Part 19 - Titip Angin Kangen

26.9K 887 62
                                    


Kae Pov

Tak lama setelah pembicaraan tersebut, makanan pun datang bersamaan dengan pesanan Elvaron.

Kita bertiga makan dengan suasana yang sangat hening. Hanya dentingan sendok dan garpu yang tak terhenti. Belum lagi hawa dingin yang mulai menjalar nyaris membuat gue membeku duduk di antara mereka.

Elvaron yang tak lagi menanggapi, dan Kak Eza yang terdiam membeku ditempatnya mendadak jadi orang yang paling gue benci saat ini.

Padahal pertanyaan gue cuma satu.

'Who is that the lucky girl?'

Gue benci mereka yang main rahasia-rahasiaan kaya gini.
Gue benci mereka yang sama-sama bungkam.
Gue benci mereka yang ga mau kasih gue jawaban.

Kalau memang gue ga boleh tau, setidaknya jangan membicarakan sesuatu yang gue ga pernah tau apa yang terjadi diantara kalian !!

Jangan pancing rasa penasaran orang lain karena pembicaraan kalian yang berhasil membuat gue penasaran!!

Apa harus gue mengeluarkan skill stalking gue yang melebihi FBI itu demi mengobati rasa penasaran gue saat ini?

Setelah selesai makan, gue dan Kak Eza berpamitan pulang lebih dulu pada Elvaron. Selama diperjalanan pulang, kami berdua terdiam dalam keheningan dengan pemikiran masing-masing seperti sedang adu perang dingin dalam diam.

'Apa susahnya sih tinggal jawab pertanyaan gue?! Ih kesel emangnya pertanyaan gue susah banget apa sampai ga ada yang mau jawab?! kayanya anak SD aja juga bisa deh tinggal jawab gitu doang, pelit banget sih mereka ga mau ngasih tau' batin gue masih setia ngedumel

Ketika perjalanan menuju arah parkiran gue masih setia berjalan dibelakang Kak Eza sembari melamun tipis tipis.

Sampai gue tersadarkan dengan sebuah tangan yang nyaris menyentuh lengan gue.

"Don't touch me" pinta gue

"Why?" Sahutnya lalu menghadap kearah gue

"Gapapa" pinta gue

Lalu mundur beberapa senti.

"Ok.."

Dan dia melengos pergi dengan ketidak pekaan nya. Dah lah susah punya pasangan ga peka modelan begini.

🔥💕💞

Setibanya kami di hotel, Kak Eza langsung masuk kedalam kamar mandi setelah mengambil beberapa helai pakaian ganti, sedangkan gue memilih guling-gulingan dulu disofa sembari menunggu dia selesai bersih-bersih.

Ketika giliran gue tiba dan kami tidak sengaja berpapasan dari arah berlawanan.. Kak Eza berdiam diri menghadang langkah gue.

"Beri saya waktu untuk bisa cerita semuanya ke kamu Kae.."

Deg

Kak Eza menoleh tepat ke arah gue, lebih tepatnya manik matanya yang menatap gue sangat dalam penuh dengan segala macam piiran.

"Saya ga mau kamu berlarut-larut dalam kesalahpahaman, beri saya waktu sedikit lagi untuk bisa cerita ke kamu"

Gue memberanikan diri menatap manik matanya, hingga tanpa sadar gue mengigit bibir bawah gue.

"Apa ini tentang perempuan itu?" sahut gue pelan

Kak Eza mengangguk dengan sangat pelan. Bahkan gue bisa lihat sorot matanya yang mulai kabur.

The Sweet PerfectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang