnya dan teman kampusnya yang sangat sedikit. Dan untuk Abyan, undangan yang Abyan sebar 3 kali lipat dari undangan yang Kalila sebar, itu sebabnya Kalila sangat kualahan dan lebih parahnya, sebagian undangan Abyan adalah dosen dari kampus mereka

"Cape?" tanya Ria, yang sedang memangku Kenzi

"Cape" jawab Kalila singkat

"Lega?"

"Lega"

"Bahagia?"

"InshaAllah bahagia" jawab Kalila sambil menoleh ke kakak sepupunya

"Harus bahagia ya, karna tanggung jawab kita semua akan di adilin di akhirat nanti" kata Ria dan berlalu pergi

"Kalila" panggil seseorang, Abyan tentunya

"Iya?" jawab Abyan, sebenarnya Kalila masih bingung untuk memanggil Abyan dengan sebutan apa

"Istirahat di kamar sana, tamu yang dateng temen saya semua. Kalo mereka nyari tinggal bilang kamu lagi istirahat" kata Abyan dan duduk di samping Kalila

"Saya tau ini mendadak, tapi saya juga mau ini berjalan terus tanpa adanya perpisahan. Saya mau kamu sama saya coba buat terima ini dan kita mulai sama-sama, gimana?" kata Abyan memperhatikan wajah Kalila, kesibukkannya menjamu tamu membuatnya tidak bisa dengan leluasa memandang wajah istrinya

"Saya juga pak, kita mulai sama-sama" kata Kalila. Abyan menggenggam telapak tangan Kalila dan mengusapnya dengan ibu jarinya, membuat Kalila merasakan ke canggungan
.
.
Dan sekarang disini mereka, di kamar milik Kalila yang sangat harum, menurut Fiona. Dan mungkin juga menurut Abyan. Yang jelas mereka sekarang berada di dalam ruangan yang sama dengan status berbeda

"Mau mandi duluan pak? Biar Kal siapin bajunya" kata Kalila memecahkan kecanggungan

"Boleh, dan jangan panggil saya pak. Panggilan itu hanya untuk di kampus" kata Abyan dan langsung beranjak ke kamar mandi

Kalila menyiapkan semua keperluan Abyan dengan cepat dan setelahnya dia membereskan keperluannya

Kalila bergegas keluar kamar dan menumpang kamar mandi milik Ria karna menurut Kalila menunggu Abyan mandi itu terlalu lama, dia sudah tidak betah

"Mba, pas pertama mba Ria nikah sama mas Alfa, mba Ria langsung buka kerudung depan mas Alfa gak?" pertanyaan macam apa ini Kal? Kata Kalila dalam hati

"Yaiyalah, dia kan suami aku. Kamu juga harus gitu depan Abyan, lagian kamu juga keramas masa mau di tutupin mulu rambutnya" jawab Ria

"Oh, yaudah deh. Aku ke kamar dulu ya" kata Kalila meninggalkan Ria

Kalila memasuki kamarnya dengan jantung yang berdebar, dia me wanti-wanti apakah Abyan sudah selesai dengan mandinya atau belum. Dan pada saat Kalila membuka pintu, dia tidak melihat Abyan dan juga baju yang disiapkannya. Mungkin Abyan sudah keluar, fikirnya

Kalila berjalan ke meja riasnya, membuka lilitan handuk di kepalanya dan menyalakan hair dryer. Dia mulai mengeringkan rambutnya sampai melihat pintu kamar mandi yang terbuka dari dalam
Kalila kaget, dia mengira kalau Abyan ternyata masih ada di dalam kamar mandi lengkap dengan pakai yang Kalila siapkan. Dan lebih parahnya, dia melihat Kalila dengan hair dryernya

Pupus sudah niat Kalila untuk membuka kerudungnya dengan cara lembut

"Kamu gapapa kalo saya tidur disini" kata Abyan memecahkan keheningan

Our TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang