Sudah dua hari setelah Rose divonis mengalami koma, nyonya Park, Alice, Vernon, Jennie dan Wonwoo terus saja berada di samping Rose. Bahkan kini, Seungcheol juga berada disana. Tak peduli bagaimanapun kondisi mereka, yang jelas mereka sangat ingin mendampingi Rose.
"Nak, pulanglah. Bukankah kalian harus menghadiri upacara kelulusan besok? Banyak hal yang harus kalian persiapkan. Soal Rose, aku dan Alice yang akan menjaganya" ucap nyonya Park.
Vernon hanya diam mematung, menatap kearah Rose dan berharap ia segera membuka matanya.
"Vernon.. jangan seperti ini. Sudah dua hari kau tidak pulang. Mungkin ibumu khawatir. Jika terus seperti ini kau juga akan sakit" timpa Alice.
"Aku tidak peduli" jawab Vernon datar.
"Vernon, Alice benar. Ayo.. kita pulang saja" bujuk Wonwoo.
"Aku akan menghubungimu jika Rose sadar" ucap Alice.
Setelah membujuknya habis-habisan, akhirnya Vernon mau beranjak dari tempat duduknya. Mungkin berat baginya, tapi tidak mungkin juga kalau dia tidak menghadiri upacara kelulusannya.
--
Sudah beberapa hari mereka tidak menginjakkan kakinya di kampus. Mahasiswa kembali dipertemukan dalam sebuah acara yang sangat penting dalam hidup mereka. Tidak seperti biasanya, kini mereka berpakaian lebih rapi dengan stelan jas.
"Aku sangat tampan kan" ucap Seungcheol dengan percaya dirinya.
"Ya yaa.. semua pria disini terlihat sangat tampan!" ucap Jihoon.
Saat mereka melewati papan pengumuman, mereka melihat ucapan support untuk Rose.
'Cepat Sembuh Rose! Kami merindukanmu!'
'Kami mencintaimu! Kau bisa melewatinya!'
'Tuhan bersamamu! Kau akan kembali ceria seperti biasanya!'
'Kami sangat merindukan Rose'
Begitulah tulisan yang memenuhi papan pengumuman. Bahkan di bangku tempat Rose duduk, semua orang sengaja meletakkan setangkai bahkan sebuket bunga beserta ucapan dan do'a untuknya.
"Kami semua sangat merindukan Rose. Maaf tidak bisa berada disampingnya selama ini" ucap Jisoo sambil menepuk bahu Vernon.
"Seperti yang mereka katakan, Rose adalah gadis tangguh yang pernah kukenal. Ia tidak akan menyerah begitu saja" Jihoon tersenyum.
"Aku tidak menyangka, kenapa hal ini bisa terjadi padanya" Kyulkyung menunduk.
"Kita tidak pernah tahu apa rencana Tuhan. Apapun bisa saja terjadi.. sudahlah, acaranya akan dimulai. Ayo kita pergi ke aula" ajak Wonwoo.
Di aula besar, seluruh mahasiswa mendengarkan pidato yang cukup panjang. Mungkin ini menjadi bagian yang membosankan bagi seluruh mahasiswa termasuk Seungcheol. Ia hanya melampiaskan rasa bosannya dengan menjahili Jisoo atau Jihoon yang kebetulan duduk di hadapannya.
"Hari ini mejadi hari yang telah kita nantikan bersama. Membutuhkan waktu yang lama dan perjuangan yang luar biasa untuk sampai disini. Meski demikian, hari ini bukanlah akhir dari mimpi kalian. Hari ini bukan akhir dari segalanya. Hari ini adalah awal dari perjuangan yang telah lama menanti. Banyak hal yang harus kita gapai, terutama di dunia pendidikan. Satu pesan dariku untuk kalian, ingatlah satu hal bahwa mimpi tidak akan terwujud jika kau hanya memimpikannya karena kerja keras sangat diperlukan untuk mencapai mimpimu..."
