Jennie berlari kecil di sepanjang koridor rumah sakit bersama Vernon dan yang lainnya. Ia tidak bisa fokus belajar hari ini karena terus memikirkan Rose, sahabatnya.
"Alice eonnie!!" teriak Jennie. Sementara yang dipanggil hanya menoleh.
"Noona, bagaimana keadaan Rose?" tanya Vernon. Nafasnya masih tidak teratur.
"Dia masih belum sadar dari kemarin malam" ucap Alice lirih.
"Memangnya apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa seperti ini?" tanya Mingyu.
"Maafkan aku eonnie, jika saja aku tidak membiarkan Rose pulang sendiri malam itu, ini pasti tidak akan terjadi. Maaf" Jennie menunduk.
"Jangan salahkan dirimu Jennie. Kau sama sekali tidak bersalah" Alice tersenyum sendu.
"Lalu, bolehkah kami melihat Rose sebentar?" tanya Seungcheol.
Alice mengangguk, kemudian ia mengajak kelima orang itu menemui adiknya yang masih terbaring lemah. Terlihat dua tabung oksigen yang berdiri tegak disamping Rose, serta beberapa selang yang menempel di tubuhnya. Jujur saja, itu menimbulkan rasa sakit dalam hati mereka, terutama Vernon.
"Rosie.. sadarlah" ucap Jennie dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia tidak tega melihat kondisi Rose dengan kulit pucat seperti ini.
"Iya Rose, kami kan sudah ada disini. Jika kau sembuh nanti, aku akan meneraktirmu" ucap Seungcheol, diangguki oleh Wonwoo dan Mingyu.
"Bukalah matamu Rose.. aku merindukanmu" Vernon mengusap rambut Rose perlahan.
"Lihatlah Rose, teman-temanmu ada disini. Vernon juga. Mereka sangat menyayangimu" tutur Alice.
Tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka. Terlihat dokter Kang bersama asistennya yang datang kesana. Sontak seluruh mata tertuju pada dokter itu.
"Ah.. apakah aku mengganggu kalian?" tanya dokter Kang.
"Tentu tidak" jawab Alice.
"Aku harus memeriksa keadaan Rose. Bisakah kalian keluar sebentar?" tanya dokter Kang dengan ramah.
Mereka memilih untuk keluar, membiarkan sang dokter mengecek keadaan Rose disana.
"Eonnie, kau pasti belum makan sejak kemari malam. Tolong makanlah, ayo kita pergi ke minimarket di depan sana. Aku khawatir kau juga akan sakit" ucap Jennie.
"Iya. Jennie benar. Kau harus tetap menjaga kesehatanmu" Wonwoo mengangguk.
"Tenanglah, aku dan Seungcheol akan menunggu disini. Jika kalian ingin ikut juga tidak apa-apa" ucap Mingyu.
"Baiklah, jika terjadi sesuatu hubungi saja aku". Alice pun beranjak pergi, diikuti oleh Jennie, Wonwoo dan Vernon.
~~
Setelah mereka membeli beberapa makanan, mereka duduk di sebuah kursi taman disana. Cuaca juga sedang mendung, jadi angin disana lumayan sejuk.
"Noona, bolehkah aku menanyakan satu hal padamu?" tanya Vernon yang sedari tadi dian dan kini membuka suara.
"Tanyakan saja" ucap Alice.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Rose? Kenapa dia sering pingsan tiba-tiba?".
Dua pertanyaan itu berhasil membuat Alice bingung. Tapi, mungkin ini saatnya untuk memberitahu hal yang sebenarnya.
Ia menghela nafas, lalu menatap Vernon. "Sejak kecil, Rose mengidap penyakit anemia. Namun anemia yang dideritanya, tidak seperti anemia pada umumnya. Anemia aplastik. Penyakit itu sangat langka, dan sulit disembuhkan" jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exist | [Blackpink x Seventeen] END
Romance" Rosèanne Park adalah segalanya bagiku " - Hansol Vernon Chwe