Keadaan disana kembali hening, semua orang menunggu jawaban yang akan dilontarkan oleh Jennie. Terlihat Wonwoo yang sedari tadi memberi tatapan yang dipenuhi harapan.
"Jennie.. bagaimana?" tanya Wonwoo, dan Jennie sedikit tersentak setelah mendengar pertanyaan yang membuyarkan lamunannya.
"Aduh.. bagaimana ya?" ucap Jennie bingung.
"Jika kau tidak bisa menjawab sekarang, kau boleh menjawab nanti. Lagipula aku tidak akan membebanimu. Jadi.. pikirkan saja dulu" Wonwoo tersenyum.
"Benarkah?" tanya Jennie memastikan.
"Tentu saja. Selagi kau tidak merasa terkekang" jawab Wonwoo.
Jennie pun tersenyum. Ia menerima sebuket bunga yang kini disodorkan oleh Wonwoo. "Bolehkah aku membawa bunga ini pulang? Aku menyukainya, ini sangat indah" ucapnya.
Dengan senang hati Wonwoo mengangguk. Jujur saja, ini agak mengecewakan, terutama bagi Sungcheol.
"Ini sama sekali tidak bisa dipercaya! Jennie memang gadis yang tidak romantis!" protes Sungcheol.
"Sudahlah, keputusan ada di tangan mereka. Berhenti ikut campur dan ayo kita pulang. Ini sudah malam" ajak Vernon, diangguki oleh Rose.
Mereka berpisah di tepi jalan dekat taman. Wonwoo mengantar Jennie pulang, sedangkan Sungcheol pergi menuju basecamp pribadinya. Kini tinggal ada Vernon dan Rose disana.
"Apa kau pulang sendirian?" tanya Vernon. Pria itu menyamai langkah Rose saat ini.
"Tentu" jawab Rose singkat.
"Aku akan mengantarmu lagi. Pasti kakakmu sudah khawatir dirumah" ucap Vernon.
"Tenang saja, aku sudah bilang padanya kalau aku akan pulang agak malam. Kalau begitu, kita cari taksi dulu ya" Rose menghentikan langkahnya.
"Taksi? Astaga, ini kan sudah dekat" ucap Vernon.
"Tapi kan.. jalanan sangat gelap. Aku.. agak takut" Rose menunduk.
"Aku ada disini. Ayo" Vernon menarik tangan Rose, tidak, tepatnya menggenggam. Perasaan Rose sudah tidak dapat digambarkan saat ini. Yang jelas, jantungnya terus berdegup dengan kencang.
"Hari ini kau terlihat sangat cantik" Vernon tersenyum tulus.
Degg...
"A-apa.. ini? Berhentilah bicara berlebihan" Rose gugup, sangat gugup.
"Aku tidak bicara berlebihan. Kau tahu? Saat ini aku sedang menyukai seseorang" ucap Vernon sambil menatap langit gelap yang dipenuhi bintang.
"Benarkah? Pastinya.. gadis itu adalah gadis yang sangat beruntung" ucap Rose.
"Mengapa?" tanya Vernon heran.
"Tentu saja. Karena dia bisa disukai oleh pria sepertimu" Rose menjeda kalimatnya. "Kau adalah pria yang sangat baik dan bisa menghargai orang lain. Selain tampan kau juga berbakat. Pastinya gadis itu akan merasa bahagia jika ia tahu bahwa kau menyukainya" lanjutnya.
Kini tatapan Vernon beralih pada Rose.
"Memangnya, apa definisi bahagia menurutmu?" tanya Vernon.
"Bahagia. Aku banyak mendefinisikan kalimat itu. Ya.. seperti jika aku terbebas dari masalah, menjadi diri sendiri, bebas melakukan apapun tanpa pantangan atau terlepas dari keadaan yang sulit. Tapi yang paling penting adalah.. Mendapatkan seseorang yang mencintaiku dan dicintai olehnya seumur hidup" Rose menatap Vernon, lalu tersenyum.
"O-ohh.. begitu ya" Vernon tersenyum canggung.
Rose mengangguk, ia kembali fokus ke jalanan.
"Ternyata Rose bijak juga" ucap Vernon sambil tersenyum. Namun tiba-tiba langkah Rose terhenti. "Kau kenapa?!" Vernon agak panik
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exist | [Blackpink x Seventeen] END
Romance" Rosèanne Park adalah segalanya bagiku " - Hansol Vernon Chwe