Pidato tersebut selesai dalam kurun waktu 1 jam. Saat selesai, Seungcheol dan Jihoon langsung berlari keluar dengan alasan mencari udara segar.
"Apakah acara ini sudah selesai?" tanya Vernon.
"Mungkin masih ada beberapa hal lagi. Tunggulah sebentar" Wonwoo menepuk bahu Vernon.
"Sepertinya aku harus pergi bersama Jisoo eonnie dan yang lainnya. Aku harus mengambil beberapa foto dengan mereka sebagai kenang-kenangan" ucap Jennie.
"Baiklah, tapi ingat satu hal. Jangan terlalu lelah!" tegas Wonwoo, namun ia mengucapkannya dengan nada yang cukup lembut.
Kini tinggal tersisa Vernon dan Wonwoo. Jika sudah seperti ini, Wonwoo bingung harus memulai percakapan dari mana. Melihat Vernon yang terus saja menunduk dan banyak memikirkan hal.
"Wonwoo" ucap Vernon memecah keheningan.
"Hm?"
"Apa kau akan melanjutkan kuliahmu sampai S2?" Vernon menatap kearah Wonwoo.
"Ya, mungkin aku akan melanjutkan pendidikanku. Entah kenapa, rasanya aku masih belum rela meninggalkan dunia pendidikan. Aku memang masih sering bermalas-malasan saat belajar, tapi kali ini sepertinya aku harus mulai serius" jelasnya.
"Hm.. baguslah. Aku kira, hanya aku yang akan melanjutkannya"
Mungkin saat ini, diantara teman-temannya hanya Wonwoo yang akan melanjutkan pendidikannya. Ya, tak ada salahnya bukan. Bagi mereka meninggalkan dunia pendidikan memang agak sedikit berat.
••••
Alice duduk termenung di hadapan Rose yang sedang terbaring lemah. Perasaannya kini bercampur aduk. Sedih, menyesal dan marah. Namun apa gunanya semua itu?
"Alice, sudah sejak pagi kau duduk disini. Kau pasti belum makan" ucap Jun yang baru saja memasuki ruangan itu.
"Jangankan makan. Aku tidak mau meninggalkan Rose walaupun hanya satu menit" jawabnya datar.
"Aku akan meminta beberapa perawat untuk menjaganya. Ayo, kau harus makan" titah Jun.
"Aku tidak mau!" jawab Alice dengan tegas. Itu cukup membuat Jun mengurungkan niatnya untuk membujuk Alice.
"Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu ya" Jun tersenyum.
Saat pria itu melewati pintu, ia berpapasan dengan ibunya Alice. Tatapannya seolah bertanya 'ada apa', dan Jun mempersilahkan Park untuk masuk.
"Alice.." Park memegang bahu putri pertamanya itu. Alice hanya menatapnya sekilas.
Park meraih sebuah apel yang terletak di atas nakas, ia pun mengupas kulitnya lalu memberikannya pada Alice.
"Ini, makanlah" ucapnya sambil tersenyum.
"Dengar, jika Rose melihatmu terus seperti ini, apakah dia akan senang? Tentu tidak kan" lanjutnya.Alice pun menerima potongan apel itu, lalu ia memakannya.
"Terima kasih" ucap Alice datar.
"Apa yang harus aku lakukan" Alice memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Maksudmu?" tanya Park.
"Jika Rose terus saja seperti ini, aku harus bagaimana? Bagaimana jika ia benar-benar pergi?" nada bicara Alice berubah menjadi lirih.
Park sendiri bingung harus menjawab apa. Ia memilih untuk membawa Alice kedalam pelukannya. Sebuah pelukan yang tak pernah ia berikan pada kedua putrinya selama ini.
"Percayalah bahwa kita bisa melewati semuanya"
TBC~~
Maaf nih baru update:v
Cuma mau ingetin, jangan lupa kasih vote nya yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exist | [Blackpink x Seventeen] END
Romance" Rosèanne Park adalah segalanya bagiku " - Hansol Vernon Chwe