34

623 52 0
                                    

Flashback.

"Rose sepertinya aku harus pulang. Siang nanti aku akan datang ya. Jaga dirimu" Park mengusap pucuk kepala anaknya.

"Hm.. hati-hati di jalan"

Setelah ibunya keluar, Rose berniat untuk menemui Jun di ruangannya. Ya.. seperti biasa, ia merasa bosan karena ia sendirian disana. Mungkin jika ia berada bersama Jun dan Vernon, mereka bisa mengobrol.

Skip.

Rose sampai di ruangan Jun. Namun saat ia hendak masuk, ia mendengar bahwa mereka sedang membicarakannya.

"Leukimia yang Rose alami, sudah memasuki stadium akhir. Mustahil jika ia bisa sembuh dengan total. Sudah tidak ada lagi harapan bagi kesembuhannya. Vernon.. usianya tidak akan bertahan lama. Sangat berat mengatakan ini tapi.. mungkin kau juga harus tahu"

"Jadi.. apa maksudmu Rose akan mati?"

Rose menyandarkan tubuhnya di dinding. Ternyata perkiraannya selama ini mungkin saja terjadi. Ia benar-benar akan mati di usia yang masih muda, pikirnya.

Rose memilih mengurungkan niatnya untuk menemui Jun. Ia memilih untuk kembali ke ruangannya.

••••

Gadis itu kini sedang duduk termenung di atas ranjangnya. Ia terus saja menatap kearah pintu, berharap Vernon akan kembali. Namun itu hanya sebuah harapan.

Sedih, takut dan menyesal. Itulah perasaan Rose saat ini. Pasalnya, ia baru pertama kali melihat Vernon semarah itu, bahkan sampai membentaknya.

Ceklek..

"Vernon!" dengan cepat Rose menoleh kearah pintu.

"Ini aku.. Jennie"

"Oh.. hai Jennie" sapa Rose.

"Kau kenapa? Apakah kau habis menangis? Katakan apa yang terjadi!" ucap Jennie mendesak.

"Aku tidak apa-apa" Rose berbohong.

"Kau menyembunyikan sesuatu. Aku tahu hal itu Rose, jangan coba-coba berbohong padaku. Aku ini sahabatmu. Meskipun kau mengatakan bahwa kau baik-baik saja, aku tahu kau sedang memiliki masalah"

Rose tak mampu lagi menahan tangisnya. Ia pun memeluk Jennie dengan erat.

"Jennie.. hal yang paling aku takuti benar-benar akan terjadi. Aku akan berpisah dengannya. Aku tidak akan bertahan lebih lama lagi Jennie.. aku akan mati.." ucap Rose ditengah isakannya.

Jennie mematung setelah mendengarnya.

"A-apa maksudmu? Jangan bercanda. I-ini tidak lucu" ucap Jennie dengan tatapan kosong.

"Ya.. Jennie, dokter Jun yang mengatakan hal itu"

Jennie pun membalas pelukan Rose dengan erat. Kini ia juga ikut menangis. Benarkah ia akan berpisah dengan sahabat masa kecilnya itu? Secepat ini? Entahlah, yang jelas sekarang ruangan itu dipenuhi oleh suara tangisan.

••••

"Apa yang sedang kau lakukan? Kulihat dari jauh, sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu" ucap Wonwoo yang entah datang dari mana.

Love Exist | [Blackpink x Seventeen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang