Malioboro

4.1K 147 13
                                    

Setelah selesai makan siang, kami pun muter muter sekitar amplaz sambil menunggu farhan mengambil mobil. Kemudian aku membeli kopi dan jco untuk dirumah. Tak lama setelah itu, kami keluar dari mall menuju lobby.

"kamu kesini tadi naik apa bang?" tanyaku pada axel

"tadi kita naik mobil sodara ku, tapi ada sopirnya ko"

"terus dia skrg kemana ?"

"aku suruh nyusul ke malioboro aja, biar aku sama yudha naik mobilnya aan"

"ohh gitu yaudah"

Tinnn ..

Farhan pun datang, kemudian dia turun dari mobil dan duduk di belakang bareng bang yudha. Sedangkan aku duduk di sebelah bang axel yang mengemudikan mobil aan.

Sepanjang perjalanan kami semua berbincang bincang mengenai hal hal yang tidak terlalu penting.

Sesampainya di malioboro, axel langsung memarkirkan mobil di belakang toko toko. Kami melanjutkan jalan jalan dengan jalan kaki, sekalian menuju ke tempat gudeg langganan mami. Suasana malioboro masih agak sepi karna sekarang masih menunjukan pukul 14.50 wib.

Sampai di depan ruko gudeg, "yahh gudeg nya belom buka lagi"

"yaudah kita jalan jalan dulu aja yuk" ucap bang yudha

"boleh boleh, gue juga mau cari bakpia buat nanti di pavilium" ucap bang axel

"gue tau nih bang bakpia yang enak disini dimana?" aan nyeletuk

"dimana an?" tanya kak je

"ada store nya di ujung jalan ini nih, jalan kaki aja gapapa kan? Sekalian liat liat barang barang siapa tau ada yang mau di beli kan" ucap aan

"gapapa udah ayok" ucap bang yudha

Kami berempat pun jalan menyusuri jalanan malioboro. Aan dan bang yudha berada di depan sedangkan aku dan bang axel mengikuti dari belakang.

Tiba tiba bang axel menggenggam tanganku, akupun refleks nengok ke arahnya. "kenapa al? Aku gaboleh gandeng kamu ya?"

Dengan muka yang sedikit cengo aku pun menjawab,"ohh nggak ko ka gapapa hehe"

Sambil jalan, kami sambil melihat kanan kiri sekitar malioboro yang dipenuhi oleh oleh. Kami pun sempat berhenti di beberapa titik toko untuk melihat lihat saja. (liat doang beli ngga wkwkwk).

Bang axel tiba tiba berhenti di tempat pembuatan cincin dan kalung yang bisa di ukir nama. Sedangkan bang yudha dan aan masih terus berjalan dan ngga ngeh kalau aku dan bang axel berhenti. "cincin nya berapa pak ?"

Aku melihatnya hanya bisa terdiam, belum mengerti apa maksud bang axel berhenti di tempat cincin ukir ini.

"lima ribu rupiah mas, mau bikin berapa?"

"bikin dua aja, tolong di dalemnya di tulisin allana sama axelo ya pak"

"siap mas, tunggu sebentar yaa" ucap sang tukang dagang tersebut

Ku yang penasaran pun akhirnya bertanya pada axel "kamu beli ini buat apa bang?"

"nanti juga kamu tau"

"pak sama kalungnya juga deh 2 ya .. Api nanti cincin nya tolong masukin ke kalungnya aja ya"

"siap siap mas, mau pake box nya juga ngga mas ?"

"boleh deh pak, jadi berapa semuanya?"

"lima puluh ribu mas"

Kak je membuka tas yang dia bawa kemudian mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari dompetnya.

Tarunaku Lelakiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang