Vernon mengantar Rose pulang ke rumah. Disana, Rose melihat Alice yang sedang berdiri di depan pintu untuk menunggunya. Dari raut wajah Alice, sepertinya ia sudah sangat khawatir pada adiknya yang masih belum pulang.
Namun rasa khawatir itu hilang saat ia melihat Rose.
"Yak!! Kau kemana saja?! Apa kau mencoba membuatku khawatir lagi, huh?!" omel Alice.
"Maafkan aku eonnie, tadi siang aku pingsan. Jadi.. aku tinggal untuk beberapa saat dirumah temanku" ucap Rose jujur.
Alice membulatkan matanya, ternyata hal yang ia khawatirkan dari tadi benar-benar terjadi.
"Sudah berapa kali aku bilang padamu Rose. Kau tidak boleh terlalu kelelahan. Ini kan jadinya! Masih untung ada orang yang mau membantumu! Kalau tidak bagaimana?!" omel Alice lagi.
"Maaf" Rose menunduk.
Sebagai seorang kakak, mungkin Alice tidak bisa terus menerus menyalahkan Rose. Ia malah tersenyum lalu mengusap pucuk kepala sang adik. Hingga pandangannya teralihkan pada Vernon yang sedari tadi berdiri dibelakang Rose.
"Siapa dia?" bisik Alice pada Rose, namun kalimat itu masih bisa terdengar oleh Vernon. Pria itu melangkahkan kakinya, menghampiri Alice.
"Aku Vernon, teman kuliah Rose. Aku membawa adikmu kerumahku saat dia pingsan tadi. Maaf karena telah membuatmu khawatir" Vernon sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Terimakasih karena telah menolong adikku" Alice juga membungkukkan tubuhnya.
"Tidak apa, jangan sungkan padaku" ucap Vernon.
"Kalau begitu.. apa kau mau mampir sebentar? Akan kubuatkan minuman dulu ya" ucap Rose. Baru saja ia akan melangkah, Vernon menghentikannya.
"Tidak perlu. Lagipula aku harus menjemput ibuku. Lain kali aku akan mampir kerumahmu ya" ucap Vernon sambil tersenyum.
"Ah.. baiklah kalau begitu. Sekali lagi, kuucapkan terimakasih" Rose tersenyum.
"Kalau begitu, aku pergi dulu ya" Vernon menatap Alice dan Rose secara bergantian, lalu ia pun pergi.
~~
Rose melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, berniat untuk membersihkan diri. Sementara Alice, ia sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka.
Setelah selesai, Rose duduk di meja makan. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk mereka berdua.
"Pria tadi.. dia tampan juga" ucap Alice. Ia bisa melihat Rose menahan senyumnya. "Aku tidak yakin kalau dia hanya sekedar temanmu" lanjutnya.
"Dia memang pria yang baik. Tapi dia hanya temanku, tidak lebih" jawab Rose.
"Ah.. sayang sekali" ucap Alice kecewa.
Drrtt.. Drrtt..
Di sela-sela makan malam mereka, tiba tiba ponsel Rose bergetar.
"Siapa?" tanya Alice dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.
"Ini Jennie. Sebentar ya, aku mengangkat telponnya dulu" ucap Rose sambil pergi menuju kamarnya.
Seperti biasa, Rose duduk di dekat jendela kamarnya. Lalu ia menerima telepon dari sahabat karibnya itu.
"Halo, ada apa? Tumben sekali kau menelponku" - Rose
"Tidak.. aku hanya ingin mengajakmu ke resto, apa kau bisa? Mingyu yang mengajakku kesana" - Jennie
"Aduh.. bagaimana ya? Bukan aku tidak mau menemanimu kesana, tapi.. saat ini kondisi tubuhku sedang tidak baik" - Rose
"Apa?! Apa yang terjadi padamu?! Apa aku harus kesana?!" - Jennie
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exist | [Blackpink x Seventeen] END
Romance" Rosèanne Park adalah segalanya bagiku " - Hansol Vernon Chwe